RSS
Container Icon

::. Isteri Bersedekah Dalam Jumlah Besar, Suami Tertegun Saat Melihat Isi Dompet Isterinya .::


Keutamaan sedekah dalam Islam dan manfaatnya rupanya luar biasa, baik di dunia apalagi di akhirat. Ada banyak Keutamaan bagi yang suka bersedekah menurut Rasulullah SAW. Seperti apa keutamaan sedekah dalam Islam itu?

Banyak orang yang meski termasuk orang mampu, tapi tidak mau bersedekah ketika tahu ada banyak orang di luar sana yang kurang mampu. Seperti kisah dari pasangan suami-istri ini, sang suami yang bernama Amin mengaku terheran-heran sekaligus takjub dengan kebiasaan sedekah dari istrinya. Bahkan ia pun pernah dibuat jengkel dan sekaligus penasaran kenapa sang istri tiap kali bersedekah dengan jumlah (uang) yang besar.


Selengkapnya silakan baca kisahnya di bawah ini, seperti dilansir dari fanspage My Media Hub:

---***---

Salam, saya ingin cerita tentang istri saya. Istri saya, orangnya biasa-biasa saja. Biasa yang berarti, biasalah. Haha!!! Suatu hari kami pergi ke pasar, isteri saya memang sudah lama tahu gemar bersedekah pada orang-orang yang membutuhkan. Hanya saja pada hari itu, saya baru melihat nilai yang dia sedekah itu.

Dia memberi Rp.150.000. Jadi, saat berada di dalam mobil, saya pun bertanya kenapa dia memberi sangat banyak? Mungkin saja orang itu (pengemis) menipu.
"Menipu atau tidak, itu urusan bapak itu dengan Allah SWT. Saya hanya ingin membantu saja,"
"Kalau betul dia susah, ada anak dan istri yang kelaparan di rumah, bagaimana?" tanyanya kembali.
"Tapi kenapa sampai Rp.150.000?" tanya saya lagi yang masih tak puas dengan jawaban pertamanya.
"Bang, saya pernah baca kalau kita mau bersedekah, latih diri ini untuk beri uang yang paling besar dalam dompet kita," jawabnya.

Saya masih tidak puas dan hanya bisa tertegun tutup mulut sebab tidak ingin bertengkar dengannya.
Tapi sejak dari itu, saya mulai memperhatikan bila dia bersedekah (lagi). Kadang-kadang Rp.150.000, pernah juga Rp.300.000, Rp 15.000 pun pernah. Setelah itu, memang saat saya buka dompetnya diam-diam, tinggal uang recehan saja.

Istri saya adalah seorang guru sekolah asrama. Anak-anak selalu ingin pinjam uang. Kadang-kadang sudah ada di depan pintu rumah, karena mau pinjam uang dan dia pun langsung memberinya. Saya seperti biasa, suka mempersoalkan kebiasaannya itu.
"Kalau mereka yang pinjam ini tak pulangkan bagaimana?"
"Biarlah, kita tolong anak orang, nanti mudah-mudahan anak kita pun jika ada masalah akan ditolong orang," jawabnya. Namun yang saya tahu tentang istri saya, rezekinya sangat lancar.

Gaji dia tidak besar-besar amat, tapi selalu cukup. Cukup untuk bagi pada ibu, ayah, adik-adik dan paman. Uang belanja rumah pun dia selalu tolong bayar meskipun saya bilang tidak usah. Pernah sekali itu kami belanja agak banyak pada bulan itu. Dia dapat bonus banyak. Alhamdulillah... Tapi uang itu pun dia belanjakan untuk orang. Keperluannya sendiri pun tidak.

Namun urusan dia juga Allah permudahkan. Dia pun menyadari hal ini. Kadang-kadang dia menangis, dia bilang karunia Allah sangat besar ia rasakan, tapi kenapa dia selalu dustakan nikmat yang Allah beri. Salat kadang-kadang ditunda-tunda, mengaji pun sehari sekali saja. Tetapi Allah tetap permudah urusannya.

Saya terharu istri saya menangis (saat menceritakan itu). Saya hanya katakan;
"Tidak apa, mari kita sama-sama coba memperbaiki diri kita. Allah SWT melihat usaha kita, Allah tahu kita berusaha dalam diri kita. Manusia hanya akan lihat hasil tetapi Allah melihat semua usaha kita,"

======= *** =======

Kesimpulannya:

  • Jangan perhitungan dalam bersedekah, InshaAllah rezeki Anda akan murah.
  • Jangan pernah menghakimi orang, mungkin di mata manusia dia tidak alim tapi ada amal baik dia yang kita tidak tahu.
  • Sayangi isteri Anda, insan yang selalu ada saat Anda terjatuh ataupun terpuruk.
  • Hargai pengorbanan mereka. Kalau merasa istri Anda tidak cukup baik, lihatlah cermin dulu.
  • Kalau rasa diri itu memang sudah baik, ubahlah istri menjadi seperti diri Anda.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Janji Suami Miskin Kepada Wanita Yang Dicintainya .::

Tidak sedikit wanita single yang berharap dapat menikah dengan pria tampan dan kaya raya. Namun sayangnya, tak semua wanita bisa mewujudkan impian tersebut. Berikut ini adalah kisah wanita yang menikahi pria Miskin yang dikutip dari TribunSolo.com

***
Wanita ini sempat memiliki seorang pacar dan mereka saling mencintai, namun akhirnya pacarnya menyakitinya dan meninggalkan luka yang mendalam ketika mereka putus. Setelah ia putus, ia sangat sedih dan kesepian, hanyalah seorang pria yang tinggal di sebelah rumahnya yang sangat memperhatikannya dan membantunya keluar dari keterpurukkan ini.



Mereka tidak saling mencintai, namun gadis itu sesaat berpikir mungkin hanya pria inilah yang tulus padanya sehingga pada akhirnya mereka memutuskan menikah. Wanita ini tidak ingin berfoto dan mengadakan pesta pernikahan karena ia merasa mereka dapat bercerai kapan saja.

Karena suaminya adalah pegawai yang miskin, mereka pada akhirnya harus bekerja keras di kota besar. Tidak ada perubahan yang terjadi setelah pernikahan mereka, mereka hanya pindah ke rumah kontrakan yang sedikit lebih besar dan harus bekerja keras setiap hari.

Suaminya setiap hari harus bekerja pukul 6 pagi sampai pukul 6 sore, sedangkan si wanita ini pergi bekerja di supermarket dengan jam kerja yang tidak tetap. Keduanya pun sangat jarang berkomunikasi. Pria ini merasa hubungan ini tidaklah sehat, ia akhirnya memutuskan membeli sebuah sepeda dan pulang ke rumah setiap istirahat siang untuk memasak dan makan bersama istrinya.

Awalnya wanita ini juga tidak tahu apa yang dilakukan suaminya, namun pada akhirnya ia pun memutuskan untuk pulang setiap siang dan memasak untuk suaminya, kemudian keduanya pergi kerja bersama. Tanpa terasa, wanita ini berulang tahun pertama kalinya sejak pernikahan mereka.



Di hari ulangtahunnya, suaminya membelikan sebuah kue tart kecil dan memberikannya sebuah buku tabungan. Isinya hanya 300 dollar saja. Ketika dia kebingungan akan hadiah ini, suaminya berkata, 

“Sejak saat ini, aku akan memberikan kamu uang tabungan 300 dollar setiap bulannya. Kerjaanmu tidak stabil, mungkin hanya cukup untuk biaya sehari-hari saja. Sekarang aku masih muda dan bisa bekerja keras, aku akan memberikan kamu sedikit uang untuk tabungan masa tuamu. Walaupun tidak banyak, aku berjanji akan terus memberikan 300 dollar setiap bulannya.”

Wanita ini tidak percaya suaminya akan berjanji seperti demikian. Ia sendiri bahkan tidak pernah memikirkan hari tuanya, namun pria ini ternyata memikirkan hal itu. Demi memenuhi janjinya, pria ini bekerja semakin giat.


Ia pun melakukan banyak pekerjaan sambilan seperti menjadi pemungun sampah di lokasi tempat tinggal mereka. Wanita ini merasa pria ini bekerja terlalu keras, namun karena kegigihannya, ia tidak mampu menghalanginya. Karena tak berdaya, dia hanya bisa menyiapkan air dan handuk untuk suaminya, dan menyiapkan beberapa butir telur baginya.

Teman-teman kerjanya merasa mereka adalah pasangan yang saling mencintai. Hidup yang datar ini tanpa terasa berlangsung selama 4 tahun. Tabungan mereka telah cukup dan akhirnya mereka membeli sebuah rumah kecil tua. Walaupun tidak mewah, namun ini adalah milik mereka sendiri.

Ketika membereskan rumah barunya, gadis ini melihat fotonya 4 tahun yang lalu. Ia tiba-tiba menyadari, selama ini hidupnya begitu bahagia. Ternyata begitu lama, ia terus hidup senang dan bahagia. Pria itu mengeluarkan buku tabungan yang ia berikan sebelumnya.

Sekarang isinya tidak hanya 300 dollar saja. 300 dollar tersebut telah bertambah berkali-kali lipat. Saat ini, ia tidak mampu menahan tangisnya. Ia pun memeluk suaminya. Ia baru menyadari, ternyata ia sudah mencintai suaminya ini tanpa ia sadari.

Cinta yang menggebu-gebu dan penuh dengan keromantisan hanya terdapat di masa mudanya saja. Menemukan seorang pria yang begitu mencintaimu dan rela menunggumu, benar-benar adalah sebuah kebahagiaan juga. Kisah yang viral di dunia maya ini dapat dijadikan pelajaran, bahwa harta dan kekayaan yang dimiliki pasangan bukanlah patokan untuk meraih kebahagiaan.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Kesetiaan Nailah binti al-Farafishah Kepada Sang Amirul Mukminin Utsman bin Affan ra .::


Zaman terus berkembang. Kesetiaan seakan menjadi barang mahal, baik dalam persahabatan, bisnis, maupun rumah tangga. Kesulitan-kesulitan kecil menjadi alasan perpecahan. Perceraian, yang pada dasarnya merupakan perkara halal yang sangat dibenci oleh Allah SWT, justru mudah dan sering kali menjadi pilihan.

Islam memberikan teladan tentang kesetiaan seorang istri kepada suaminya melalui kisah Nailah binti al-Farafishah.

Proses khitbah Utsman bin Affan RA terbilang unik. Ketika itu, Utsman telah berusia 81 tahun dan menjabat sebagai Amirul Mukminin ketiga. Nailah tampak terkejut melihat uban telah begitu banyak di rambut pria yang terkenal pemalu ini. 

Utsman pun bertanya dengan penuh kelembutan kepada Nailah, "Apakah engkau keberatan jika menikah denganku, laki-laki yang sudah sangat tua?"

Gadis belia berusia 18 tahun itu tersenyum malu-malu. Ia membalas dengan sangat hati-hati dan penuh rasa hormat. "Aku menyukai laki-laki yang lebih tua."

Utsman bin Affan RA berkata, "Tetapi usiaku telah melampaui ketuaanku."

Nailah kembali tersenyum. Ia tertunduk, lalu membalas pernyataan itu, "Masa mudamu telah engkau habiskan bersama Rasulullah SAW. Itu membuatku merasa beruntung dan itu lebih dari segala-galanya."

Jawaban ini sangat menyentuh hati Utsman bin Affan RA. Mereka pun menikah di Madinah. Dari pernikahan tersebut, lahir seorang putri bernama Maryam binti Utsman.
Dengan kecerdasannya dan didikan Utsman bin Affan RA, Nailah tumbuh menjadi istri yang taat dan penyayang. Suatu hari, badai pemberontakan menghantam Madinah. Ribuan orang yang memendam kedengkian kepada Utsman bin Affan RA datang menuntut sang khalifah. Mereka datang dengan membawa pedang, menginginkan nyawa sahabat Rasulullah SAW ini.

Pasukan itu mengepung rumah Utsman bin Affan RA. Tak lari, Nailah menghadapi serangan itu dan terus menemani Utsman. Ia membesarkan jiwa kekasihnya dan melingkupinya dengan kasih sayang.

Tak tahan sekadar mengepung dan menunggu, dua orang laki-laki akhirnya masuk ke dalam rumah Utsman bin Affan RA. Dalam keadaan seperti itu, Nailah melihat keluar dan melepaskan kerudungnya. Ia berharap para lelaki itu masih memiliki keimanan dalam hatinya dan akan memalingkan wajah meninggalkan mereka.


Utsman bin Affan RA melihat apa yang dilakukan istrinya dan segera menegurnya. "Nailah, tutuplah rambutmu itu dengan kerudung. Demi Allah, lebih mudah bagiku untuk membiarkannya masuk daripada engkau berbuat haram dengan membiarkan rambutmu terurai," kata Utsman.

Kedua laki-laki itu akhirnya berhasil masuk ke rumah dan sampai di hadapan Utsman dan istrinya. Seorang di antara mereka mengayunkan pedangnya kepada Utsman bin Affan RA. Dengan keberaniannya, Nailah menahan tebasan pedang tersebut hingga beberapa jari-jarinya yang sangat indah terputus.

Bagi Nailah, keselamatan suaminya menjadi prioritas utama. Ia tak peduli jika harus berkorban nyawa. Walaupun begitu, Nailah adalah seorang perempuan yang sangat lembut. Ia merasakan sakit yang luar biasa di ujung-ujung jarinya yang terputus. Ia menjerit, memanggil pembantu laki-lakinya yang bernama Rabah.

Lelaki satunya ikut mengayunkan pedangnya ke arah Utsman bin Affan RA. Lagi-lagi Nailah menahan tebasan pedang dengan tangannya yang masih utuh. Beberapa jarinya yang indah terputus.

Jeritan Nailah tak mampu meluluhkan hati penyerang yang telah dibutakan oleh kebencian. Tindakan Nailah justru membuat dia bersikap lebih kejam. Ia mencabut jenggot Utsman bin Affan RA, memukul kepalanya, lalu menikamnya. Utsman bin Affan RA diperlakukan begitu keji.

Para pemberontak bagai kesetanan. Ketika pedang sudah disabetkan ke Utsman, Nailah dengan kedua tangan yang tak sempurna memeluk suaminya. Ia bersama putri mereka menutupi tubuh Utsman untuk memberikan perlindungan.

Para pemberontak makin membabi buta. Nailah dan putrinya menjadi bulan-bulanan, menjadi luapan amarah. Mereka dipukul dan diinjak. Nailah yang kesakitan pun berkata, "Sungguh, kalian telah membunuhnya, padahal dia telah menghidupkan malam dengan Al qur'an dalam rangkaian rakaat." Suara Nailah tak lagi dianggap. Kebencian, nafsu, dan rayuan setan menyatu dalam diri pemberontak. Seseorang menyabetkan pedangnya tanpa peduli Utsman sedang memegang Alquran. Darah mengucur, menetes jatuh. Surah al-Baqarah ayat 137 berbunyi, "Maka Allah memelihara engkau dari mereka."

Nailah memanjatkan do'a kepada Allah SWT, "Semoga Allah menjadikan tanganmu kering, membutakan matamu, dan tidak ada ampunan atas dosa-dosamu."

Utsman bin Affan RA pun wafat di tangan para pemberontak. Sepeninggal Utsman, Muawiyah bin Abu Sufyan datang kepada Nailah dan melamarnya. Nailah menolak pinangan tersebut. Muawiyah bertanya, apa gerangan yang membuat Nailah menolak dia.

"Aku melihat kesedihan ini menyelimutiku seperti pakaian yang menyelimuti diri ini. Aku takut kesedihanku atas Utsman bin Affan ini akan terulang kepada orang lain seperti dia. Ini tidak akan terjadi lagi." kata Nailah.

"Tidak mungkin ada seorang pun yang mampu menggantikan kedudukan Utsman di dalam hatiku," kata Nailah lagi. 


Nailah wafat sebagai mujahidah, tameng, dan pembela sang Amirul Mukminin ketiga. Ia menjadi istri setia, bahkan setelah suaminya meninggal dunia. Mencintai bagi Nailah bukan sekadar romantisme penuh kebahagiaan.

Ia tulus menerima kekurangan suaminya yang telah uzur dan rela mempertaruhkan dirinya. Ia juga tak menafikan keindahan cinta dan ajaran yang pernah diberikan Utsman bin Affan RA. Nailah menyadari, mencintai adalah pekerjaan yang sakral, berat, penuh godaan dan rintangan. Namun, hanya sedikit orang yang menyadari hal ini dan terus bertahan.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. K'tut Tantri : Wartawan Amerika Yang Berjuang Memerdekakan Indonesia .::

Menelusuri sejarah kemerdekaan, ingatan otomatis akan menggiring kita pada deretan nama pahlawan nasional seperti Sukarno, Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Mohammad Natsir, dan banyak lagi. Dedikasi mereka diulas melalui berbagai media, mulai dari tulisan hingga film.

Meski demikian, ada yang nyaris luput dari benak kita sebagai sebuah bangsa. Bahwa dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia, sejumlah orang asing turut menyumbangkan harta, pikiran, dan tenaga, bahkan menyabung nyawa.

Nama orang-orang asing itu memang hampir tak tercatat dalam buku pelajaran sejarah, namun sumbangsih mereka tak terbantah. Jauh dari gelar pahlawan, mereka justru memainkan peran yang tak kalah signifikan dengan patriot lokal. Dan kali ini, saya mengangkat kisah Muriel Stuart Walker atau yang kelak dikenal sebagai K'tut Tantri

Muriel Stuart Walker (K'tut Tantri)

Dari Negeri Paman Sam ke Bali

Seperti dikutip dari Independent, K'tut Tantri lahir di Glasgow, Skotlandia pada 18 Februari 1899. Ia adalah anak satu-satunya dari pasangan James Hay Stuart Walker dan Laura Helen Quayle. Setelah Perang Dunia I, bersama sang ibu, ia pindah ke California, Amerika Serikat (AS). Kelak di Negeri Paman Sam, Tantri bekerja sebagai penulis naskah dan antara 1930 hingga 1932 ia menikah dengan Karl Jenning Pearson.

Tantri memutuskan pindah ke Bali setelah ia menonton film berjudul, "Bali, The Last Paradise". Hal itu ia ungkapkan gamblang dalam bukunya, "Revolt in Paradise" yang terbit pada 1960.

"Pada suatu sore saat hujan rintik-rintik, saya berjalan di Hollywood Boulevard, saya berhenti di depan sebuah gedung bioskop kecil yang memutar film asing, mendadak saya memutuskan untuk masuk. Film asing tersebut berjudul "Bali, The Last Paradise". Saya menjadi terpesona," tulis Tantri.

"Sebuah film yang menunjukkan contoh kehidupan penduduk yang cinta damai, penuh rasa syukur, cinta, dan keindahan. Ya, saya merasa telah menemukan kembali hidup saya. Saya merasa telah menemukan tempat di mana saya ingin tinggal," ujar dia dalam bukunya.

Selang beberapa bulan kemudian, Tantri tiba di Pulau Dewata. Kala itu ia bersumpah mobil yang dikendarainya hanya akan berhenti jika sudah kehabisan bensin dan kelak ia akan tinggal di tempat pemberhentian terakhirnya itu.

Ternyata mobil Tantri kehabisan bensin di depan sebuah istana raja yang pada awalnya ia yakini adalah pura. Dengan langkah hati-hati ia memasuki tempat itu dan tak berapa lama kemudian perempuan itu diangkat sebagai anak keempat oleh Raja Bangli Anak Agung Gede --sejumlah sumber menyebut ia menyamarkan nama asli sang raja.

Tantri menetap di Bali sejak 1934 dan ketika Jepang mendarat di Pulau Dewata, ia berhasil melarikan diri ke Surabaya. Di kota inilah ia mulai membangun hubungan dengan para pejuang kemerdekaan.


Peran Tantri Dalam Mewujudkan Kemerdekaan Indonesia

Di Surabaya, Tantri bergabung dengan radio yang dioperasikan para pejuang pimpinan Sutomo atau akrab disapa Bung Tomo. Dan ketika pecah pertempuran hebat pada 10 November 1945, tanpa gentar, Tantri berpidato dalam bahasa Inggris sementara hujan bom dan peluru mortir terjadi di sekeliling pemancar radio.
"Aku akan tetap dengan rakyat Indonesia, kalah atau menang. Sebagai perempuan Inggris barangkali aku dapat mengimbangi perbuatan sewenang-wenang yang dilakukan kaum sebangsaku dengan berbagai jalan yang bisa kukerjakan," tulisnya dalam "Revolt in Paradise".

Pilihannya untuk bergabung dalam perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan itu membuat kalangan pers internasional menjulukinya "Surabaya Sue" atau penggugat dari Surabaya. Ia diketahui mulai akrab dengan dunia politik setelah menjalani diskusi intens dengan Anak Agung Nura -- putra tertua raja yang mengangkatnya sebagai anak.

Menyadari dirinya menjadi target Jepang, Tantri  memutuskan sembunyi di Solo. Namun nahas, keberadaanya diketahui Jepang dan akhirnya ia pun ditahan Kempetai --satuan polisi militer Jepang.

Perempuan itu dibawa ke sebuah penjara di daerah Kediri. Kondisi selnya sangat memprihatinkan di mana tempat tidurnya hanya beralaskan tikar kotor, bantal yang terbuat dari merang sudah menjadi sarang bagi kutu busuk, sementara berfungsi sebagai jamban adalah lubang di tanah dengan seember air kotor di sampingnya.

Tantri hanya diberi makan dua hari sekali, itu pun hanya segenggam nasi dengan garam. Hasilnya, berat badannya turun 5 kilogram dalam minggu pertama. Kelaparan dan kejorokan memang menjadi senjata andalan Jepang ketika itu. Ini ditujukan untuk mematahkan semangat para tahanan sehingga mereka mau memberi informasi yang dibutuhkan.

Kendati mengalami bertubi-tubi penyiksaan bahkan nyaris dieksekusi, Tantri memilih tetap bungkam ketika disodori pertanyaan terkait dengan aktivitas bawah tanahnya. Dan setelah ditahan kurang lebih selama tiga minggu, ia pun dibebaskan.

Pasca-kebebasannya, ia diberi dua pilihan. Kembali ke negerinya dengan jaminan pengamanan tentara Indonesia atau bergabung dengan para pejuang. Tantri memilih opsi kedua.

Pada satu waktu, ia diculik oleh sebuah faksi tentara Indonesia dan diminta untuk siaran di "radio gelap" yang mereka kelola. Namun ia berhasil dibebaskan oleh pasukan Bung Tomo.

Tampak Bung Sjahrir Sedang Berbicara Dengan K'tut Tantri

Ketika pemerintahan Indonesia pindah ke Yogyakarta, ia pun bergabung sebagai penyiar di Voice of Free Indonesia era 1946-1947. Dan ia dilaporkan pernah menjadi mata-mata yang berhasil menjebak sekelompok pengkhianat.

Mara bahaya senantiasa mengincar Tantri. Sementara ketenaran dan kerelaannya untuk berkorban membuatnya menjadi rebutan sejumlah faksi politik. Ia diutus oleh pemerintah Indonesia ke sebuah konferensi pers yang dihadiri wartawan dan koresponden kantor berita dan media massa asing untuk mengisahkan bagaimana rakyat begitu bersemangat mendukung perjuangan kemerdekaan.

Berbeda dengan propaganda Belanda yang menyebutkan bahwa pemerintahan Sukarno - Hatta tak mendapat dukungan.

Tantri juga pernah dikirim ke Singapura dan Australia dalam rangka menggalang solidaritas internasional. Tanpa visa ataupun paspor dan dengan hanya bermodal kapal tua yang dinakhodai seorang pria berkebangsaan Inggris, ia berhasil lolos dari blokade laut Belanda.

Dari Singapura ia bergerak ke Belanda demi menggalang dana dan melakukan propaganda. Ia berhasil, sebuah demonstrasi mahasiswa terjadi di perwakilan pemerintahan Belanda di Negeri Kanguru itu.


Menulis pidato untuk Bung Karno

Sang Penggugat dari Surabaya itu tercatat sebagai orang yang menulis pidato bahasa Inggris pertama Bung Karno. Ketika itu ia mengaku diperintahkan oleh Ali Sastroamidjojo.

Merasa tak berpengalaman dalam urusan tulis menulis pidato politik terlebih setingkat kepala negara, awalnya Tantri menolak permintaan itu. Ia pun mengatakan, Sukarno sebenarnya lancar berbahasa Inggris.

"Namun itu pidato radionya yang pertama dalam bahasa Inggris," jelas Tantri.

Mungkin Sukarno berpendapat akan jauh lebih baik apabila pidatonya ditulis oleh seseorang yang memiliki bahasa Inggris sebagai bahasa ibu.

"Aku pun memusatkan pikiran, berusaha mengingat-ingat tulisan dan ucapan tokoh-tokoh demokrasi Amerika," ungkap perempuan yang berhasil merumuskan pemikiran dari Thomas Paine, Jefferson, Abraham Lincoln, dan sejumlah negarawan AS lainnya ini.

Diklaim Tantri, pidato yang ditulisnya sukses besar. Gaya orasi Bung Karno ia gambarkan, telah memberikan makna mendalam bagi siapa saja yang mendengarnya.

"Aku sangat terharu ketika mendengar suara Bung Karno yang berat dan penuh perasaan membaca naskahku," ujarnya.

K'tut Tantri menetap di Indonesia selama 15 tahun, sejak 1932 hingga 1947. November 1998, pemerintah Indonesia mengganjarnya dengan Bintang Mahaputra Nararya atas jasanya sebagai wartawan sekaligus pegawai di Kementerian Penerangan pada 1950.

Tantri yang juga memiliki darah bangsa Viking --sehingga dikenal sebagai pemberani dan gemar petualangan-- tutup usia pada Minggu 27 Juli 1997. Perempuan yang perjalanan hidupnya akan segera difilmkan itu, meninggal dunia di sebuah panti jompo di pinggiran Kota Sydney, Australia, di mana ia menjadi permanen resident sejak 1985.

Perempuan yang disebut sebagai salah satu perintis hubungan persahabatan Indonesia - Australia itu memang tak pernah mengangkat senjata atau tutup usia sebagai warga negara Indonesia. K'tut Tantri justru memanfaatkan identitasnya sebagai orang asing berbahasa Inggris untuk mengambil peran dalam ranah diplomasi yang mengedepankan komunikasi dan jelas apa yang dilakukannya itu penuh risiko.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Ali Banat : Kanker Stadium 4 Yang Membawahnya Hijrah Ke Jalan Allah SWT .::


Ali Banat
Nama pemuda tersebut adalah Ali Banat, Seorang pemuda muslim dari Australia yg hidup dalam kesuksesan & penuh dengan kemewahan. Akan tetapi akhir-akhir ini kehidupannya berubah drastis. Penyebabnya adalah dokter memvonis dia menderita penyakit Kanker Stadium 4 & diperkirakan bahwasanya dia tidak akan hidup lebih dari 7 bln.

Setelah mengetahui itu, Ali pun benar-benar berubah & menjadi orang yg berbeda. Dirinya meninggalkan seluruh Bisnisnya yang sudah sukses serta membuang jauh-jauh kehidupan glamornya, lalu berhijrah menjalani hidup dengan sederhana untuk mengabdikan sisa hidupnya di jalan Allah SWT.

Ketika di tanya seorang Syeikh tentang kehidupannya, dia menjawab

“Allah telah memberiku Hadiah, Alhamdulillah, Dengan menghadiahkan Sakit Kanker pada Setiap tubuhku, seterusnya, aku Bertekad buat merubah Hidupku dengan cara Sempurna untuk Orang Fakir.”

Ketika Syeikh itu menanyakan kembali, Mengapa engkau namai penyakit ini dengan Hadiah ? Kemudian Ali menjawab

“Alhamdulillah, Saya anggap ini Hadiah Karena…” Ia terdiam sambil menangis, Lalu melanjutkan jawabannya “Alhamdulillah, Aku anggap ini hadiah karena Allah SWT masih memberikan kesempatan kepadaku buat berubah.”

Penyakit kanker ini membuka matanya utk hal yang sangat kecil sekalipun seperti menghirup udara segar, karena sebelum dia mengidap kanker menganggap nikmat ini hanyalah sebuah hal yang remeh.

Saat Ali mendengar bahwa dia terkena Kanker, dia langsung menyedekahkan mobil & jam tangan mewahnya, sampai baju-bajunya yang mahal untuk orang-orang di negeri miskin, dia ingin meninggalkan Kelezatan Dunia ini tidak dengan sisapun.

Syaikh tersebut sebelumnya tidak mengetahui kemewahan yg dimiliki oleh Ali kecuali setelah beliau memasuki kamarnya. Ali memperlihatkan sebuah gelang berlian yang harganya US$60.000, & Syaikh tersebut seperti terkejut ketika mendengarnya.

Kamarnya dipenuhi oleh barang-barang mewah, mahal & bermerek, sebuah sepatu saja harganya $1300, bahkan utk sebuah sandal toilet pula dia rela membayar $700, & pun kamarnya dipenuhi oleh Assesoris lainnya, seperti kaca mata dari berbagai macam merek & topi yang bermerek pula.

Ali sudah meninggalkan dunia yg dulu pernah terikat padanya & tidak ada lagi bagian dari hatinya untuk menampung Dunia.

Syaikh itu keluar, Setelah Itu beliau menanyakan sambil menunjuk ke Arah Mobil Ferrari yang Harganya $600.000 “Wahai Ali, apa yg engkau Rasakan ketika melihat ini?”

Dengan santai, Ali Menjawab "Bermimpi untuk menyupir ini, tidak pernah terbetik dalam Benakku lagi, saya tidak ingin melakukan ini kembali”

“Setelah dikabarkan bahwasanya engkau sakit & tak bisa hidup lama lagi, Demi Allah ini adalah Akhir dari minat kamu, Sudah seharusnya kita Hidup tak Mewah” Sambung Ali

Kemudian Syaikh bertanya lagi, "“Akan tetapi orang-orang ingin menaikinya, mau memilikinya, & mau Mengendarainya ?”

Ali Menjawab "Demi Allah, mereka sudah berharap tujuan yang salah & mereka tak mau tahu, kecuali ketika telah ditimpa penyakit yang dapat menghabiskan masa hidup mereka, Waktu mereka tahu bahwa semua ini tidaklah bermanfaat untuk mereka”

Ketika Syaikh tanya berapa harga mobil itu di hatimu, dengan mudah Ali menjawab,
“Ini tidaklah berharga seperti harga sandal toilet yang aku Hadiahkan untuk anak Fakir Afrika, Demi Allah, Senyum anak itu karena Sandal tersebut sama dengan harga semua Mobil ini, Wallahil A’adziim”

Waktu Ini Ali sudah mengabdikan kehidupan & hartanya untuk membantu orang-orang Fakir, sesudah perjalanannya ke Afrika, ia sudah membangun suatu Yayasan yang dikasih nama “Muslim Around the World Project”, Maka sudah sempurna pembangunan Tempat Ibadah & Sekolah agar jadi sedekah jariyah yang bermanfaat baginya sesudah meninggal dunia nanti.

Ali bercerita kepada Syaikh itu, bahwasanya itu semua dimulai saat beliau berziarah ke kuburan temannya yang meninggal lantaran penyakit kanker pula, dirinya terduduk di sebelah kuburan temannya, kemudian beliau mulai berpikir akan kondisi ia nanti, dikarenakan sesudah kita meninggal, tidak ada yg bersama kita, tak ada yang disampingmu, tidak ada Ibu, Ayah, Saudara & Saudari, kecuali amalanmu, hingga duitmu tidak akan bermanfaat untukmu, karena yang akan tinggal bersama ialah Sedekah.

Tidak ada satupun yg mampu menolongmu, dimulai dari asa Kuburmu sampai engkau berjumpa dengan Allah SWT.

Layaknya dirinya mendalami nyata-nyatanya kematian, Ali menghabiskan sebahagian akbar waktunya untuk bersiap diri bertemu bersama sang Maha Pencipta, Allah SWT.

Selanjutnya Syaikh membawakan satu buah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari & Muslim, “Siapa yang Cinta untuk berjumpa bersama Allah, sehingga Allah bakal Cinta untuk berjumpa dengannya & barang siapa yang benci untuk berjumpa bersama Allah, sehingga Allah benci untuk berjumpa dengannya”

“Apakah engkau menyukai bertemu dgn Allah ?” Tanya Syaikh terhadap Ali.


Ali serta Menjawab “Bersama dikarenakan kanker ini, satu orang menyarankanku buat membawa obat tertentu, yang akan meringankan rasa sakit & Subhanallah obatnya sangat kuat sekali, saya minum dari dosis wajar, saya hilang kesadaran & seperti masuk ke Alam lain & saya tak tahu berada di mana. Hal itu sangat menyakitkan & Subhanallah, saya menyaksikan banyak hal yang belum sempat saya perhatikan pada awal mulanya. Dan Keluargaku duduk di sebelahku & saya di ambang kematian. Dan menunjukkan Jari ke Langit, Saya bicara “ Ya Allah.. Ambillah aku”

“Aku Melihat hal yg indah sekali, Maka membuatku menginginkan buat Meninggal.. Esoknya.. Subhanallah, Saya terbangun & saya heran, ternyata Allah SWT belum mengambilku” Jawab Ali dengan suara yang bercampur dengan tangisan.


Di akhir pertemuan, Syaikh berdoa pada Allah SWT Supaya mensucikannya, menyembuhkannya & memanjangkan umurnya, dan pula Syaikh berdoa pada Allah buat membalas kebaikannya & memberinya Surga Firdaus yang paling tinggi. Aminnn... Aminnn... Aminnn Yarobbal Aalamin


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Akhir Dari Cinta Seorang Pria Yang Penuh Pengorbanan .::


Cerita cinta ini terjadi di kota Bandung, di kota inilah kisah cinta itu terjadi. Suatu hari seorang pemuda yang baru lulus di sebuah SMA di kota Tasikmalaya, akan merantau untuk mencari kerja di kota besar. Dia berencana pergi ke Bandung dimana kota besar tersebut penduduknya masih satu suku dengannya yaitu suku sunda. 

Dia pamit kepada kedua orang tuanya untuk mencari kerja. Kedua orang tuanya tidak bisa memberikan uang yang cukup untuk modal dia pergi merantau, tetapi pria baik ini memiliki tabungan yang cukup untuk dibawa ke Bandung sebagai modalnya hidup disana selama belum mendapatkan perkejaan. Akhirnya dia pergi dengan membawa modal pas-pasan dan ijazah SMA yang baru dia dapatkan dari sekolahnya itu.

Andi, itulah nama pemuda yang baik ini. Selama satu minggu di Bandung dia masih belum mendapatkan panggilan kerja dari beberapa perusahaan yang sudah dia lamar. Karena tahu uangnya sudah mulai menipis untuk makan dan membayar kostan, akhirnya dia melamar ke sebuah toko buku untuk sementara untuk menjadi seorang office boy alias cleaning service. 

Satu bulan dia bekerja di toko buku yang kecil tersebut, dia mendapatkan gaji pertamanya yang bisa dibilang sangat minim. Nasib bagus menghampiri Andi, dia tidak lagi menjadi cleaning service karena pemilik toko mengangkatnya menjadi pegawai disana. Meskipun pegawai di toko buku tersebut gajinya masih kecil, Andi tetap bersyukur karena ada peningkatan dari cleaning sevice menjadi penjaga toko.

Suatu hari, Andi mendapatkan panggilan di sebuah perusahaan ekspedisi yang pernah dia lamar. Akhirnya Andi memutuskan untuk meninggalkan toko buku tersebut dan berpindah menjadi kurir di perusahaan yang memanggilnya itu. Meskipun demikian, tetap saja gaji dari kurir tidaklah seberapa. “Yang penting gaji nya mencukupi untuk makan dan hidup disini, aku sudah bersyukur” itulah yang selalu ada di benak Andi. 

Hingga pada satu waktu Andi diperintahkan untuk mengantarkan sebuah paket ke toko emas. Di toko tersebut Andi melihat salah satu pegawai toko emas tersebut yang sangat cantik dan menawan. Andi begitu menyukainya, akhirnya Andi mendekati wanita tersebut dan mengajak kenalan. Namun wanita itu merasa bahwa Andi tidak satu level dengannya, dia berfikir bagaimana bisa seorang kurir memberikan kebahagiaan kepadanya. Tetapi Andi tetap tidak menyerah untuk mendekati wanita tersebut.

Andi memiliki salah satu sahabat di tempatnya bekerja. Dia mencurahkan isi hatinya bahwa dia sedang jatuh cinta kepada seorang pegawai toko emas. Karena sahabatnya itu masih seumuran dengan Andi yang masih muda, akhirnya sahabatnya itu memberikan semangat untuk Andi agar dia tidak menyerah untuk mendekatinya. Mendengar dukungan dari sahabatnya, akhirnya Andi pergi ke toko emas itu lagi saat jadwal kerjanya sedang libur. 

Andi bertemu kembali untuk berbincang-bincang dan meminta no HP wanita tersebut. Tetapi sayangnya usaha Andi untuk meminta no HP masih gagal. Minggu depannya saat libur, Andi kembali ke toko emas tersebut dan tetap merayu wanita itu. Akhirnya wanita itu mau memberikan no HP kepada Andi karena dia sudah bosan dengan datangnya Andi yang sering meminta-minta no HP nya itu. 

Begitu senang Andi mendapatkan kontak wanita tersebut. Setiap hari Andi berkomunikasi dan bertanya-tanya tentangnya lewat HP, meskipun jawaban dari wanita itu sangatlah jutek, singakat, dan membosankan, tetapi Andi sangat senang karena wanita yang dia sukainya itu mau meluangkan waktunya untuk sekedar membalas SMS Andi.

Satu bulan pendekatan, Andi bertekad untuk datang ke toko emas lagi. Kali ini dia berniat untuk menembak wanita tersebut menjadi kekasihnya. Setelah sampai di toko emas, Andi langsung berkata kepada wanita itu “Kita sudah satu bulan lebih kenal, setiap hari juga kita sudah saling tahu kegiatan kita masing-masing. Maukah kamu menjadi pacarku? Dari awal bertemu aku sangat mencintaimu” begitu yang Andi ucapkan kepada wanita itu. Namun respon wanita itu sangat tidak menyenangkan, wanita itu dengan ketusnya menjawab “Oke, aku akan pertimbangkan mau menerima kamu atau tidak apabila kamu bisa membelikan salah satu cincin yang ada di toko ini”.

Mendengar jawaban tersebut Andi sangat kecewa. Tetapi Andi tidak menyerah untuk mengambil hati wanita itu. Karena Andi benar-benar menyukai wanita itu, Andi dengan sengaja menabung untuk membeli salah satu cincin untuk diberikan kepada wanita yang dia cintainya itu. Setiap hari Andi hanya makan satu kali agar uangnya terkumpul dengan cepat. Setelah 3 bulan Andi tersiksa kekurangan makan, akhirnya dia kembali ke toko emas itu dengan membawa sebuah boneka. Dengan penuh senyuman Andi memberikan boneka tersebut, tetapi sayangnya si wanita berkata “Kamu ini bagaimana sih? Aku kan minta cincin bukan boneka! 3 bulan ini kamu menghilang, dan sekarang datang lagi dengan boneka yang lusuh ini?”. 

Kemudian wanita itu melemparkan boneka tersebut ke jalan. Andi merasa sangat sedih, lalu dia mengambil boneka itu dengan maksud agar boneka itu tidak terlindas oleh mobil atau motor. Tetapi siapa sangka, saat Andi mengambil boneka itu justru dirinya yang tertabrak sebuah mobil. Mobil yang menabraknya kabur, dan wanita itu menghampiri Andi yang sudah terbaring dijalan. Sambil menangis, wanita itu membangunkan Andi. Namun Andi sudah pergi untuk selamanya, wanita itupun mengambil bonekanya. Tiba-tiba boneka itu bersuara “Hei, maukah kamu menjadi pacar aku sekarang?”. Ternyata suara boneka itu adalah suara Andi yang sudah dia rekam. Dan dibalik boneka itu terdapat sebuah surat yang berisi 


“Aku tahu, meskipun aku sudah membelikan sebuah cincin di toko emas tempat kamu bekerja kamu tetap tidak akan menerimaku. Aku sadar diri kok, dan aku membelikan salah satu cincin yang lebih indah hasil dari keringatku selama 3 bulan ini. Aku melakukan semua ini untuk kejutan, dan agar kamu tahu betapa aku mencintaimu”

Dan kemudian jatuhlah sebuah cincin emas putih yang sangat indah dari boneka itu. Wanita itupun menangis sambil memeluk Andi, dia merasa bersalah dan menyesal karena telah menyia-nyiakan seseorang yang benar-benar mencintainya. Kini dia sadar, bahwa cinta itu tidak dapat diukur oleh materi, melainkan pengorbanan.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS