RSS
Container Icon

::. Hajar Aswad : Sejarah Sebongkah Batu Dari Surga .::

Telah warid dari Nabi Muhammad SAW ‘Hajar aswad adalah tangan kanan Allah SWT di bumi. Pada hari kiamat akan datang dan mempunyai lisan, akan menyaksikan bagi orang yang menciumnya dengan benar atau batil. (ia) tidak tenggelam di air dan tidak membara (dibakar) dengan api... "Hadits Abdullah bin Ukaim"

Hajar Aswad

Dan Hajar Aswad adalah permulaan untuk memulai thawaf dari sisi tenggara dari ka’bah. Asalnya dari batu surga, warnanya putih seperti warna maqom, dan ia tempat menumpahkan tetesan air mata, doa terkabulkan. Disunnahkan untuk menyentuh dan menciumnya. Ia adalah tangan kanan Allah di bumi artinya ia adalah tempat menyalami Allah SWT ketika berjanji dengan Allah untuk bertaubat. Ia akan menjadi saksi di hari kiamat bagi orang yang menyentuhnya. Dan barangsiapa yang mengulangi, maka dia telah berjanji tangan Rahman. Dan menyentuhnya, (dapat) menggugurkan dosa-dosa. Dan ia adalah tempat pertemuan lisan para nabi, para orang shaleh, para jama’ah haji, orang-orang umrah dan para peziarah. Maha suci Allah yang Maha Agung.

***

Banyak orang masih mempertanyakan mengenai sejarah Hajar Aswad bisa berada di sudut tenggara Kabah yakni tempat buat bertawaf umat Islam saat melaksanakan ibadah haji. Beberapa kisah menuliskan jika Hajar Aswad merupakan batu lonjong yang tidak beraturan dan berwarna hitam kemerahan yang kerap menjadi perebutan umat Islam saat melaksanakan ibadah haji.

Suatu cerita yang ditulis buku sejarah Kabah, kisah rumah suci yang tak lapuk dimakan zaman karangan Ali Husni Al-kharbuthli menerangkan, bahwa pada saat pembangunan Kabah mencapai tahap terakhir, ternyata beberapa bagian sudut masih kekurangan batu.

Menurut sejarawan dan pemikir muslim dari Persia Ath-Thabari, saat ingin menyempurnakan bangunan Ka'bah, Nabi Ismail mencari bahan yang bisa melengkapi sudut kosong tersebut. Namun ketika Nabi Ismail hendak mencari bahan bangunan itu, Nabi Ibrahim memerintahkan kekosongan sudut Ka'bah itu hanya diisi dengan batu yang telah dipilihnya.

"Ketika Nabi Ismail ingin menyempurnakan Ka'bah dengan sebuah benda, tetapi Nabi Ibrahim berkata, "jangan"!," terang Nabi Ibrahim, dikutip dari buku sejarah Ka'bah, kisah rumah suci yang tak lapuk dimakan zaman karangan Ali Husni Al-kharbuthli, Rabu (25/6).

"Carilah batu seperti yang aku perintahkan," kata Nabi Ibrahim "

Mendengar perintah itu, Nabi Ismail pun segera pergi mencari batu yang diperintahkan Nabi Ibrahim. Ketika kembali, ternyata Nabi Ibrahim sudah meletakkan sebuah batu di sudut kosong itu.

"Wahai ayah, dari manakah engkau mendapatkan batu itu?" tanya Nabi Ismail

"Yang membawa batu ini adalah dia yang tidak dapat menunggumu yaitu Malaikat Jibril. Ia membawanya dari langit," jawab Nabi Ibrahim.

***

Hajar Aswad telah terlibat dalam peristiwa-peristiwa sejarah yang penting sepanjang sejarahnya yang sangat panjang tersebut, Salah satunya yang penting adalah peristiwa yang melibatkan Nabi Muhammad SAW sebagai pemeran utama. Hal itu terjadi sekitar lima tahun sebelum Muhammad diangkat sebagai nabi dan rasul, yakni ketika beliau berumur 35 tahun, dimana saat itu diadakan pemugaran Ka’bah karena adanya beberapa kerusakan.

Pemugaran tersebut dilakukan atas dasar kesepakatan para pemuka kabilah suku Quraisy yang ada di Kota Makkah. Akan tetapi, terjadi perselisihan yang hampir saja mengakibatkan pertumpahan darah di antara sesama masyarakat Quraisy, ketika akan menetapkan siapa yang berhak menempatkan kembali Hajar Aswad pada posisinya semula. Masing-masing tokoh merasa paling berhak untuk menempatkan kembali batu tersebut.

Saat perselisihan semakin memuncak, muncullah Abu Umayyah bin Mughirah Al-Makhzumi memberikan masukan agar permasalahan tersebut diserahkan kepada seseorang yang akan menjadi sang pengadil. Dia menyarankan agar orang tersebut adalah siapa orang yang pertama kali memasuki Masjidil Haram melalui Bab Al-Shafa pada hari itu. Usulan tersebut disetujui oleh semua pemuka Quraisy. Ternyata, orang yang pertama kali memasuki Masjidil Haram melalui Bab Al-Shafa pada hari tersebut adalah Muhammad bin Abdullah. Maka disepakatilah Muhammad bin Abdullah sebagai orang yang akan mengadili perkara penempatan kembali Hajar Aswad tersebut.

Pada peristiwa inilah semakin memperlihatkan kualitas pribadi Muhammad bin Abdullah. Melalui kecerdasan dan kebijaksanaan yang dimilikinya, Muhammad sukses memberikan jalan keluar “win – win solution” yang dapat diterima semua pihak. Beliau menghamparkan sehelai kain di tanah, lalu mengangkat Hajar Aswad dan menempatkannya di atas bentangan kain tersebut. Lalu beliau meminta setiap pemuka kabilah Quraisy memegang masing-masing sudut dan sisi kain tersebut dan bersama-sama mengangkatnya untuk membawa Hajar Aswad ke tempatnya semula. Saat sampai ke dekat tempat Hajar Aswad, Nabi Muhammad SAW mengangkat dan menempatkan Hajar Aswad ke tempat aslinya.

Dengan melalui cara Nabi Muhammad SAW tersebut, para pemuka Quraisy merasa sama-sama punya andil dalam menempatkan kembali Hajar Aswad ke tempatnya semula. Cara yang sederhana dan bijaksana yang ditempuh Muhammad bin Abdullah tersebut berhasil menghindarkan persengketaan yang hampir terjadi dan berhasil pula memuaskan semua pihak. Maka sejak saat itu, rasa percaya dan hormat kaum Quraisy kepada Muhammad bin Abdullah semakin meningkat.

Peristiwa besar lain yang melibatkan Hajar Aswad adalah peristiwa pencurian dan penyanderaan Hajar Aswad yang dilakukan oleh kelompok atau golongan Qaramithah. Pada akhir abad ke-9 M mereka melakukan pemberontakan kepada pemerintahan Islam Dinasti Abbasiyah yang sedang berada dalam periode kemunduran dan perpecahan. Pada tahun 317 H Pasukan Qaramithah di bawah pimpinan Abu Thahir Al-Qurmuthi berhasil mengobrak-abrik kota Makkah, mencuri Hajar Aswad dan membawanya ke pusat gerakan mereka di belahan timur semenanjung Arabia di kawasan Teluk Persia.

Lalu Hajar Aswad mereka bawa ke Kufah dan mereka menyanderanya pada tahun-tahun 930-951 M (317-339 H). Mereka meminta tebusan untuk mengembalikan Hajar Aswad tersebut. Jumlah uang tebusan yang mereka minta sangat besar sehingga susah untuk dipenuhi oleh pemerintah saat itu.


Setelah berlangsug selama 22 tahun Hajar Aswad di tangan para penyandera tersebut, akhirya kaum Qaramithah di bawah Abu Ishak Al-Muzakki mengembalikan Hajar Aswad ke tempat asalnya di Ka’bah. Menurut riwayat, Khalifah Al-Muthi’ Lillah dari Dinasti Abbasiyah harus mengeluarkan uang sebanyak 30.000 dinar sebagai imbalan pengembalian Hajar Aswad tersebut.


Sumber Dari : http://hajimabrurbarokah.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Cinta Segitiga Yang Mengharukan .::

Ini merupakan cerita yang benar-benar terjadi pada teman Saya bernama May. Dia cewek Satu sekolah dengan Saya. Kisah ini dimulai ketika kami masih kelas 2 SMA. May termasuk cewek tomboy sehingga jarang bahkan hampir tidak ada cowok yang PDKT sama dia.

Cinta Segitiga (Ilustrasi)
Beberapa hari setelah kami masuk kelas 2, ada siswa baru cowok bernama Rico. Tidak diduga dan disangka, May jatuh cinta sama Rico. Tapi sayangnya Rico tidak begitu suka dengan May. Alasannya, Rico tidak begitu menyukai cewek tomboy dan selain itu Rico juga sudah memiliki pacar yaitu Dianita. Dianita selain cantik juga seorang foto model.

Singkat cerita, Dianita dikabarkan menjalin hubungan dengan cowok lain. Sampai akhirnya Rico merasa frustasi dan akhirnya memilih May sebagai pacar dengan tujuan sebagai pelarian saja.

Bisa dikatakan begitu, karena Rico kurang perhatian juga kasih sayang pada May meskipun perhatian dan kasih sayang May terhadap rico sangat besar dan terkesan berlebihan. Setelah beberapa saat menjalani hubungan, Terbukti bahwa Dianita tidak menjalin hubungan dengan pria lain. Itu hanya salah paham. Sehingga Rico lebih memilih kembali pada Dianita dan Meninggalkan May.

Sebagai wanita normal, tentu saja May merasakan sakit hati dengan kejadian seperti itu. Terlebih lagi dia sudah hamil karena perbuatan Rico. Hingga suatu saat Dianita sakit dan membutuhkan donor ginjal.

Tanpa diketahui oleh Rico dan Dianita, may mendonorkan ginjalnya untuk Dianita. Rico cuma tahu hal itu setelah menerima surat dari May seminggu setelah operasi.

To: Rico yang aku cintai
Sudah 2 bulan kita bersama, aku sangat senang kau akhirnya menerimaku menjadi kekasih kamu. Kau tau sejak kau datang ke sekolah, aku benar-benar terpesona, bukan karena ketampanan dan kekayaan kamu, tetapi hatimu yang tulus, aku terus mengejarmu untuk mendapatkan ketulusan hatimu itu, dan aku sangat senang ketika akhirnya aku mendapatkan kamu karena ketulusan kamu pada ku di saat kau pertama kali berkenalan denganku, disaat pertama kali kau bersikap padaku, itu tak pernah kudapatkan dari teman, saudara, bahkan keluargaku.
Tapi sekarang ku sadar, aku mendapatkan kamu karena kau terpaksa, karena keegoisan ku, sehingga aku tak melihat ketulusan kamu yang seperti dulu, sekarang aku benar-benar menyesal, aku ingin sekali menebus semua itu, tapi dengan cara apa?
Rico, akhirnya kau kembali pada Wanita yang kau cintai setulus hatimu, aku senang, meski hati ini sakit, tapi aku tetap akan menjadi beban di dalam hidupmu, karena aku mengandung bayi hasil darimu, bayi ini bisa menjadi perusak hubungan kamu dengan Dianita, aku tak mau, tak mau melihat ketulusan kamu hilang dari matamu, tapi sekarang aku tau caranya, Aku memang dosa jika menggugurkan bayi yang tidak berdosa ini, tapi aku tau caranya, Aku ingin menebus semuanya.
Rico aku memberikan ginjal ku pada Dianita, Aku tahu ketika dokter mengatakan itu dapat membahayakan jiwa ku, meski akhirnya aku haruz kehilangan bayi ini, tapi semoga dengan semua ini aku bisa menebusnya.
Rico pancarkan ketulusan cintamu pada Dianita, sebab ketulusan kamu sangat indah. Aku menyayangimu... From : May

Seketika itu juga Rico menangis. Satu tahun kemudian, Terlihat seorang cowok menggendong seorang bayi lucu dan mengemaskan. Cowok itu adalah Rico. Disampingnya ada Dianita yang bermain-main dengan bayi yang digendong Rico.

Tapi tiba-tiba Rico menoleh kebelakang dan menghampiri wanita yang duduk di kursi roda itu dan Rico pun mencium keningnya. Dijari wanita itu terdapat cincin pernikahan yang sama. Dan Wanita itu adalah May, May sebagai istri Rico karena mereka sudah menikah. Dan Dianita merelakan hal itu terjadi.


Sumber Dari : http://www.madjongke.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Rowden Go dan Leizel May : Menikah & Suaminya Meninggal Setyelah 10 Jam Kemudian .::

Rowden Go dan Leizel May
Suasana pernikahan biasanya selalu menjadi hari yang indah, namun suasana pernikahan yang satu ini diiringi dengan air mata bahagia, sekaligus duka yang terlihat jelas di sebuah rumah sakit di Filipina baru-baru ini.

Rowden Go dan Leizel May adalah sepasang insan yang berencana menautkan cinta mereka ke pernikahan yang akan digelar di bulan Juli tahun ini, yang bertepatan di hari ulang tahun Rowden yang ke-30.


Namun ternyata, pernikahan itu harus dipercepat dari rencana mereka, karena Rowden tak punya banyak waktu lagi, karena bulan Mei silam, Rowden didiagnosa mengidap kanker hati stadium empat.

Dengan perkembangan sel kanker yang ganas, Rowden diperkirakan tak berumur panjang, Karena itu, sebelum ajal menjemput, Rowden ingin menuntaskan satu mimpinya, menikahi Leizel. seperti dilansir dari huffingtonpost.com.

Hanya 12 jam saja, waktu yang mereka gunakan untuk menyiapkan pernikahan Rowden dan Leizel. Meski begitu, sebisa mungkin mereka membuat suasana pernikahan itu indah dan khidmat demi Rowden.

Akhirnya dengan bantuan pihak rumah sakit, keluarga mencoba mewujudkan harapan Rowden itu. Mereka menggelar pernikahan Rowden dan Leizel di rumah sakit. Suasana haru sekaligus bahagia terlihat jelas di ruangan sebuah rumah sakit di Filipina ini.

Adegan pernikahan Rowden dan Leizel dengan indahnya direkam dalam sebuah video yang kemudian diunggah oleh salah seorang adik Rowden ke youtube. Video tersebut pun mendapatkan simpati dan perhatian dari jutaan pemirsa youtube.

Terlihat beberapa orang tamu hadir dengan menggunakan busana yang indah dan rapi. Tamu dari keluarga dan teman dekat keduanya terlihat berbahagia menyaksikan upacara pemberkatan pernikahan yang khusyuk sekaligus mengharukan. Sehingga air mata pun terlihat di banyak wajah tamu yang hadir, yang tak kuasa menahan haru.

Semua bersiap menyaksikan sebuah pernikahan yang paling indah sekaligus tragis yang mungkin pernah ada di dunia ini. Kedua calon pengantin pun bersiap-siap menyambut detik-detik mereka mengikat janji sehidup semati.

Pengantin laki-lakinya bernama Rowden Go dan yang wanita Leizel May. Sayang, kondisi kesehatan Rowden tak memungkinkan sehingga dirinya tak bisa menanti sang calon istri di depan altar. Sebaliknya, Rowden terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan mengenakan kemeja putih dan bunga terselip di saku kanan dan selang pernafasan menancap di hidungnya.


Ibu dan dua saudara lelaki Rowden mendorong tempat tidurnya ke koridor ruangan rumah sakit yang menjadi ruangan pernikahan, di mana di sana ia akan bertemu dengan Leizel yang telah dirias secantik mungkin sebagai mempelai wanita.

Tak lama berselang, sang pengantin wanita, Leizel, beserta putri mereka yang berusia 2 tahun, Zakiah Rowzel, memasuki ruangan dengan busana pengantin serba putih. Senyum terpancar dari wajah Leizel, meski akhirnya ia tak bisa membendung air mata saat Rowden berada di sisinya.

Kedua pengantin itu kemudian mendapat pemberkatan dan bertukar cincin. Saat itu semua orang mengabadikan, mengiringi dan mendoakan pasangan ini. Air mata haru dan sedih bercucuran melihat Rowden yang menguatkan diri di waktu-waktu terakhirnya.

Matanya kadang sayu dan nafasnya lemah, namun meski begitu ia tetap masih bisa tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada orang-orang yang mengelilinginya.

Sayangnya, setelah pernikahan yang digelar 11 Juni 2014 itu, berselang 10 jam kemudian, Rowden harus menghembuskan nafas terakhirnya. Walau Ia memang tak lama merasakan kebahagiaan pernikahan bersama istrinya, namun ia meninggal dalam ketenangan dan bersyukur karena sebelum meninggalkan dunia ini, Rowden sudah memenuhi janjinya menikahi Leizel, belahan jiwanya.

Keluarga telah merelakan Rowden, mereka mengelilinginya dengan kasih sayang dan mewujudkan keinginan terakhirnya. Selamat jalan, Rowden. Meski kematian memisahkannya, namun ia telah menikmati masa-masa terakhirnya dengan tersenyum dan bahagia.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Pengorbanan Deng Xuefeng Kepada Ayah Tirinya .::

Dalam video YouTube ini, seorang ayah membuat pengorbanan luar biasa. Demi membesarkan anak angkat yang ditemukannya di sawah, ia sampai rela tidak menikah. Dibesarkannya anak perempuan itu meski ia hidup begitu miskin dan sakit-sakitan. Hampir bisa dipastikan, akan membuat pemirsanya banjir air mata.

Xuefeng Dipanggung Impian

Kisah nyata ini muncul dalam sebuah acara di China bertajuk Panggung Impian. Seorang gadis cantik mempertunjukkan tarian dengan harapan memuaskan dewan juri. Tujuannya hanya satu, mendapat dana untuk menyembuhkan penyakit ayahnya.

"Ayahku sejak kecil punya asma. Ayahku bertahun-tahun tidak pernah memeriksakan penyakitnya," kata sang gadis bernama Deng Xuefeng dalam video di YouTube tersebut. Sang ayah hanya minum obat sembarangan sehingga saat ini dalam usia ke 60, penyakitnya makin parah.

Yang paling mengharukan, Xuefeng ternyata anak yang dibuang orang tua kandungnya sejak bayi. Jadi yang membesarkannya adalah ayah angkatnya itu yang hanya seorang pekerja bangunan dan petani miskin. Tempat tinggalnya di gubug sangat sederhana.

Xuefeng & Ayah Tirinya
"Orang tua kandung membuang saya. Ayah yang membawa saya pulang, karena saat itu cuaca dingin. Saya baru lahir, saya lahir dalam kesengsaraan," kata Xuefeng. Maka ia begitu sayang dengan sang ayah meskipun notabene bukan orang tua kandungnya.

Sang ayah memang berkorban luar biasa untuk Xuefeng. Ia sampai tidak mau menikah. Alasannya hanya satu, ia tidak ingin kehadiran ibu tiri membuat Xuefeng menderita. "Di desa, ibu tiri memperlakukan anak gadis tiri berbeda. Dimarahi, dipukuli, pakaian, makan semua berbeda. Makanya saya sejak dia kecil tidak pernah berusaha mencari istri supaya dia tidak menderita," kata ayah bernama Deng itu.

Para penonton dan pembawa acara pun mulai meneteskan air mata. Sebagian menangis tersedu mendengar pengorbanan terbesar sang ayah. Terlebih lagi, Deng yang petani miskin ini tidak hanya membesarkan putrinya, tapi juga adik kandungnya yang hilang ingatan.

Deng berhasil membesarkan Xuefeng hingga sukses menjadi mahasiswa kedokteran dengan beasiswa. Xuefeng sengaja ingin menjadi dokter supaya dapat menyembuhkan penyakit ayahnya itu.

Tapi belakangan ini, penyakit pernapasan Deng semakin parah saja. Bahkan suatu hari, dia hampir meninggal dunia.

Maka Xuefeng kembali ke rumah sang ayah untuk merawatnya dan menunda dulu kuliahnya. Ia hanya ingin sang ayah dapat disembuhkan. Untuk memperoleh dana, ia mengikuti acara Panggung Impian tersebut. 

Di akhir acara, semua juri tergerak dengan kisah Xuefeng. Mereka akhirnya memberi bantuan dana cukup besar untuk mengobati penyakit Deng.

Penasaran seperti apa tayangan videonya? Simak berikut ini yang sudah dialihbahasakan dalam bahasa Indonesia.

www.youtube.com/watch?v=DBMRDmxDGEE

Sebagai catatan, video ini cukup panjang. Tapi hampir setiap bagiannya terasa mengharukan, tentang pengorbanan luar biasa dari seorang ayah pada putri yang sebenarnya bukan anak kandungnya dan tak ada hubungan keluarga apapun dengannya.




Sumber Dari : http://inet.detik.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Mukhjizat Rasulullah SAW Dengan Tubuh Yang Mengeluarkan Petir .::


Di antara para Nabi dan Rasul yang paling banyak memiliki mukjizat adalah nabi Muhammad SAW"

Setiap Nabi dan Rasul itu memiliki mukjizat yang berbeda, yang disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya dan kebutuhannya. Dan di antara para nabi dan rasul yang paling banyak memiliki mukjizat adalah Rasulullah SAW.

Banyak para sahabat yang menyaksikan dengan mata kepala sendiri tentang kehebatan mukjizat Rasulullah SAW, baik di saat damai maupun ketika berada di medan pertempuran. Salah satu mukjizat Beliau yang spektakuler adalah tubuhnya rnemancarkan nyala api dan petir sebagai tameng dari serangan lawan yang hendak membunuhnya.

Dikisahkan, pada saat Rasulullah SAW berangkat menuju ke rnedan Perang Hunain, di antara yang ikut serta dalam pasukan kafir ada seorang lelaki yang bernama Syaibah bin Usman bin Thalhah, yang ayah dan pamannya terbunuh daJam Perang Uhud. Oleh karena itu, keikutsertaan Syaibah dalam Perang Hunain adalah untuk membalas dendam atas kematian bapak dan pamannya di Perang Uhud. Sasaran utamanya adalah membunuh Rasulullah SAW.

Syaibah kemudian mengisahkan apa yang ia alami sendiri dalam Perang Hunain tersebut. Ia menceritakan: "Ketika aku mengetahui Rasulullah SAW turut serta dengan pasukan Islam dalam perang Hunain ini, aku pun ikut bergabung dengan pasukan kafir Quraisy menuju suku Hawazin dengan harapan bila perang sudah berkecamuk, aku akan mencari kesempatan dan menunggu saat yang tepat untuk membunuh Rasulullah SAW Dengan demikian, akulah orang yang dapat menyelesaikan balas dendamnya kafir Quraisy terhadap Rasulullah SAW Rencana ini aku perhitmgkan matang-matang jangan sampai gagal. Pedang yang aku bawa pun aku asah tajam-tajam hingga nanti dapat sekali tebas melukai tubuh Rasulullah SAW".

"Pada hari itu..", demikianlah Syaibah melanjutkan kisahnya, ketika perang sedang berkecamuk dengan hebatnya, aku terus mengintai gerak-gerik Rasulullah SAW karena dialah sasaran utamaku.

Akhirya, tibalah saat yang aku tunggu-tunggu. Ini merupakan peluang emas bagiku, di saat orang-orang Islam porak-poranda dan bercerai-berai oleh serangan gencar pasukan panah kaum kafir yang bertubi-tubi sehingga keselamatan Rasulullah SAW tidak dilindungi oleh pasukannya. Maka, aku langsung menghunus pedangku sambil mendekati Rasulullah SAW Setelah dekat dengan Beliau, serangan pun aku lancarkan kepadanya.

Ilustrasi
"Tiba-tiba, ada nyala api keluar dari tubuhnya laksana petir yang menyambar-nyambar dan nyaris menyambar kulit wajahku."

Melihat kejadian itu, aku langsung menutup wajahku dengan tangan karena rasa takut telah mencekam seluruh jiwaku. Untuk itu, aku langsung menghindarkan diri menjauhi Rasulullah SAW sejauh mungkin.

Tidak begitu lama, aku mendengar suara Rasulullah SAW memanggil diriku, "Wahai Syaibah, datanglah kernari.". Aku pun datang kepada Rasulullah SAW dengan perasaan takut. Setelah aku mendekat, Beliau lalu meletakkan tangannya di dadaku, rupanya Beliau rnengerti kalau dadaku diliputi oleh perasaan takut dan gemetaran. Beliau mengusap-usap dadaku, seraya berdoa, "Ya Allah, lindungilah dia dari bisikan setan."

Dari peristiwa itu, demi Allah SWT, pada saat itu juga tidak ada yang lebih dicintai oleh telinga, mata, dan segenap jiwaku kecuali Beliau. Perasaan benci dan dendam kepadanya tiba-tiba sirna dari dalam lubuk hatiku. Kemudian, Rasulullah SAW berkata kepadaku, "Mari ikut berjuang bersama karni.". Aku langsung berdiri tegak di hadapan Beliau dan dengan pedang di tangan, aku melancarkan serangan balik rnenghantam teman-temanku yang kafir, yang memusuhi Rasulullah S.a.w dan sahabat-sahabatnya. Hanya Allah AWT lah yang mengetahui kalau diriku ini lebih suka melindungi dan menjaga keselamatan Rasulullah SAW dengan menggunakan tenagaku sendiri.

"Jika bapakku masih hidup dan memusuhi Rasulullah dan sahabatnya, maka tidak segan-segan lagi aku akan menyerangnya dengan pedangku yang tajam ini."

Bila dianalisis dari peristiwa di atas, rasanya tidak rnungkin terjadi manusia mampu mengeluarkan percikan api yang menyambar-nyambar bagaikan petir dari dalam tubuhnya. Akan tetapi, inilah kenyataan yang terjadi pada diri Rasulullah SAW dan inilah yang disebut dengan mukjizat.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Ashim bin Tsabit : Jasadnya Di Jaga Allah SWT .::


Perang Badar baru saja usai. Kaum Quraisy bertekad membalas kekalahan mereka. Kedengkian dan nafsu untuk balas dendam terus berkobar di dada kaum Quraiys. Tidak saja kaum pria, bahkan perempuan-perempuan bangsawan kaum Quraisy pun turut pula ke Uhud untuk menggelorakan semangat perang.

Di antara para wanita itu terdapat Hindun binti Utbah (istri Abu Sufyan bin Harb), Raithah binti Munabbih (istri Amr bin Ash), Sulafah binti Sa’ad beserta suaminya, Thalhah, dan tiga orang anak laki-lakinya: Musafi', Julas, dan Kilab, serta banyak lagi wanita-wanita lainnya.

Ketika pasukan-pasukan Islam dan musyrikin bertemu di medan Uhud, dan api peperangan pun menyala, Hindun binti Utbah dan beberapa perempuan lain berdiri di belakang pasukan pria. Mereka memegang rebana dan menabuhnya sambil menyanyikan lagu peperangan. Lagu-lagu mereka membakar semangat pasukan berkuda, membuat para suami bagai terkena sihir.


Pertempuran pun usai. Kaum Quraisy meraih kemenangan pada peperangan tersebut. Para wanita Quraisy berlompatan, berlarian ke tengah medan pertempuran, mabuk kemenangan. Mereka mencincang dan merusak mayat-mayat kaum Muslimin yang gugur dalam pertempuran tersebut dengan cara yang sangat keji. Perut mayat-mayat itu mereka belah, matanya dicongkel, telinga dan hidungnya dipotong.

Bahkan seorang di antara mereka tidak puas dengan cara begitu saja. Hidung dan telinga mayat-mayat itu dibuatnya menjadi kalung, lalu dipakainya untuk membalaskan dendam bapak, saudara, dan pamannya yang terbunuh di Badar.

Sulafah binti Sa’ad lain pula caranya. Dia tidak seperti perempuan lain. Hatinya guncang dan gelisah menunggu kemunculan suami dan ketiga orang anaknya. Dia berdiri bersama kawan-kawannya yang sedang mabuk kemenangan. Setelah lama menunggu dengan sia-sia, akhirnya dia masuk ke arena pertempuran, sampai jauh ke dalam. Diperiksanya satu per satu wajah mayat-mayat yang bergelimpangan.

Tiba-tiba didapatkannya mayat suaminya terbaring hampa berlumuran darah. Dia melompat bagaikan singa betina ketakutan. Kemudian, ditujukannya pandangan ke segala arah mencari anak-anaknya: Musafi', Kilab, dan Julas. Tidak berapa lama dia mencari ke segenap lapangan, didapatinya Musafi dan Kilab telah tewas. Namun Julas masih hidup dengan nafas kembang-kempis.

Sulafah memeluk tubuh anaknya yang setengah sekarat. Kemudian diletakkannya kepala anak itu ke pahanya. Dibersihkannya darah dari kening dan mulutnya. Air matanya kering karena pukulan berat yang sangat mengguncang hatinya.

Kemudian, ditatapnya wajah anaknya seraya bertanya, “Siapa lawan yang menjatuhkanmu?”
Dengan nafas putus nyambung Julas menjawab, “Ashim bin Tsabit, dia pula yang memukul roboh Musafi' dan...”

Belum habis dia berbicara, nafasnya sudah putus. Sulafah binti Sa’ad bagaikan orang gila. Dia menangis dan meraung sekencang-kencangnya. Dia bersumpah tidak akan makan dan menghapus air mata, kecuali bila orang Quraisy membalaskan dendamnya terhadap Ashim bin Tsabit, dan memberikan batok kepala Ashim kepadanya untuk dijadikan mangkok tempat minum khamr. Dia juga berjanji akan memberikan hadiah dan uang yang banyak bagi orang yang dapat menyerahkan Ashim bin Tsabit kepadanya, hidup atau mati!

Janji Sulafah itu tersiar cepat ke seluruh Quraisy. Setiap pemuda Makkah berharap mereka dapat memenangkan lomba itu, dan membawa Ashim kepada Sulafah untuk memperoleh hadiah besar yang dijanjikannya.

Seusai Perang Uhud, kaum Muslimin kembali ke Madinah. Mereka membicarakan pertempuran yang baru dialami. Sama-sama memperlihatkan rasa sedih atas pahlawan-pahlawan yang syahid, memuji keberanian orang-orang yang terluka, dan sebagainya. Mereka pun tidak ketinggalan menyebut nama Ashim bin Tsabit yang dikatakan sebagai pahlawan gagah tak terkalahkan. Mereka kagum bagaimana Ashim mampu merobohkan tiga bersaudara sekaligus.

Seorang di antaranya berkata, “Itu soal yang tidak perlu diherankan. Bukankah Rasulullah pernah mengingatkan ketika beliau bertanya bebarapa saat sebelum berkobar Perang Badar, “Bagaimana caranya kamu berperang?”

Lalu Ashim tampil dengan busur panah di tangan, lalu berkata, “Jika musuh berada di hadapanku seratus hasta, aku panah dia. Apabila musuh mendekat dalam jarak tikaman lembing, aku bertanding dengan lembing sampai patah. Jika lembingku patah, kuhunus pedang, lalu aku main pedang.”

Maka Rasulullah SAW bersabda, “Nah, begitulah berperang. Siapa yang hendak berperang, berperanglah seperti Ashim.”

Tidak berapa lama setalah Perang Uhud, Rasulullah memilih enam orang sahabat untuk melaksanakan suatu tugas penting, dan beliau mengangkat Ashim bin Tsabit sebagai pemimpin. Orang-orang terpilih ini berangkat melaksanakan tugas yang dibebankan oleh Rasulullah kepada mereka.

Di tengah jalan, tidak jauh dari Makkah, sekelompok kaum Hudzail melihat kedatangan mereka. Kelompok itu segera mengepung mereka dengan ketat. Ashim dan kawan-kawan dengan sigap menyambar pedang masing-masing, dan siap siaga menghadapi segala kemungkinan.

Kata orang-orang Hudzail, “Kalian tidak akan berdaya melawan kami. Demi Allah, kami tidak akan berlaku jahat terhadap kalian jika kalian menyerah. Kalian boleh memercayai sumpah kami dengan nama Allah.” 

Para sahabat Rasulullah berpandangan satu sama lain seolah-olah bermusyawarah, sikap apa yang harus diambil. Ashim menoleh kepada kawan-kawannya seraya berkata, “Aku tidak dapat memegang janji orang-orang musyrik itu.”

Kemudian diingatnya sumpah Sulafah untuk menangkapnya. Ashim kemudian menghunus pedangnya sambil berdoa, “Wahai Allah, aku memelihara agama-Mu dan bertempur karenanya. Maka lindungilah daging dan tulangku, jangan biarkan seorang musuh pun menjamah.”

Ashim dan rekan-rekannya menyerang orang-orang Hudzail. Mereka bertiga bertempur mati-matian, sehingga akhirnya roboh dan gugur satu per satu. Adapun kawan Ashim tiga lagi menyerah sebagai tawanan. Mereka dikhianati oleh kaum Hudzail yang tidak memenuhi janji.

Pada mulanya kaum Hudzail tidak mengetahui bahwa salah seorang di antara korban mereka adalah Ashim bin Tsabit. Namun setelah tahu bahwa salah satunya adalah Ashim, mereka pun girang bukan kepalang, karena membayangkan hadiah besar yang akan diperoleh. Hanya beberapa saat setelah kematian Ashim bin Tsabit dan kawan-kawan, kaum Quraisy telah mencium beritanya. Karena kaum Hudzail tinggal tidak jauh dari kota Makkah, para pemimpin Quraisy segera mengirim utusan kepada pembunuh Ashim, meminta kepala Ashim untuk menghilangkan dahaga Sulafah binti Sa’ad, dan menyempurnakan sumpahnya.

Para pemimpin Quraisy membekali para utusan itu dengan uang yang memadai, dan menyuruh mereka menyerahkan seluruh uang itu kepada kaum Hudzail demi untuk mendapatkan kepala Ashim.

Kaum Hudzail pergi mencari mayat Ashim untuk memisahkan kepalanya dari jasad. Tetapi alangkah ajaib, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh sarang lebah dan gerombolan serangga yang menyerang dari segala arah. Ketika mereka hendak menghampiri tubuh Ashim yang telah menjadi mayat, serangga itu terbang menyeranga, menggigiti muka, mata, dan kening. Bahkan seluruh tubuh mereka luput dari gigitan, sehingga mereka tidak bisa mendekati jenazah Ashim.

Setelah mereka mencoba berulang-ulang menghampiri mayat Ashim, mereka selalu gagal, akhirnya menyerah. “Biarkanlah dahulu sampai malam. Biasanya bila hari telah malam, mereka terbang. Maka tinggallah mayat itu untuk kita,” kata seseorang.

Mereka kemudian duduk menunggu sampai malam. Namun ketika langit mulai gelap, tiba-tiba kilat dan petir menggelegar sambung-menyambung. Hujan pun turun dengan lebatnya bagai dicurahkan dari langit. Setahu mereka belum pernah terjadi hujan sedemikian lebat. Dengan cepat air mengalir dari tebing-tebing memenuhi sungai-sungai dan menutup permukaan lembah. Banjir besar segera datang melanda segala yang ada.

Setelah Subuh tiba, mereka bangkit kembali mencari tubuh Ashim di segala penjuru. Namun usaha mereka sia-sia, bahkan mereka tidak menemukan bekas-bekasnya. Rupanya banjir telah menghanyutkan mayat Ashim tanpa diketahui ke mana perginya.

Allah SWT memperkenankan doa Ashim bin Tsabit. Dia melindungi mayat Ashim yang suci, jangan sampai dijamah oleh tangan-tangan kotor orang-orang musyrik.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS