RSS
Container Icon

::. He Rongfeng : Dari Tuna Wisma ke Pembisnis Sukses .::

He Rongfeng
He Rongfeng, seorang pengusaha asal China baru-baru ini menjadi bahan pemberitaan ketika ia mencoba membalas budi seorang wanita yang telah mengubah hidupnya. Jutawan yang sukses berkat bisnis furnitur itu teringat akan jasa Dai Xingfen, seorang wanita pemilik kedai mi yang pernah mengulurkan bantuan tulus kepadanya saat ia masih menjadi pemuda miskin 21 tahun lalu. Sekarang setelah sukses ia ingin membalas perbuatan baik wanita tersebut dengan menawarkan bantuan dana sejumlah 1.000.000 Yuan.

Kisah pertemuan He dan Dai dimulai ketika He berusia 17 tahun. Saat itu ia mengadu nasib di kota Taizhou, Provinsi Zhejiang, Republik Rakyat Tiongkok bersama teman-temannya. Tak berhasil menemukan pekerjaan, He pun terpaksa menggelandang. Mereka mencoba bertahan hidup dengan mengemis. Menurut He keadaannya saat itu benar-benar mengenaskan.

"Saya dan dua teman saya pergi ke Taizhou untuk mencari pekerjaan, tetapi kami tidak berhasil dan akhirnya kami berkeliaran di jalan-jalan, tanpa uang sepeser pun, kelaparan, dan tanpa sepatu," tuturnya.

Saat itulah Dai Xingfen muncul. Iba melihat para pemuda ini, wanita yang mengelola kedai mi bersama suaminya tersebut lantas mengajak mereka pulang. Dai memberi mereka makan dan tempat menginap di apartemen sempit miliknya. Dia memberikan air panas untuk merendam kaki mereka yang melepuh, kemudian menelepon beberapa kenalan untuk mencarikan pekerjaan bagi para pemuda itu. Sebelum mengizinkan mereka pergi, tak lupa ia membekali mereka dengan ongkos kereta dan nasihat.

"Dia bilang tidak apa-apa tidak memiliki banyak uang, tetapi selalu berusahalah untuk menjadi orang baik," kenang He. Nasihat itu tak pernah dilupakan oleh He. Selama belasan tahun ia bergelut dalam bisnis furnitur. Jerih payahnya pun berbuah manis. Sekarang ia menjadi pengusaha sukses dan ketua perhimpunan pengusaha di kota Shenyang, provinsi Liaoning.

He Rongfeng (Kiri) dan Dai Xingfen (Tengah) beserta Suaminya

Tak pernah melupakan jasa Dai, He pun melacak kembali keberadaan penolongnya itu. Setelah bertemu lagi dengan Dai, ia pun mengucapkan terima kasih. Pertemuan kembali keduanya membuahkan derai tangis. Baik He maupun Dai sama-sama terharu. He lantas menawarinya sejumlah besar uang sebagai tanda terima kasih. "Kalau bukan karena kebaikan Dai hari itu, 21 tahun yang lalu, saya tidak akan berada di tempat saya sekarang ini," katanya.

Tetapi niat baik He itu ditolak dengan halus oleh Dai. Ia bahkan menolak saat He hendak memberinya hadiah beberapa obat-obatan dan tonikum berharga mahal. "Saya tidak mungkin mengambil uangnya karena saya tidak membantu dia untuk tujuan itu," kata Dai yang sekarang berusia 45 tahun. Ia merasa terkejut dan sangat senang He masih mengingatnya. Dan baginya itu sudah lebih dari cukup. Ia sudah cukup senang melihat He telah menjadi orang sukses.

Akhirnya sebagai tanda terima kasih He memberikan Dai dan suaminya selembar plakat besar dengan hiasan kaligrafi bertuliskan "Rasa terima kasih sebesar gunung". Untuk pemberian yang satu itu, Dai tidak menolaknya.


Sumber Dari : http://www.merdeka.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: