RSS
Container Icon

::. Buah dari Kesabaran Seorang Suami .::

“Dan bergaullah kalian dengan mereka (para istri) secara patut. Kemudian bila kalian tidak menyukai mereka (maka bersabarlah) karena mungkin kalian tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan pada dirinya kebaikan yang banyak.” (QS : An-Nisa ayat 19)

Al Imam Al Hafizh Adz Dzahabi menghikayatkan satu kisah dalam kitabnya Al Kabair yang mungkin bisa menjadi renungan dan pelajaran bagi para suami. Disebutkan ada seorang yang shalih memiliki saudara fillah (seagama) dari kalangan orang shalih pula. Saudaranya ini menziarahinya setahun sekali. Suatu ketika saudaranya ini mengetuk pintu rumahnya. Berkatalah istri orang shalih tersebut : “Siapa”?


“Saudara suamimu fillah datang untuk menziarahinya,” jawab si pengetuk pintu.

“Dia pergi mencari kayu bakar, semoga Allah tidak mengembalikannya (ke rumah ini), semoga dia tidak selamat,” kata istri orang shalih tersebut dan wanita ini terus mencaci-maki suaminya.

Ketika saudara fillah ini tengah berdiri di depan pintu, tiba-tiba orang shalih itu dating dari arah gunung dalam keadaan menuntun singa yang memikul kayu bakar di punggungnya. Orang shalih ini pun mengucapkan salam dan menyatakan selamat datang (marhaban) kepada saudaranya fillah. Setelahnya ia masuk ke dalam rumah dan memasukkan pula kayu bakarnya. Lalu Ia berkata kepada singa tersebut : “Pergilah, barokallohu fiik (semoga Alloh memberkahimu).”

Lalu saudaranya dipersilakan masuk ke rumahnya sementara istrinya masih terus mencaci-maki dirinya. Namun tak satu kata pun terucap darinya untuk membalas cercaan istrinya.

Pada tahun berikutnya, sebagaimana kebiasaannya saudara fillah ini kembali menziarahi orang shalih tersebut. Ia mengetuk pintu dan terdengar suara istri orang shalih tersebut : “Siapa di balik pintu?”

“Fulan, saudara suamimu fillah,” jawabnya.

“Marhaban, ahlan wa sahlan, tunggulah. Silakan duduk di tempat yang telah disediakan, suamiku akan datang insya Allah dengan kebaikan dan keselamatan,” kata istri orang shalih tersebut.

Saudara fillah ini pun kagum dengan kesantunan ucapan dan adab istri orang shalih tersebut. Tiba-tiba orang shalih tersebut datang dengan memikul kayu bakar di atas punggungnya, saudara fillah ini pun heran dengan apa yang dilihatnya. Orang shalih itu mendatanginya seraya mengucapkan salam dan masuk ke rumahnya beserta tamu tahunannya. Istrinya lalu menghidangkan makanan bagi keduanya dan dengan ucapan yang baik ia mempersilakan keduanya menyantap hidangan yang tersedia.

Ketika saudara fillah ini hendak permisi pulang ia berkata, “Wahai saudaraku, beritahulah kepadaku tentang apa yang akan kutanyakan kepadamu.”

“Apa itu wahai saudaraku?” tanya orang shalih tersebut.

Saudara fillah ini berkata, “Pada tahun yang lalu ketika aku mendatangimu, aku mendengar ucapan seorang wanita yang jelek lisannya, mengucapkan kata-kata yang tidak baik dan kurang adab. Wanita itu banyak melaknat. Dalam kesempatan itu aku juga melihatmu datang dari arah gunung sementara kayu bakarmu berada di atas punggung seekor singa yang tunduk di hadapanmu. Pada tahun ini aku mendengar ucapan yang bagus dari istrimu, tanpa ada celaan dari lisannya, namun aku melihatmu memikul sendiri kayu bakar di atas punggungmu. Apakah sebabnya?”

Orang shalih ini berkata, “Wahai saudaraku, istriku yang jelek akhlaqnya itu telah meninggal. Aku dulu bersabar menerima akhlaqnya dan apapun yang muncul darinya. Aku hidup bersamanya dalam kepayahan, namun aku berusaha sabar. Karena kesabaranku menghadapi istriku, Allah menundukkan untukku seekor singa yang engkau lihat ia memikulkan kayu bakarku. Ketika istriku itu meninggal, aku pun menikahi yang shalihah ini dan hidupku bahagia bersamanya. Maka singa itu tidak pernah datang lagi membantuku hingga aku harus memikul sendiri kayu bakar di atas punggungku, karena aku sudah hidup bahagia bersama istriku yang diberkahi lagi taat.” (Al Kabair, hal. 195-196)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Qian Hongyan, Semangat si Bocah Cacat .::

Ujian yang mahaberat, jika disikapi dengan pikiran terbuka dan jiwa yang lapang, bisa mengobarkan semangat perjuangan yang tak gampang padam. Dan, semangat itulah yang dikobarkan seorang bocah bernama Qian Hongyan. 

Kita memang kadang perlu belajar dari seorang bocah. Jika kita ingat kembali, semangat sebagai anak-anak sangat kuat untuk menerjang semua halangan dan tantangan. Satu contoh nyata adalah saat kita belajar berjalan. Meski jatuh berkali-kali, sebagai seorang bocah kita tentunya terus berusaha hingga benar-benar bisa berjalan seperti saat ini.

Dan, semangat ala bocah inilah yang-barangkali-mampu menjadi "bara api" yang terus menyala di tengah gelap dan kerasnya ujian bagi sesosok anak berusia belasan dari negeri China, Qian Hongyan. Ujian yang menimpa Qian memang sangat berat. Betapa tidak, di usianya yang masih sangat dini-tiga tahun (tepatnya pada bulan Oktober 2000)-ia mengalami kecelakaan fatal yang mengakibatkan separuh tubuhnya hingga batas pinggang harus diamputasi.


Kondisi itu diperparah lagi dengan keadaan ekonomi orangtua Qian yang tidak berkecukupan. Karena itu, keluarga gadis cilik yang tinggal di Zhuangxia, China itu tak mampu memberikan kaki palsu untuk Qian. Sebagai gantinya, keluarga tersebut menyangga tubuh Qian dengan potongan bola basket. Sebuah solusi yang jauh dari kata nyaman, seperti kaki-kaki palsu lainnya.

Namun, meski tumbuh dengan keterbatasan, Qian membuktikan bahwa dunia belumlah tamat bagi dirinya. Ia tumbuh menjadi gadis yang periang dan murah senyum-seolah-olah tak terjadi suatu apa pun dalam dirinya. Dengan memantulkan bola basket di bagian bawah tubuhnya, dan dibantu penyangga untuk membantunya bergerak, Qian tetap bisa menjadi bocah lincah layaknya kebanyakan anak normal.

Bersiap Mendunia

Dengan kekurangan di tubuhnya, Qian pantang berputus asa, meski ia belum tahu bagaimana masa depannya kelak serta bagaimana ia bisa mengubah hidupnya dengan kondisinya saat itu. Hingga, suatu ketika ia mendatangi sebuah pertandingan olahraga nasional yang diselenggarakan di Kunming pada bulan Mei 2007. Di sana, benih yang menumbuhkan cita-citanya bertumbuh.

Saat itu, Qian setiap hari menyaksikan perjuangan beberapa atlet cacat yang ikut menyemarakkan pertandingan. Melihat perjuangan rekan senasib yang bertubuh cacat, hati Qian pun tergerak. Jika orang lain mampu berprestasi di bidang olahraga meski dengan tubuh cacat, mengapa dia tidak melakukan hal yang sama? Pikiran itulah meletupkan cita-cita Qian Hongyan untukikut menjadi seorang atlet.
Maka, selepas acara olahraga nasional tersebut, tekad Qian segera diwujudkan dengan bergabung di sebuah klub renang khusus. Tekad itu didukung sepenuhnya oleh orangtua Qian. Maka, mereka pun mendatangi Zhang Honghu, seorang pelatih yang terkenal banyak menjadikan perenang cacat sebagai juara di kejuaraan renang. Qian meminta kesempatan kepada Zhang untuk dilatih menjadi seorang seorang juara.

Zhang yang dikenal sebagai pelatih bertangan dingin hanya mengatakan bahwa semua tergantung pada kemauan dan tekad Qian. Sebab, menurutnya, dengan kekurangan separuh tubuh yang tak dimilikinya, agak sulit bagi Qian untuk berenang dengan hanya mengandalkan kedua lengannya. Tetapi, tekad sangat kuat Qian rupanya berhasil memikat Zhang. Maka, ia pun memberikan porsi latihan khusus bagi Qian agar lebih mampu menyeimbangkan kedua bahu dan lengannya.


Kepercayaan Zhang pun dijawab dengan kesungguhan Qian. Dengan porsi latihan cukup berat, apalagi dengan kesulitan yang dialami sejak awal latihan, Qian tak pernah sekali pun mengeluh. Baginya, impian untuk menjadi atlet adalah cita-cita yang tak boleh padam. Dalam sehari, setidaknya jarak 2000 meter ditempuh Qian di arena air untuk melatih otot-ototnya. Selain itu, latihan lain seperti sit-up, mengangkat beban, hingga berbagai jenis latihan dilakukannya dengan bersemangat.

Semangat inilah yang membuat Qian kini dikenal di seantero China dan bahkan dunia. Kisah hidup dan tekad kuatnya telah menginspirasi banyak orang agar mampu mendobrak segala keterbatasan. Kisah Qian banyak dimuat di berbagai media baik cetak maupun online sehingga mengangkat namanya. Kini, ia ingin mendunia dengan usahanya mewakili China pada tahun 2012 pada kejuaraan renang di olimpiade khusus orang cacat. Tak tanggung-tanggung, Qian mematok target menjadi juara dunia renang pada kejuaraan olimpiade tersebut. Dia bekerja keras untuk mewujudkan impiannya tersebut. Jika melihat kesungguhan dan tekadnya, sepertinya impian itu tak mustahil untuk dicapai. Sebab, sejatinya kesungguhan dan tekad kuat yang dilandasi kerja keras akan mampu menaklukkan segala tantangan.
Jika Qian saja mampu, bagaimana dengan kita?







Foto" Qian yang lain :














Sumber Dari : http://news.bbc.co.uk

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Masjid Bangsa Jin .::



وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat [51]: 56).

Begitulah penegasan Allah dalam Alquran tentang tujuan-Nya menciptakan jin dan manusia, yakni semata-mata untuk beribadah kepada Allah Yang Maha Esa. Karena itu, golongan jin dan manusia terbagi dua, yaitu Muslim dan kafir. Jin menyatakan keislamannya yang diterangkan dalam Alquran surah Jin [72] ayat 1-2.

قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا“

“Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin mendengarkan Alquran. Lalu, mereka berkata, `Sesungguhnya, kami telah mendengarkan Alquran yang menakjubkan, yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar.  Karena itu, kami memercayainya dan kami tidak akan mempersekutukan Allah SWT dengan siapa pun juga.”

Peristiwa ini terjadi saat Rasul SAW bersama para sahabat sedang melaksanakan shalat Subuh. Ketika itu, Rasul SAW membaca surah Ar-Rahman [55] ayat 1-78. Dalam surah Ar-Rahman ini terdapat beberapa ayat yang berbunyi, “Maka, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” Ketika ayat ini dibacakan, para jin yang hadir saat itu langsung menjawabnya dengan kalimat, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami tidak mendustakan nikmat-Mu sedikit pun. Segala puji hanya bagi-Mu yang telah memberikan nikmat lahir dan batin kepada kami.

Ibnu Mas’ud menyatakan bahwa ia ikut menyaksikan malam turunnya ayat Jin ini. Rasulullah SAW bersabda, “Aku didatangi juru dakwah dari kalangan jin. Lalu, kami pergi bersamanya, dan aku bacakan Alquran kepada mereka.”

Peristiwa ini terjadi di sebuah masjid yang terletak di kampung Ma’la, tak jauh dari pekuburan kaum Muslim di Kota Makkah.  Dan kini, masjid itu dinamakan dengan Masjid al-Jin atau Masjid al-Bai’ah. Sebab, di tempat inilah para jin berbaiat atau menyatakan keislaman mereka kepada Rasulullah SAW untuk beriman kepada Allah SWT dan Kitab-Nya. Masjid ini menjadi monumen terpenting antara Rasulullah SAW dan para jin.

Konon pada saat itu, para Jin berencana menuju Tihamah. Namun, mereka mendengar bacaan Alquran. Mereka sangat takjub mendengarnya, dan kemudian berdialog dengan Rasulullah SAW, lalu menyatakan keimanannya.  Mereka kemudian menyampaikan hal itu kepada kaum jin. Penyampaian para jin yang berbaiat dengan Rasul SAW itu diabadikan dalam Alquran surah Al-Ahqaf [46]: 29-32.
Dalam Asbab an-Nuzul karya Jalaluddin as-Suyuthi disebutkan sebab-sebab diturunkannya surah Al-Ahqaf ayat 29-32.

Diriwayatkan dari Ibnu Abi Syaibah dari Ibnu Mas’ud. Ketika Rasulullah SAW sedang membaca ayat-ayat Alquran, ada beberapa jin (sejumlah riwayat menyebutkan jumlahnya ada sembilan jin dan sebagian lain menyebutkan tujuh jin) yang turut mendengarkan bacaan Alquran dari Rasulullah SAW. Kemudian, salah satu dari jin itu mengingatkan teman-temannya, “Diamlah, perhatikan bacaannya.”   Sesudah itu mereka kembali kepada kaumnya untuk mengingatkan mereka pada jalan yang benar.

Dalam kitab Ad-Durur al-Manshur disebutkan bahwa jumlah jin yang datang kepada Rasulullah SAW itu sebanyak tujuh jin. Sementara itu, menurut Ibnu Mas’ud sebagaimana dikutip Syekh Abdul Mun’im Ibrahim, dalam kitabnya Ma Qabla Khalqi Adam dan telah diterjemahkan dengan judul Adakah Makhluk Sebelum Adam? Menyingkap Misteri Awal Kehidupan, jumlah mereka sebanyak sembilan dan salah satu dari jin itu bernama Zauba’ah.

Responsif Dalam kitab Fath al-Bari bi syarh Shahih al-Bukhari bab Dzikru al-Jin disebutkan, pemimpin para jin itu bernama Wirdan. Para jin itu berasal dari Nasibain, yaitu sebuah daerah yang terletak di perbatasan antara Negara Irak dan Suriah, yaitu di dekat Mosul. Menurut Abdullah ibnu Umar, ayat Alquran yang dibacakan Rasulullah SAW ketika itu adalah surah Ar-Rahman.   Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada bagiku selain golongan jin yang lebih baik dalam merespons surah Ar-Rahman daripada kalian.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana bisa, ya Rasul?” Rasulullah menjawab, “Ketika aku membaca ayat `Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan,’ para jin berkata, “Wahai Tuhan kami, tidak ada sedikit pun dari nikmat-Mu yang kami dustakan.” Dalam hadis ini, Rasulullah SAW mengajarkan kepada para sahabatnya mengenai bagaimana mereka (golongan jin) menafakuri dan menadaburi (menelaah dan mencerna) ayat-ayat Allah SWT.

Ketika ayat Alquran menanyakan sesuatu, para Jin itu dengan cepat merespons pertanyaan Allah. Sementara itu, para sahabat masih terdiam dan terpaku mendengarkan ayat-ayat tersebut. Para jin lebih respek terhadap ayat yang banyak menggunakan kalimat istifham (pertanyaan) daripada manusia.  Namun, diamnya para sahabat dalam merespons ayat Alquran ini masih lebih baik dibandingkan dengan orangorang kafir Quraisy yang enggan mengimani dan meyakini kebenaran Alquran dan ajaran Islam.

Teguran Menurut Syauqi Abu Khalil dalam Atlas Al-Qur’an, surah Jin dan Al-Ahqaf itu memberikan teguran kepada orangorang kafir Quraisy dan Arab di Makkah yang terlambat merespons keimanan. Sementara itu, jin yang bukan berasal dari golongan manusia lebih cepat dalam menerima dan merespons dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW. Para Jin ini terbagi dua, yakni jin kafir dan jin Islam (mukmin). 

Jin yang beriman akan ditempatkan di surga, sedangkan jin kafir akan ditempatkan di neraka. Rasulullah SAW menggambarkan bahwa para jin itu terbagi tiga golongan, yakni golongan yang bisa terbang di udara, golongan ular dan anjing, serta golongan yang bermukim dan hidup berpindah-pindah. Lihat hadis sahih yang diriwayatkan Ibnu Abi Dunya dalam Maqasid asy-Syaithan, dalam bagian Hawatif, riwayat al-Hakim, dan juga hadis lainnya. Sebagaimana manusia dan hewan, para jin ini juga makan dan minum, menikah, beranak, serta mati.

Menurut Syekh Abdul Mun’im Ibrahim, para jin ini adalah penghuni dunia yang hidup di tempat-tempat sepi dari manusia dan di padang pasir. Dan, diantara para jin itu ada yang hidup di pulau-pulau di tengah laut, di tempat sampah, di tempat rusak, dan di antara mereka ada yang hidup bersama manusia. Jin memiliki kemampuan yang tidak dimiliki manusia, seperti terbang, naik ke langit, mendengar apa yang tidak bisa di dengar oleh manusia, dan mereka juga melihat apa yang tidak dapat dilihat oleh manusia. Wa Allahu A’lam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Perempuan Bersayap di dalam Surga .::

Kehadiran Musa di tengah keluarga Fir’aun yang kafir telah mematahkan kehendak manusia seberkuasa apapun manusia itu. Kehadiran Musa di tengah keluarga fir’aun yang kafir adalah sebuah bukti skenario-Nya. Skenario yang menggenggam setiap gerak kemahlukkan manusia. Di tengah kekuasaan Fir’aun dan antek-anteknya, Musa hadir dan lolos dari hukum penggal. Ini sebuah ironisme bagi kekuasaan Fir’aun.


Kehendak Allah inillah yang menumbuhkan cahaya iman seorang perempuan sederhana. Dia hanya seorang tukang sisir istana keluarga Fir’aun, Masyitah namanya. Dia seorang Ibrani. Mula-mula, tidak seorang pun tahu siapa sebenarnya Masyitah dan mengapa tindak-tanduknya berbeda dengan pelayan istana lainnya. Perempuan salehah ini tekun beribadah dan dilindungi oleh istri Fir’aun sendiri yang juga perempuan solehah.

Tumbuhnya iman Masyitah seiring tumbuh dan berkembangnya Musa sebagai seorang anak laki-laki. Dan selama itu, tidak seorang pun mengetahui bahwa dalam istana megah itu hidup beberapa hamba Allah yang kelak akan tertoreh dalam sejarah mesir.

Pada suatu hari, seperti biasa Masyitah melaksanakan tugasnya menyisiri rambut putri-putri Fir’aun. Tidak seperti biasanya, hari itu, Masyitah agak sedikit gugup-seolah dia menerima firasat buruk. Tanpa sengaja sisir yang dia pegang terjatuh dan meluncur dari mulutnya, “Mahasuci Allah!.”

Bagai disambar petir telinga putri Fir’aun mendengar ucapan juru sisirnya yang bertentangan dengan keyakinannya. “Apa yang kamu sebut itu, inang? Kau berani menyebut Tuhan selain Fir’aun? Kau akan segera menemui kematianmu!” hardik putri Fir’aun itu.

Putri Fir’aun beranjak dari duduknya dan mengadukannya hal itu kepada ayahandanya. Masyitah tepekur akan nasib yang akan menimpanya. Dan betul saja, tiba-tiba seorang pengawal istana memerintahkannya menghadap Fir’aun. Masyitah pasrah dan dikuatkan hatinya menghadapi siksaan itu nanti.

“Apa yang kamu sebut tadi, keparat?!” hardik Fir’aun. Sejenak, perempuan salehah itu terbungkam. Kemudian, seorang pengawal maju dan menghempaskannya pecutnya ke tubuh Masyitah.

“Jawab! apa yang kamu sebut tadi?” hardik Firaun lagi.

“Hamba menyebut Mahasuci Allah…” jawab Masyitah yang tiba-tiba di anugrahi keberanian. Dia tidak lagi tunduk walaupun cemeti berkali-kali mendera tubuhnya.

”Berani benar kau menentang aku, heh! Akulah Tuhanmu, Tuhan rakyat Mesir. Akulah yang menentukan hidup matimu. Akulah Tuhan tertinggi dari seluruh jagat ini. Berani-beraninya kau menyebut tuhan selain Aku Tuhanmu!”

”Mahasuci Allah, tiada sesembahan lain selain kecuali Dia. Allah lah yang menciptakan langit bumi dan segalah isinya. Allah yang menentukan rizki bagi hamba-hambaNya. Tiada sesuatu yang sempurna kecuali Allah,” kata Masyitah kemudian dengan tegas.

Berbarengan dengan ucapannya itu, dua orang pengawal menyeretnya ke tempat penyiksaan. Sebuah kuali raksasa sedang terjerang di atas api yang menjilat-jilat. Dalam kuali itu terisi minyak yng mendidih. Algojo yang membawanya, menuju ke arah beberapa orang yang tengah diborgol dengan belenggu besi. "Kau kenal siapa orang-orang itu?”

Masyitah melihat dua orang anaknya dalam genggaman para pengawal itu. Dia hampir tidak percaya bahwa kedua anak yang masih kecil-kecil itu pun akan menerima siksaan seperti dia.

Algojo bertanya lagi, “Masihkah kau mengingkari Tuhan Fir’aun, hai budak?!”

“Tuhanku adalah Allah yang Mahatunggal, Allahu Ahad, Ahad!” Air mata Masyitah bagai menyembur. Dia menyaksikan anaknya yang tua memanggil-manggil. Namun, suaranya tiba-tiba terenyap tertelan kobaran api yang memanggang kuali yang berminyak mendidih itu.

”Sekarang, sebut Fir’aun adalah Tuhanmu!”. ancam algojo lagi.

“Rabbiyallah. Hanya Allah Tuhanku. Allah yang menentukan hidup matiku.”

”Masih tegakah kamu melihat anak bayimu digoreng dalam panggangan api itu?”

“Api tidak mematikan, kecuali jika ajal memanggil. Allah-lah yang menghidupkan dan Allah-lah pula yang mematikan, kemudian Allah pula yang menghidupkan kembali.”

Tiba-tiba, Masyitah menyaksikan anak bayinya itu dilemparkan ke dalam kobaran api. Sejenak ia memejamkan matanya, tapi kemudian dengan lantangnya dia berseru, ”Wahai Anak-anakku…, kalian adalah syuhada pengisi surga. Tunggulah ibumu. Aku akan menyusul kalian!”

Lalu kepada algojo Fir’aun, Masyitah berseru, “Wahai budak kekuasaan, kalian adalah setan-setan bermuka manusia. Sampaikan pesan terakhirku ini kepada rajamu, manusia yang kalian anggap Tuhan bahwa sudah kehendak Allah tidak akan lama lagi negeri ini akan musnah. Fir’aun dan pengikutnya akan ditelan Laut Merah. Camkanlah bahwa tiada kekuasaan, melainkan kekuasaan Allah. Kini aku siap menghadapi kematian. Lemparkan diriku kedalam belanga yang berapi itu!”

Kejadian itu demikian cepatnya. Dua orang algojo mengangkatnya, lalu melemparkan perempuan itu ked alam kobaran api pembakaran itu. Sekilas, tampak wajah Masyitah menyunggingkan senyum. Sesungguhnya dia telah melihat gerbang surga serta para malaikat yang menyambut kedatangannya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Kisah Nyata - Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu Di Amerika .::

Ada seorang pemuda arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam.
Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk.

Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, “Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini.”

Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya.

Hingga akhirnya pendeta itu berkata, “Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya.” Barulah pemuda ini beranjak keluar.

Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta, “Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim.” Pendeta itu menjawab, “Dari tanda yang terdapat di wajahmu.”

Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut.

Sang pendeta berkata, “Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat.”

Si pemuda tersenyum dan berkata, “Silahkan!

Sang pendeta pun mulai bertanya, “Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu! Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api? Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar! Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?”

Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu tersenyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata,

Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.

Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman, “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).” (Al-Isra’: 12).

Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.

Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur’an.

Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.

Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah SWT menciptakan makhluk.

Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman, “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” (Al-Mulk: 3).

Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah SWT berfirman, “Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka.” (Al-Haqah: 17).

Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Musa tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang. (*

Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat.” (Al-An’am: 160).

Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf as.

Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu’jizat Nabi Musa as yang terdapat dalam firman Allah, “Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air.” (Al-Baqarah: 60).

Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.

Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT berfirman, “Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing.” (At-Takwir: 18).

Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.

Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf AS, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala.” Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, ” tak ada cercaaan terhadap kalian.” Dan ayah mereka Ya’qub berkata, “Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai.” (Luqman: 19).

Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.

Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, “Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim.” (Al-Anbiya’: 69).

Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).

Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT, “Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar.” (Yusuf: 28).

Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.

Pemuda Arab ( Ilustrasi )
Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim tersebut. Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta. Pemuda ini berkata, “Apakah kunci surga itu?” mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.

Mereka berkata, “Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab, sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!” Pendeta tersebut berkata, “Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah.” Mereka menjawab, “Kami akan jamin keselamatan anda.” Sang pendeta pun berkata, “Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa anna Muhammadar Rasulullah.”

Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. 7 Kesatria Ini Mati Dengan Konyol .::

Sejarah telah membuktikan bahwa aksi2 heroik sang pahlawan selalu berujung dengan kematian yang membanggakan. Dan itulah yang kita tau sampai sekarang. Tetapi, ternyata sejarah juga pernah mencatat bahwa ada beberapa kisah ksatria yang justru berakhir dengan memalukan, maksud saya benar2 memalukan. Pastinya mereka tidak ingin kematian mereka dikenang untuk kemduian dicatat dalam sejarah. Berikut adalah daftar para ksatria yang mati dengan cara yang sangat konyol dan memalukan [tentunya].

1. Empedokles



Empedokles
Cara kematian: melemparkan diri ke sebuah gunung berapi untuk menjadi dewa
Empedokles adalah seorang filsuf Yunani yang paling dikenal karena teori klasik dari empat elemen. Dikatakan bahwa Empedokles melemparkan dirinya ke gunung berapi aktif Etna di Sisilia untuk membodohi para pengikutnya agar percaya bahwa tubuhnya telah menghilang ke langit dan ia akan terlahir kembali sebagai dewa. Sayangnya, salah satu sandalnya tersangkut dan tidak ikut terlempar ke gunung berapi dan kemudian ditemukan oleh para pengikutnya. Kemudian para pengikutnya sadar bahwa mereka telah dibodohi oleh orang bodoh.


2. Pyrrhus Epirus 

Pyrrhus Epirus
Cara Kematian : Tewas setelah dilempar Genteng Oleh Nenek-nenek 
Pyrrhus Epirus adalah salah satu penakluk terbesar dalam sejarah. puluhan kerajaan telah ia taklukan. sampai pada saatnya Pyrrhus ditugaskan oleh Cleonymus untuk mengalahkan Sparta dan dijanjikan tahta Sparta. Tapi Pyrrhus lupa akan kehebatan Spartan. ia dikalahkan prajurit Spartan, sehingga ia pindah ke Argos. Sialnya, ketika ia memasuki kota melalui jalan-jalan sempit dengan menunggangi gajah, seorang perempuan tua yang tidak senang dengan konflik yang telah ia ciptakan, melemparkan genteng ke arahnya dari balkon. Pyrrhus tewas dalam seketika.

3. Eleazar Maccabeus - 162 SM

Cara kematian: Dibunuh oleh gajah yang ia bunuh

Eleazar Maccabeus
Kematian Eleazar Maccabeus dikisahkan dalam kitab Perjanjian Lama "I Maccabeus". Dalam Pertempuran Beth-Zakharia, Eleazar melihat musuh bebuyutannya, Raja Antiokhus V menunggang gajah. Kemudian ia berfikir untuk melakukan aksi heroik dengan membunuh gajah dan raja Antiokhus. Eleazar melompat di bawah gajah dan menika perut gajah dengan tombak. Apa yang selanjutnya terjadi sudah ada dalam benak Anda sekalian, bukan? Gajah yang mati jatuh tepat di atas Eleazar dan membunuhnya dengan seketika.




4. Humphrey de Bohun - 1322

                                                 Cara kematian: anus tertusuk tombak

Humphrey de Bohun
Humphrey de Bohun adalah anggota kerluarga Anglo-Norman di Inggris. Ia mendapat perintah dari Raja Edward II untuk memimpin pasukan dalam Pertempuran Boroughbridge melawan Harclay, Humphrey de Bohun tewas dengan cara yang konyol, maksud saya benar2 konyol.

Humphrey de Bohun memimpin pertarungan di sebuah jembatan kayu. Lalu salah seorang dari Harclay's pikemen bersembunyi di bawah jembatan, ia mendorong tombak ke atas jembatan diantara jepitan papan kayu. Secara tidak sengaja, tombak tersebut tepat mengenai anus Humphrey. Humphrey de Bohun tewas dan para prajuritnya panik dan melarikan dir



5. King Edward II - 1327

King Edward II 
Cara kematian: anus tertusuk obor [besi]

King Edward II memimpin Inggris selama 20 tahun (1307-1327). Ia lebih senang memiliki hubungan khusu dengan pria daripada dengan wanita. Setelah ia turun tahta takhta dan dipenjarakan, istrinya Isabella (yang marah karena hubungan dekat raja dengan seorang pemuda di Royal Court) mengusulkan cara eksekusi yang sedikit aneh.

Pada malam 11 Oktober ketika sedang tertidur di penjara tiba-tiba raja ditangkap dan diseret. Sialnya, ketika memberontak leher sang raja tersangkut tempat tidur dan tercekik. Pengawal yang menyerat Raja terjatuh dan lebih sialnya lagi obor yang dibawa pengawal jatuh tepat di bagian anus raja. Raja tewas dengan seketika tanpa hukuman."

Keterangan : King Edward II adalah raja dari Humphrey de Bohun. Mereka tewas dengan cara yang sama

6. Kaisar Mughal Humayun - 1556


Kaisar Mughal Humayun
Cara kematian: Tersandung jubah dan jatuh dari tangga
Kaisar Mughal Humayun adalah penguasa agung yang memerintah Afghanistan, Pakistan, dan bagian utara India dari 1530-1540 dan 1555-1556. Dia adalah seorang pecinta seni dan astronomi. Namun, ia juga sangat religius dan inilah yang menyebabkan ia jatuh (benar2 terjatuh). Ketika ia membawa buku dari perpustakaan, Humayun mendengar panggilan doa. Kebiasaannya adalah menumpu-kan satu lutut ketika mendengar panggilan doa kapanpun dan dimanapun ia berada. dan ketika ia menekuk lutut, kakinya tersandung dalam lipatan jubah panjang. Dia kebetulan sedang berdiri di atas sebuah tangga kecil. Humayun jatuh dari tangga dan kepalanya terbentur hingga tewas dalam seketika.

7. Julien Offray de La Mettrie - 1751
Cara kematian: kebanyakan makan

Julien Offray de La Mettrie adalah seorang dokter Perancis, filsuf dan orang jenius. Dia percaya bahwa kesenangan sensual (seperti makan dan seks) adalah satu-satunya alasan untuk hidup, sehingga ia memutuskan untuk menjalani hidupnya dengan prinsip itu. Julien adalah seorang ateis dan percaya bahwa kehidupan di bumi ini hanya sebuah lelucon dan akan berakhir dengan kepuasan diri. Ironisnya, ia meninggal setelah makan terlalu banyak di sebuah pesta yang diadakan oleh pasien yang ia sembuhkan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Misteri Codex Gigas Alkitab Iblis .::

Codex gigas atau buku raksasa adalah sebuah manuskrip abad pertengahan dengan ukuran terbesar yang masih ada. Buku ini ditulis pada awal abad ke-13 di biara ordo benediktus di podlazice di Bohemia. Saat ini buku tersebut tersimpan di Swedish Royal Library di Stockholm. Dibutuhkan tenaga dua pustakawan untuk mengangkat buku tersebut. Buku ini sering juga disebut “alkitab iblis” karena adanya sebuah ilustrasi ukuran besar bergambar setan didalamnya.

Kodeks tersebut ditaruh disebuah tempat yang terbuat dari kayu, dilapisi dengan kulit dan dihias dengan logam. Tingginya 92 cm, lebarnya 50 cm dan memiliki tebal 22 cm. Pada mulanya, kodeks itu memiliki 320 lembar naskah. Namun 8 lembar darinya dibuang. Tidak diketahui siapa yang membuang 8 lembar tersebut dan untuk tujuan apa.

Ada dugaan 8 lembar yang dibuang kemungkinan berisi aturan-aturan biara ordo benediktus. Berat kodeks tersebut hampir mencapai 75 kg. Lembaran yang digunakan untuk menulis kodeks ini adalah kulit yang berasal dari 160 ekor anak sapi.

Biara tempat kodeks ini dibuat dihancurkan pada abad ke-15. Catatan yang ada pada kodeks menunjukkan bahwa pembuatan kodeks tersebut adalah sekitar tahun 1229 M. Setelah penulisannya, kodeks ini kemudian dipindahkan ke Biara Cistercians Sedlec dan akhirnya dibeli oleh Biara benediktus di Byoevnov. Dari tahun 1477-1593, kodeks ini disimpan di perpustakaan di Broumov sampai akhirnya dibawa ke Praha pada tahun 1594 untuk menjadi bagian dari koleksi Rudolf II. Pada tanggal 24 September 2007, Codex gigas dibawa kembali ke Praha setelah 359 tahun.
  

Isi dari kodeks ini adalah “a sum of the Benedictine order’s knowledge”, “The War of the jews” tulisan Josephus, daftar para orang kudus, metode untuk menentukan tanggal perayaan paskah, seluruh alkitab bahasa latin pre-vulgate, Isidore of Seville’s encyclopedia Etymologiae, Cosmas of Prague’s Chronicle of Bohemia, berbagai macam traktat (dari sejarah, etimologi dan fisiologi), sebuah kalender dengan nekrologium, daftar nama para biarawan di biara Podlaice, formula-formula ajaib dan catatan-catatan lain.

Seluruh isi kodeks ini ditulis dalam bahasa latin. Manuskrip ini juga dihiasi dengan warna-warna seperti merah, biru, kuning, hijau dan emas. Seluruh huruf besar diberi warna yang mencolok.

Yang luar biasa adalah keseluruhan isi kodeks ini ditulis dengan relevansi yang luar biasa antar halaman. Yang berarti bahwa buku ini ditulis oleh satu orang dengan pikiran yang berkesinambungan. Hal ini membuat banyak ahli percaya bahwa keseluruhan kodeks ini ditulis dalam waktu yang sangat singkat.

Pada halaman 290, terdapat sebuah gambar Iblis dengan tinggi sekitar 50 cm. Beberapa halaman sebelum gambar ini ditulis pada lembaran kulit yang menghitam dan dibuat dengan karakter yang gelap, yang membuatnya berbeda dengan keseluruhan isi kodeks.
Menurut Legenda, penulis kodeks itu adalah seorang biarawan yang melanggar aturan biara dan dihukum dengan diikat di dinding dalam posisi berdiri seumur hidup. Biarawan ini memohon ampunan dari penghukuman yang luar biasa kejam itu.

Sebagai gantinya ia berjanji untuk membuat sebuah buku yang akan memuliakan biara dan pengetahuan umat manusia selamanya, dan ia berjanji menyelesaikannya hanya dalam satu malam.

Menjelang tengah malam, biarawan itu menjadi ragu apakah ia dapat menyelesaikannya sendiri. Jadi ia menjual jiwanya kepada iblis demi sebuah pertolongan. Iblis kemudian menyelesaikan manuskrip tersebut.

Sebagai penghormatan kepada iblis yang membantunya, biarawan itu menambahkan gambar iblis ke dalam kodeks tersebut. Walaupun adanya legenda yang melibatkan iblis, pada zaman inkuisisi, kodeks ini tetap disimpan oleh biara dan dipelajari oleh banyak cendikiawan sampai hari ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Masjid HM Soeharto Terbesar di Bosnia .::

Do you know what it is? A mosque. True.
Where is this?Middle east. Wrong!It’s in Sarajevo, Bosnia-Herzegovina.
What is the name of the mosque?Something you are familiar with. It’s Istiqlal Džamija.
Who built it?It was built by former President Soeharto of Indonesia




Mesjid Haji Muhammad Soeharto akan menjadi mesjid terbesar dan terpenting di Bosnia. Selain monumental, keberadaan mesjid itu akan menjadi simbol bagi solidaritas Muslim Indonesia terhadap perjuangan rakyat Bosnia yang menderita akibat perang. Pak Harto melakukan perjalanan bersejarah ke Bosnia yang sedang diamuk perang. Perjalanan ke Sarajevo, ibukota Bosnia Herzegofina, Maret 1995, memang penuh risiko. Namun tekad Pak Harto untuk berkunjung ke Bosnia sudah bulat. Perjalanannya ke Sarajevo setelah menghadiri KTT untuk Pembangunan Sosial di Kopenhagen, Denmark, dan kunjungan balasan ke Kroasia.

Masjid Istiqlal Indonesia di Sarajevo, Bosnia
Dalam referendum Mei 1991, pasca berakhirnya kekuasaan komunis di negara-negara bekas Yugoslavia, Kroasia dan Bosnia, memutuskan menjadi negara yang merdeka. Indonesia telah membuka hubungan diplomatik dengan kedua negara tersebut. Di Bosnia, Pak Harto meresmikan Masjid M. Soeharto yang dibangun dengan dana bantuan pengusaha Indonesia, H. Probosutedjo.
Tahun 1995, kawasan bekas Yugoslavia ini dilanda perang saudara yang melibatkan pasukan Serbia-Kroasia dan Serbia-Bosnia. Kedua pihak mengerahkan pasukan dan persenjataan berat, termasuk serangan mortir dan artileri besar-besaran. Saat itu perang Balkan sedang menghangat.
Dalam penerbangan ini semua anggota rombongan sesuai ketentuan harus menggunakan rompi anti peluru dan menandatangani pernyataan menanggung segala risiko. Pak Harto melakukannya karena menyerahkan dirinya kepada kekuasaan Allah. Kekhawatiran bagi keamanan perjalanan Presiden RI ke Sarajevo, tidak saja ada di kalangan pejabat Indonesia tetapi juga para staf PBB di Zagreb.
Presiden Soeharto berada di Sarajevo sekitar dua jam dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Bosnia Alija Izetbegovic. Ketika itu, Alija sangat mengharapkan Pak Harto mengambil peranan aktif untuk mengatasi kemelut yang melanda negerinya.
Perjalanan yang penuh risiko ini dilakukan Pak Harto karena komitmennya yang kuat selaku Ketua GNB, agar bisa membantu terciptanya perdamaian di kawasan Balkan. Pak Harto berupaya keras menghentikan konflik bersenjata yang menewaskan rakyat sipil, khususnya pembantaian muslim Bosnia.

Pada awal Maret 1995, Soeharto, yang seperti biasa didampingi beberapa pembantu terdekatnya, seperti Mensesneg Moerdiono dan Menlu Ali Alatas mengadakan lawatan ke Eropa. Dalam agenda kunjungan itu, Soeharto juga akan ke Sarajewo, ibukota Bosnia, yang ketika itu menjadi kawasan perang yang brutal. ABRI mengirimkan pasukan pendahulunya untuk menyiapkan kedatangan Soeharto beserta rombongan ke Bosnia, termasuk melakukan pendekatan kepada pemerintah Bosnia serta berbagai faksi yang sedang berseteru. Ketika rombongan Presiden RI tiba di Eropa, belum ada kepastian bisa tidaknya rombongan itu ke Bosnia. Dalam suasana belum pasti itu, sebuah pesawat milik PBB yang melintas di Bosnia ditembak jatuh pada 11 Maret 1995.Kejadian itu memberikan tekanan yang tinggi bagi rombongan Indonesia yang ingin ke Bosnia tersebut. Namun, Soeharto memutuskan tetap pergi ke medan tempur itu pada 13 Maret, atau dua hari setelah pesawat PBB ditembak jatuh.Persiapan pun terus dilaksanakan, mulai menyiapkan substansi pertemuan hingga persiapan pengamanan.Puluhan wartawan yang menjadi bagian rombongan kunjungan presiden pun berharap bisa ikut penerbangan "berani mati" ke kawasan yang ketika itu sedang diwarnai pertumpahan darah itu. Maka, mulai lah banyak rayuan yang disampaikan ke Moerdiono, penanggung jawab perjalanan, agar bisa masuk dalam daftar yang ikut ke Sarajevo, ibukota Bosnia. Upaya rayu-merayu itu berjalan alot, karena sudah dipastikan bahwa jumlah rombongan yang akan ikut Soeharto ke Bosnia itu sangat terbatas.Akhirnya Moerdiono memutuskan bahwa hanya dua wartawan yang akan ikut terbang ke Bosnia, yakni dari LKBN ANTARA serta RRI. Alasan pemilihan itu akhirnya dapat diterima oleh puluhan wartawan lainnya. Dua wartawan itu kemudian mendapat tugas untuk membuat laporan kepada teman-teman wartawan yang tidak ikut dalam penerbangan itu, walaupun ketika itu belum diketahui cara melaporkan berita kepada mereka dan kepada redaksi masing-masing.

'Kontrak mati'

Akhirnya Presiden Soeharto berangkat dari Kroasia ke Sarajevo, ibu kota bosnia Herzegovina, pada 13 Maret 1995. Jumlah penumpang pesawat buatan Rusia itu hanya 15 orang yang terdiri atas seorang wanita petugas PBB, serta 14 orang Indonesia.Soeharto, didampingi Moerdiono, Ali Alatas, diplomat senior Nana Sutresna, ajudan Kolonel Soegijono, Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden Kolonel Sjafrie Sjamsoeddin, juru foto kepresidenan Saidi, serta beberapa orang lainnya, termasuk ANTARA dan RRI.
Para wartawan yang tinggal di Kroatia kemudian menyalami ANTARA dan RRI di tangga pesawat dan pada wajah-wajah mereka tampak jelas kekhawatiran atau ketakutan akan nasib rombongan ini. Mungkin juga, perasaan kurang beruntung karena mereka tidak bisa turut.Tidak lama setelah pesawat PBB itu tinggal landas dari Kroasia, seluruh rombongan mendapat sebuah formulir berbahasa Inggeris yang harus ditandatangani semua orang, termasuk Soeharto. Formulir itu berupa penegasan bahwa PBB tidak akan bertanggung jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam penerbangan itu.
Walau sempat ragu-ragu, tidak ada lagi yang bisa dilakukan kecuali
menandatangani kontrak itu. Terlihat juga Soeharto, Moerdiono, Ali Alatas
membubuhkan tanda tangannya dalam formulir tersebut.Setelah terbang sekitar satu jam, akhirnya pesawat buatan Rusia itu mendarat dengan mulus di Sarajevo.Sambil mengenakan rompi anti peluru ANTARA pun dengan tergesa keluar pesawat agar bisa memotret Soeharto turun dari pesawat.
Ketika itu, Soeharto mendapat pengawalan sangat ketat oleh pasukan bersenjata PBB serta Paspampres.
Kemudian anggota rombongan diperintahkan segera masuk ke kantor PBB di bandara itu sambil menunggu persiapan ke kantor pemerintah setempat di tengah kota. Untuk rombongan itu, PBB menyediakan beberapa kendaraan lapis baja pengangkut personel (armoured personel carrier/APC).Soeharto yang juga naik APC disertai ajudan dan pengawal serta seluruh anggota
rombongan kemudian berangkat ke pusat kota Sarajevo dengan mendapat pengawalan yang super ketat. Begitu sampai di pusat pemerintahan Bosnia, Soeharto langsung mengadakan pertemuan tertutup dan anggota rombongan lainnya tidak diperkenankan pergi ke tempat lain agar terhindar dari kemungkinan serangan bersenjata dan penembak gelap. Sambil menunggu, ANTARA dan RRI mulai gelisah karena tidak tahu cara untuk mengirim berita. Akhirnya berkat bantuan juru foto Saidi, kedua wartawan ini bisa berbicara dengan Dan Grup A Paspampres Kolonel Sjafrie untuk memakai pesawat telepon langsung yang disiapkan untuk Soeharto.Tanpa memakai kode akses lokal atau internasional, giliran pertama diberikan kepada wartawan RRI untuk langsung menelepon ke kantornya di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.Ketika itu dia langsung bisa mengudara dan laporan berita olah raga yang ketika itu, sekira pukul 20.10 WIB, sedang disampaikan RRI di sela laporan langsung dari Bosnia.Kemudian giliran ANTARA menelepon ke Jakarta dan dilanjutkan ke wartawan-wartawan yang menunggu di Kroasia untuk memberikan laporan mengenai kunjungan Soeharto di negeri yang sedang berperang itu.Pengalaman mengirim berita dari medan perang itu bakal tak terlupakan.Setelah Soeharto berunding dengan pejabat-pejabat tinggi Bosnia, akhirnya rombongan kembali ke bandara untuk selanjutnya terbang lagi ke Kroasia. Namun ANTARA dan RRI ternyata tidak bisa lagi satu pesawat dengan Soeharto karena ada dua jenderal TNI yang datang mendahului Soeharto harus ikut satu pesawat dengan presiden.Dengan bantuan seorang letnan kolonel Paspampres, ANTARA dan RRI hari itu juga bisa bergabung dengan menggunakan pesawat PBB yang mengangkut ratusan prajurit PBB yang akan istirahat di Kroasia.Malam itu juga, kedua wartawan ini tiba di Kroasia. Tepuk tangan meriah diberikan wartawan lain ketika mereka melihat dua wartawan itu sudah berada di lobi hotel dengan selamat.Perjalanan Soeharto ke medan perang itu, walaupun tidak diikuti dengan konperensi internasional mengenai penyelesaian masalah Bosnia seperti direncanakan, semula tetap dikenang sebagai sebuah perjalanan bersejarah. Lawatan itu akhirnya menghasilkan berdirinya sebuah mesjid megah di ibu kota Bosnia yang merupakan hasil penyaluran bantuan banyak dermawan asal Indonesia








  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Foto-Foto Janin Hasil Aborsi di Singapura .::

Sedih apabila mengenangkan nasib orang Islam di Singapura. Pengguguran anak di Singapura...
Just to share reality.


Kami keberatan menyiarkan gambar ini. Kami akui ngeri dan akan mengejutkan sebahagian pembaca. Tetapi setelah bebincang panjang, kami dengan berat hati memutuskan untuk menyiarkan gambar ini. Kerana kami berpendapat dan berharap dapat menjadi pendidikan kepada semua terutama sekali mereka yang berniat untuk menggugurkan anak, atas apa jua sebab dan alasan...Setengahnya masih merah darah dan sebahagian lagi telah bertukar kepada merah birat akibat telah beberapa hari terperap dalam kamar mayat.

Suatu yang pasti, setiap beg plastik mengandungi sekujur tubuh kecil terkulai layu berlumuran darah. Nama ibu, nombor Kartu pengenal dan tahun pengguguran tertera pada kartu hijau yang disertakan bersama 16 janin yangberusia antara dua minggu dengan enam bulan. Air mengalir merah apabila janin dimandikan bersama urinya sebelum dikafan, disembahyangkan dan kemudian dikebumikan dalam dua liang kubur di Pusara Abadi dekat Lim Chu Kang.

TV3 sempat menyaksikan suasana menyayat hati itu di kamar mandi mayat Masjid Pusara Aman baru-baru ini.Namun tidak mendapat kelayakan utk tayangan dari pihak atasan atas pelbagai alasan....

Kesemua janin, Melayu/Islam itu baru saja diambil petugasi Persatuan Derma Amanah Muslimin (MTFA) dari tiga buah hospital setempat.

Janin-janin itu tidak diinginkan oleh ibu yang mengandungkan mereka selepas menjalani pengguguran di rumah sakit tersebut.

Berikut ini foto-foto janin hasil aborsi di singapura:













  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Zainab, Wanita yang Memutilasi dan Merebus Suaminya Bersama Kurma .::

Zainab
Gelap Mata Akibat Kesal karena suaminya mencoba melakukan pelecehan seksual terhadap putrinya, seorang wanita Pakistan membunuh suaminya, lalu memasak dagingnya bersama dengan kurma. Akibat perbuatannya, wanita tersebut kini harus mendekam di balik penjara Karachi. Zainab Bibi, demikian nama wanita tersebut, mengakui bahwa bukan sekali itu saja suaminya, Ahmed Abbas, melakukan hal tidak senonoh terhadap Sonia, putrinya. “Selain itu, dia juga sama sekali tak pernah membantu saya, dan selalu pulang ke rumah dalam keadaan mabuk sambil mengucapkan kata-kata kotor,” ujar Zainab, seperti dimuat harian Times of India pada Sabtu 26 November 2011.

Zainab tinggal di sebuah rumah susun bertingkat dua bersama Sonia, putri dari pernikahan sebelumnya, dan Abbas. Kamis lalu, ia memulai aksinya saat sarapan pagi dengan mencampurkan obat tidur ke dalam teh Ahmed. Setengah jam kemudian, Ahmed tertidur karena efek obat. Zainab lantas menghabisi suaminya dengan cara mencekiknya dengan tali. “Saat ia mati, selama setengah jam saya tak sedikit pun memiliki keberanian mendekati mayatnya,” kata Zainab.

Dengan bantuan keponakan yang juga ditangkap bersamanya, Zaheer Ahmed, Zainab mencincang tubuh Ahmed. Ia lantas memasak bagian tangan dan kaki suaminya itu dengan kurma. Peristiwa ini terungkap saat Behzad, pemilik rumah yang tinggal di lantai bawah, mendatangi rumah Zainab untuk mengkomplain bau busuk yang tercium kuat dari sana. Mengetahui kejadian sebenarnya, Behzad lalu melaporkan Zainab ke polisi.

Namun, Zainab mengaku tidak menyesali perbuatannya karena ia yakin inilah yang terbaik yang bisa dilakukannya untuk membela putrinya. “Saya membunuh suami saya sebelum ia kembali melecehkan putri saya lagi,” katanya, seperti dilansir dari CNN



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Surat Mantan Budak untuk Sang Majikan .::

Surat ini layak disimak sebagai bagian perjuangan mendapat hak yang terenggut.

VIVAnews - Praktik perbudakan di Amerika Serikat baru berakhir usai Perang Saudara di negara tersebut pada abad 18. Berkat Amandemen ke-13 Konstitusi Amerika Serikat, puluhan ribu warga kulit hitam yang kebanyakan bekerja di ladang kapuk dibebaskan.


 Perbudakan di Amerika Serikat di abad ke 18 (biggovernment.com)
Dayton, Ohio,

7 Agustus 1865,

Kepada Tuan Lamaku, Kolonel P.H. Anderson, Big Spring, Tennessee

Semenjak itu, warga kulit hitam dihargai kerja kerasnya dengan mendapatkan upah atas pekerjaan mereka. Salah satunya adalah Jourdon Anderson, mantan budak milik Kolonel Anderson di Big Spring, Tennessee. Jourdon yang saat itu sudah mendapatkan pekerjaan dan hidup bebas di Ohio diminta bekerja kembali oleh mantan majikannya di ladang kapuk miliknya.

Namun, melalui sebuah surat, Jourdon tidak menolak maupun mengiyakan permintaan majikannya tersebut. Dengan kata-kata yang sopan, Jourdon meminta kepada majikannya upah yang lebih dari 30 tahun tidak diperolehnya. Itu salah satu syarat yang dimintanya jika Anderson memang benar ingin mempekerjakannya kembali.

Surat itu dituliskan orang lain sementara Jourdon yang buta huruf mendiktekannya. Surat ini juga pernah diterbitkan di harian New York Daily Tribune, Agustus 1865. Selang 147 tahun berlalu, surat Jourdon kepada Anderson layak disimak sebagai bagian perjuangan seseorang dalam mendapatkan hak-haknya yang terenggut.

Berikut kutipan lengkap surat Jourdon:
Tuan: Saya telah menerima surat Anda, dan senang mengetahui Anda tidak melupakan Jourdon, dan menginginkan saya kembali dan tinggal bersama Anda lagi, menjanjikan yang lebih baik daripada orang lain. Saya sempat mengkhawatirkan Anda. Saya kira tentara Yankees telah lama menggantung Anda karena menampung para pemberontak di rumah Anda. Saya rasa mereka tidak pernah mendengar Anda yang mendatangi Kolonel Martin untuk membunuh tentara Serikat yang tertinggal di istal.

Walaupun Anda menembak saya dua kali sebelum saya kabur, saya tetap tidak ingin Anda terluka, dan saya lega Anda masih hidup. Akan sangat menyenangkan jika saya bisa kembali ke rumah Anda, bertemu dengan Nona Mary dan Nona Martha dan Allen, Esther, Green, dan Lee. Sampaikan salam sayang untuk mereka semua dan katakan saya ingin bertemu mereka di dunia yang lebih baik, jika bukan dunia ini.

Saya sebenarnya ingin mengunjungi Anda semua saat bekerja di Rumah Sakit Nashville, tapi salah satu tetangga saya bilang Henry akan menembak saya jika ada kesempatan.

Saya ingin tahu kesempatan baik apa yang Anda tawarkan kepada saya. Saya sudah hidup senang di sini. Saya mendapat upah US$25 per bulan, ditambah makan dan pakaian, memiliki rumah yang nyaman untuk Mandy (Istri Jourdon) -tetangga memanggilnya Nyonya Anderson-, anak-anak saya, Milly, Jane dan Grundy, dapat pergi sekolah dan belajar dengan baik. Guru Grundy bilang suatu saat dia bisa menjadi pendeta. Mereka sekolah Minggu juga, dan saya rutin ke gereja.

Kami diperlakukan dengan baik. Satu kali di Tennessee, kami tidak sengaja mendengar orang-orang berkata, "Mereka orang-orang hitam adalah budak." Anak-anak sakit hati mendengarnya, tapi saya katakan kepada mereka, tidak memalukan jika menjadi budak Kolonel Anderson. Kebanyakan orang kulit hitam akan bangga, seperti saya dulu, memanggilmu majikan. Sekarang jika Anda menuliskan upah yang akan saya terima, saya akan  mempertimbangkan apakah saya akan kembali lagi.

Mandy mengatakan takut kembali, khawatir Anda akan memperlakukan kami tidak adil dan kejam lagi. Dan untuk membuktikan ketulusan Anda, saya minta dikirimkan upah selama kami melayani Anda. Ini akan membuat kami melupakan dan memaafkan luka lama, dan bergantung pada rasa keadilan dan persahabatan dengan Anda di masa depan.

Saya melayani Anda dengan setia selama 32 tahun dan Mandy selama 20 tahun. Jika upah saya US$25 sebulan dan US$2 seminggu untuk Mandy, maka upah kami total berjumlah US$11.608. Jangan lupa ditambahkan bunga upah kami yang tertunda, silakan potong untuk tiga kali kunjungan dokter dan cabut gigi Mandy. Dari situlah kita akan melihat seperti apa keadilan itu. Kirim uang tersebut menggunakan Adam's Express, beralamat di V.Winters, Esq., Dayton, Ohio.

Jika Anda tidak bisa membayar upah tersebut, maka kami tidak bisa memegang janji Anda. Kami yakin para pembuat kebijakan telah membuka mata kami akan kesalahan yang dilakukan oleh Anda dan ayah Anda kepada saya dan ayah saya, yang membuat kami bekerja selama beberapa generasi tanpa upah apapun. Di sini, saya mengambil upah saya setiap Sabtu malam, tapi di Tennessee tidak ada upah apapun untuk para negro, hanya untuk kuda dan sapi. Tentunya suatu saat nanti akan ada hari  perhitungan bagi mereka yang menipu para pekerja seperti kami.

Dalam menjawab surat ini, tolong tuliskan kepastian adanya keselamatan bagi Milly dan Jane yang saat ini tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kau tahu seperti apa Matilda dan Catherine. Saya lebih baik tinggal di sini, kelaparan dan mati, daripada melepaskan putri-putri saya kepada majikan-majikan muda yang kejam dan menghinakan mereka. Tolong sertakan juga jaminan adanya sekolah negeri yang terbuka bagi anak kulit hitam. Seluruh hidup saya saat ini saya berikan untuk anak-anak saya dan pendidikan mereka, dan membentuk mereka menjadi pribadi yang saleh.

Sampaikan salam saya untuk George Carter, saya berterima kasih padanya karena merebut pistol dari tangan Anda ketika menembaki saya.

Bekas abdi Anda,

Jourdon Anderson


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS