RSS
Container Icon

::. Curhatan Iblis Kepada Nabi Yahya as .::

“Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari Godaan syetan yang terkutuk. Sesungguhnya syetan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (syetan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.” (Qs.An- Nahl: 98-100)


Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Iblis musuh Allah biasa mendatangi para Nabi dan berbincang-bincang dengan mereka dari sejak Nabi Nuh sampai Isa a.s. Dari semua, yang paling suka dijumpai olehnya adalah Nabi Yahya bin Zakariyya as. Suatu hari, dia mengunjungi Nabi Yahya as. Ketika dia hendak pergi, Nabi Yahya memanggilnya dan berkata, Wahai Abu Murrah (panggilan Iblis), ada yang ingin kupinta darimu, dan kuharap kau tak menolak permintaanku ini.

”Iblis menjawab, “Akan aku penuhi permintaanmu wahai Nabi Allah, apa itu?

Nabi Yahya berkata, ”Saya ingin kau mendatangiku dengan rupa aslimu, dan menunjukkan senjata tipu dayamu yang kau pakai untuk mencelakakan manusia.”

Iblis menjawab, ”Anda telah meminta hal yang besar dan berat bagiku, menjawabnya saja cukup menyusahkanku. Namun engkau sangat mulia dihadapanku, bagiku lebih aman menjawab permintaanmu daripada tidak, tetapi aku ingin saat itu tiada orang lain selain kau dan aku, aku tidak mau ada seorang pun selainmu.”

Mereka sepakat dalam menentukan waktu yang tepat untuk bertemu esok harinya. Setelah tiba waktunya dia pun datang menjelma dihadapan Nabi Yahya as. Ternyata, Iblis sepenuhnya berubah, berbalik rupa, besar menakutkan, dan buruk sekali. Tubuhnya seperti tubuh babi, wajahnya seperti wajah kera, kedua matanya panjang ke dalam, sedang mulutnya memanjang keluar, sekitar kepala dan giginya hanya terlihat tulang-tulang tanpa ada dagu atau jenggot, rambut di kepalanya sedikit, tajam dan tak karuan tumbuhnya, tangannya empat, dua di bahu dan dua disamping, jari-jari kakinya berada di bagian belakang dan tumitnya berada di bagian depan, jari tangannya ada enam, pipinya menonjol, hidungnya ke atas dan ada moncongnya seperti moncong burung, wajahnya mengarah tengkuknya, matanya berair, kakinya pincang, tubuhnya bersayap, bajunya kusut mengerut, memakai ikat pinggang seperti majusi, dengan tongkat-tongkat kecil menyantol disekitarnya, sekeliling bajunya ada kain-kain seperti kaos kaki yang berwarna warni, hitam, putih, merah, kuning, hijau, di tangannya ada lonceng besar, sedang di atas kepalanya ada telur, dan di ujung telur itu ada besi panjang bercabang.

Nabi Yahya as berkata, “Jelaskan padaku Wahai Abu Murrah (Nama Iblis) akan segala yang kulihat ini.”

Iblis menjawab, ”Wahai Nabi Allah sungguh aku takkan sudi mendatangimu seperti ini, kecuali karena memang aku mau memberitahumu segala yang kau mau tahu.”

Nabi Yahya bertanya, “Ada apa dengan ikat pinggang bajumu itu”?

Iblis menjawab, ”Demi menyerupai Majusi, karena akulah yang menciptakan pilar-pilarnya”?

Nabi Yahya bertanya, ”Kalau tongkat-tongkat kecil yang kau ikat disabukmu itu untuk apa?”

Iblis menjawab, ”Disitulah syahwat-syahwatku dan itulah alat-alat tipuanku. Saat merayu seorang mukmin, pertama sekali aku lewat perempuan, kalau dia tetap teguh pada Allah, maka aku membujuknya untuk mengumpulkan harta walau haram, dan membuatnya rakus, kalau dia tetap teguh beriman dan menghindar dengan merasa cukup apa adanya (qanaah), maka aku mencobanya dari sisi minuman supaya mabuk, terus-menerus syahwat itu saya ulangi dari berbagai segi dan pasti sebagian akan mengena walaupun dia orang yang wara.”
“Wahai Nabi, ini adalah aneka warna celupan wanita, dan perhiasannya. Semasih ada wanita yang berpakaian mencolok
sehingga terlihat, maka disitulah aku mempermainkan laki-laki menuju keindahan yang ada pada wanita.”


Nabi Yahya as, “Adapun lonceng yang ditanganmu itu untuk apa?”

Iblis menjawab, “Ini adalah muara alunan musik yang menggoyang dan paduan macam-macam suara alat musik, dari gitar biola, biola, gendang, terompet, hingga suara-suara ratapan dan lagu-laguan. Jika ada suatu kaum yang mengadakan pesta tidak baik, dan di sana terdapat alat-alat musik itu, maka ketika itu aku lihat mereka mulai menikmati, aku akan menggerakkan lonceng ini sehingga berbaur dengan suara musik mereka, dan mereka kemudian akan lebih merasakan enak dan tambah bergoyang, diantara mereka akan ada yang menggerakkan jari-jarinya, ada yang mengoyang-goyangkan kepalanya, dan ada juga yang bertepuk-tepuk tangan. Mereka akan terus begitu sampai kujerumuskan.

Nabi Yahya as bertanya lagi, “Bagaimana dengan telur yang ada di atas kepalamu?”

Iblis menjawab, “Wahai Nabi Allah, sebagaimana para Nabi, orang salih dan para ahli ibadah berlindung dariku dan dari semua tipu dayaku, maka telur ini adalah jimat perlindungan bagiku juga dari setiap kutukan.”

Nabi Yahya bertanya, “Kalau besi panjang yang ada diujungnya ini untuk apa?”

Iblis menjawab, ”Dengannyalah aku menbolak-balikkan hati orang-orang salih. Masih adakah yang kau ingin tanyakan? Katakanlah.

Nabi Yahya as berkata, “Ada apa dengan rupa dan bentukmu yang begitu buruk, berputar balik, dan munkar?”

Iblis menjawab, “Semua ini gara-gara ayahmu Adam. Sungguh dahulu aku termasuk malaikat yang terhormat. Aku bahkan tidak mengangkat kepalaku dari satu sujud selama 400 ribu tahun, kemudian aku mendurhakai-Nya waktu diperintah sujud kepada ayahmu Adam, sehingga Dia marah dan mengutukku. Rupaku pun berubah menjadi bentuk setan, padahal dahulu tiada dari para malaikat yang sosoknya lebih bagus daripadaku, aku jadi mamsukh, berbalik, terjelek, dan terburuk sebagaimana kau lihat Wahai Nabi Allah.”

Nabi Yahya berkata, “Pernahkah kau memperlihatkan rupa asli dan tipu dayamu sebagaimana adanya kepada yang lain?”

Iblis berkata, “Tidak, demi keagungan Tuhanku, semua ini tidak pernah dilihat oleh siapapun, dan aku telah memuliakanmu dengan memperlihatkan hanya kepadamu.

Nabi Yahya as bertanya, “Beritahukan kepadaku apa saja yang paling kau suka, paling kau pegangi, paling menghilangkan kesedihanmu, paling menyejukkan matamu dan paling menggembirakanmu?”

Iblis menjawab, “Saya takut nanti Anda akan menyebarkannya, sehingga mereka menjaga diri dan tipu dayaku akan sia-sia.”

Nabi Yahya as berkata, “Sesungguhnya Allah telah menurunkan al-kitab dan menyebutkan dirimu, tipu dayamu, serta menjelaskan kepada para Nabi dan para Wali-Nya. Mereka juga sudah membentengi diri dengan berlindung kepada Allah. Adapun orang-orang sesat, Anda lebih utama atas mereka, sampai-sampai kau mempermainkan mereka seperti bola. Lagi pula perkataanmu tidak lebih mulia daripada firman Allah.”

Iblis kemudian menjawab, “Wahai Nabi Allah, yang paling aku suka, paling aku senangi, paling aku pegangi, dan yang paling menyejukkan mataku adalah wanita. Mereka adalah taliku, umpanku, dan anak panahku yang dengannya aku tidak bisa meleset. Kalau bukan karena mereka, maka menyesatkan manusia paling bodohpun aku kesusahan….

Selanjutnya Nabi Yahya as bertanya tentang dirinya sendiri, “Apakah ada kesempatan engkau untuk memperdayaku?”

Iblis menjawab, “Demi Allah tidak ada hal dapat memperdayamu. Namun ada yang aku sukai pada dirimu dan cukup sering engkau lakukan. Yaitu engkau termasuk orang yang suka makan banyak, sehingga membuat engkau lemas, berat, malas, dan ngantuk. Lalu Engkau tidur menyamping pada saat-saat yang biasanya engkau bangun mangun malam. Itulah yang kusuka.”

Setelah mengetahui hal itu Nabi Yahya berkata, “Saya berjanji kepada Allah Yang Maha Mulia dengan bernazar sampai saya keluar dari dunia untuk tidak pernah makan siang.”

Pada saat itu Iblis merasa marah dan sedih karena telah memberitahukan hal itu. Cerita ini telah memberikan gambaran umum kepada kita bagaimana cara Iblis dan setan mengorganisasi gerakannya untuk memperdaya manusia agar mengikutinya terjerumus kedalam lembah kehinaan dan neraka jahannam.


“Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari segala godaan setan yang terkutuk, dari tipuan dan rayuannya, dari mencapai impian dan janji- janjinya, dari segala perangkap dan jebakannya, dari segala harapannya untuk menyesatkan kami agar tidak patuh pada-Mu dan menganggap remeh perbuatan dosa atau menggoda kami untuk menyukai apa yang ia perindah atau untuk memberatkan pada kami apa yang dia sukai.”

Sumber Dari : https://votreesprit.wordpress.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ding Yizhou : Pria Romantis Yang Keliling China Bersama Kekasihnya Yang Lumpuh Dengan Kursi Roda .::

Namanya Ding Yizhou dari Liuzhou, Guangxi, China. Ia berusaha memenuhi impian kekasihnya Lai Min yang menderita lumpuh untuk berkeliling China. Kekasih Ding menderita penyakit serius karena tidak mampu berjalan. Lai sendiri menderita penyakit ataksia cerebellar, suatu kondisi yang mempengaruhi sistem syaraf dan koordinasi otot. Tetapi gadis ini memiliki impian untuk keliling dunia.

Ding memutuskan untuk membuat mimpi sang kekasih menjadi kenyataan. Dia melakukan persiapan untuk perjalanan ini selama dua hari. Latihan berjalan dan berkemah mereka lakukan sebelum memulai perjalanan pada hari Sabtu, 3 Januari 2015.

Ding dan kekasihnya akan mengikuti rute perjalanan yang berbentuk hati pada peta sebagai simbol cinta mereka. Mereka senang sekali menempuh perjalanan ini. Mereka akan berhenti untuk beristirahat di Changsha, Provinsi Hunan dan Wuhan, kemudian lanjut ke Provinsi Hubei sebelum mencapai arah barat Provinsi Sichuan.

Pada saat ini, dengan kemudahan transportasi dan informasi, bepergian telah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan kita sehari-hari. Akan tetapi, bagi Ding dan kekasihnya melakukan perjalanan yang jauh sangatlah sulit. Keterbatasan kekasihnya yang tak mampu berjalan menjadi kendala. Orang yang paling khawatir akan perjalanan ini adalah ibu Ding. Ding berharap ibunya memahami dan memberkati cinta mereka.
"Jika Anda percaya pada hal-hal yang baik, mereka akan datang kepada Anda" kata Lai, dilansir dari China Daily

Untuk perjalanan ini Ding hanya memiliki anggaran 700 yuan atau sekitar Rp 1,4 juta. Dengan keterbatasan dana, Ding memiliki ide yang kreatif untuk transportasi perjalanan ini. Ding pun merancang kursi roda yang nyaman bagi kekasihnya untuk perjalanan ini. Anjing kesayangan yang terlatih digunakan untuk menarik kursi roda. Awalnya Ding akan menggunakan dua anjing. Namun salahsatu anjingnya dibawa kabur oleh pencuri beberapa minggu sebelum keberangkatan mereka. Ding pun akhirnya mengayuh sepedanya dengan hati-hati untuk menarik kursi roda yang dinaiki kekasihnya.
"True Love never die. Ini disebut cinta sejati. Tuhan memberkati mereka. Doa saya, mereka menikmati sepanjang perjalanan dan impian mereka menjadi kenyataan. Banyak cinta dari saya". Tulis seorang netizen.
Komentar mendukung juga datang dari seorang wanita bernama Deborah Tiyatiye Eton. Deborah mengatakan, "Air mata mengalir dari mataku. Saya tidak bisa menahan mereka ! Astaga! ! ini luar biasa !! Cinta sejati. Semoga Tuhan menjaga dan melindungi mereka. 

Untuk mendapatkan uang tambahan, Ding melakukan usaha potong rambut keliling di sela-sela waktu perjalanannya. Foto Ding dan kekasihnya yang melakukan perjalanan romantis ini di unggah ke Facebook oleh kantor berita lokal China. Banyak yang berkomentar dan terharu pada aksi pasangan ini.


Photo Ding yang lain bersama kekasihnya :











  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Segelas Susu Yang Membawa Keberkahan .::

Pada awal bulan Januari 1987 silam, usai pesta perayaan malam pergantian tahun, ada seorang bocah lelaki miskin yang hidup dari menjual barang asongan dari pintu ke pintu, menemukan bahwa di kantongnya hanya tersisa beberapa Rupiah uangnya, dan kala itu dia sangat lapar sekali.

Bocah kecil tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda cantik membuka pintu rumah. Bocah kecil itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air.

Dan wanita muda tersebut melihat dengan menyelidik, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu segar dari dalam lemari Es nya. Bocah itu tertegun heran & meminumnya dengan lambat, seraya ditatap dengan penuh iba hati dari wanita tsb, dan tak lama kemudian bocah kecil itu bertanya dengan polos, ” Berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini..???” dan Wanita itu menjawab dengan penuh senyuman, seraya berkata : “Kamu tidak perlu membayar apapun dik”.

Sejak kami kecil, Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk segala bentuk kebaikan” kata wanita itu dengan suara yg bijak & terdengar ikhlas. Seraya menitikan airmata Bocah lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata : ”Dari dalam hatiku yg paling dalam, aku berterima kasih banyak pada Anda…Semoga Allah SWT membalas ketulusan & kebaikan Anda…”

Singkat cerita, 22tahun kemudian, wanita muda tersebut, menjadi tua dan mengalami sakit yang sangat serius dan kritis. Para dokter diseluruh kota-kota besar di Jawa Barat sudah tidak ada yang sanggup menangani penyakitnya.

Mereka akhirnya mengirimnya ke kota Jakarta, di mana terdapat dokter spesialis yang sangat ahli, disebuah Rumah Sakit terkenal mampu menangani penyakit langka tersebut untuk melakukan pemeriksaan lebih dalam. Pada saat Dokter Spesialis itu mendengar nama & kota asal si wanita tersebut dari susternya, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter tsb. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit paling Bonafit diJakarta itu, & segera menuju kamar si pasien wanita tersebut dirawat. 

Dengan berpakaian jubah kedokteran, dokter muda tsb menemui si wanita itu. Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandangan pertama. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi team dokter dan memutuskan untuk melakukan upaya yang paling terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. dan sejak hari itu, Ia selalu memberikan perhatian yg sangat spesial & khusus pada kasus penyakit pasien wanita tua yg satu itu.

Setelah melalui perjuangan yang sangat panjang, akhirnya diperoleh kemenangan. Wanita itu sembuh..!! dan Dr. Spesialis ini meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan dan rekapitulasi pengobatannya. ..tak lama berselang kemudian Dokter melihat tagihannya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien melalui salah satu susternya. Sejenak Wanita tua itu takut untuk membuka tagihan tersebut, dibenaknya ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya.

Akhirnya dengan membaca Basmallah Ia memberanikan diri untuk membuka & membaca tagihan tersebut, dan ia sangat terkejut ternyata sudah dibayar lunas semua tagihannya selama 2 bulan perawatan dirinya, & ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan tebal yg dicap stempel Rumah Sakit & berbunyi.
Telah dibayar lunas 22th yg lalu dengan segelas besar susu…” tertanda…(Nama Dokter Spesialis yg merawatnya)
Kontan saja bersimbah Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdo'a lirih seraya mengucapkan : ” Subhannallah…., terima kasih ya Allah, bahwa cinta & kasih Sayang-Mu telah menyirami seluruh bumi ini melalui hati dan tangan-tangan hambam-Mu yang kau kehendaki….” 

***

“Setiap Kebaikan yang dilakukan dengan penuh ke Ikhlasan hati seorang hamba kepada hamba Allah lainnya, kelak pasti akan dibayar Allah dengan jalan yg tiada disangka-sangka…” Begitupun sebaliknya…Karna Dia lah yg Maha menggenggam dibalik setiap kejadian didunia ini.


Sumber Dari : http://kisahkisah.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Alexander Pertz : Bocah Nasrani yang Menjadi Muallaf Pada Usia *8* Tahun .::

Rasulullah SAW bersabda: ”Setiap Bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua Orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi(HR. Bukhari)


Kisah bocah Amerika ini tidak lain adalah sebuah bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas. Alexander Pertz dilahirkan dari kedua orang tua Nasrani pada tahun 1990 M. Sejak awal ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh keluarga atau masyarakat. Begitu dia bisa membaca dan menulis maka ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama langit atau agama bumi.

Setelah membaca dengan mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang Muslim. Padahal sebelumnya ia tak pernah bertemu Muslim seorang pun. Dia sangat cinta dengan agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat, dan mengerti banyak hukum-hukum syar’i, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab, menghafal sebagian surat, dan belajar adzan.

Semua itu tanpa bertemu dengan seorang muslimpun. Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya yaitu Muhammad ’Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah SAW yang dia cintai sejak masih kecil. 

Salah seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada bocah tersebut. Namun, sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya, bocah tersebut bertanya kepada wartawan itu, ”Apakah engkau seorang yang hafal Al Quran ?

Wartawan itu berkata: ”Tidak”. Namun sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya.

Bocah itu kembali berkata , ”Akan tetapi engkau adalah seorang muslim, dan mengerti bahasa Arab, bukankah demikian ?”. Dia menghujani wartawan itu dengan banyak pertanyaan. ”Apakah engkau telah menunaikan ibadah haji? Apakah engkau telah menunaikan ’umrah? Bagaimana engkau bisa mendapatkan pakaian ihram? Apakah pakaian ihram tersebut mahal? Apakah mungkin aku membelinya di sini, ataukah mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja? Kesulitan apa sajakah yang engkau alami, dengan keberadaanmu sebagai seorang muslim di komunitas yang bukan Islami?”

Setelah wartawan itu menjawab sebisanya, anak itu kembali berbicara dan menceritakan tentang beberapa hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau gurunya, sesuatu yang berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih yang dikenakannya, ghutrah (surban) yang dia lingkarkan di kepalanya dengan model Yaman, atau berdirinya di kebun umum untuk mengumandangkan adzan sebelum dia sholat. Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan, ”Terkadang aku kehilangan sebagian sholat karena ketidaktahuanku tentang waktu-waktu sholat.”

Kemudian wartawan itu bertanya pada sang bocah, ”Apa yang membuatmu tertarik pada Islam ? Mengapa engkau memilih Islam, tidak yang lain saja ?” Dia diam sesaat kemudian menjawab.

Bocah itu diam sesaat dan kemudian menjawab, Aku tidak tahu, segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca tentangnya, dan setiap kali aku menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku”.

Wartawan bertanya kembali "Apakah engkau telah puasa Ramadhan?"

Muhammad tersenyum sambil menjawab, ”Ya, aku telah puasa Ramadhan yang lalu secara sempurna. Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku berpuasa di dalamnya. Dulunya sulit, terlebih pada hari-hari pertama”. Kemudian dia meneruskan : ”Ayahku telah menakutiku bahwa aku tidak akan mampu berpuasa, akan tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal tersebut”.

"Apakah Cita-citamu?" Tanya wartawan

Dengan cepat Muhammad menjawab, ”Aku memiliki banyak cita-cita. Aku berkeinginan untuk pergi ke Makkah dan mencium Hajar Aswad”.

"Sungguh aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji adalah sangat besar. Adakah penyebab hal tersebut?" Tanya wartawan lagi.

Ibu Muhamad untuk pertama kalinya ikut angkat bicara, dia berkata : ”Sesungguhnya gambar Ka’bah telah memenuhi kamarnya, sebagian manusia menyangka bahwa apa yang dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam khayalan, semacam angan yang akan berhenti pada suatu hari. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekedar serius, melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tingkatan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain”.

Tampaklah senyuman di wajah Muhammad ’Abdullah, dia melihat ibunya membelanya. Kemudian dia memberikan keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Ka’bah, dan bagaimanakah haji sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama manusia sebagaimana Tuhan telah menciptakan mereka tanpa memandang perbedaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin.

Kemudian Muhammad meneruskan, ”Sesungguhnya aku berusaha mengumpulkan sisa dari uang sakuku setiap minggunya agar aku bisa pergi ke Makkah Al-Mukarramah pada suatu hari. Aku telah mendengar bahwa perjalanan ke sana membutuhkan biaya 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar.

Ibunya menimpalinya seraya berkata untuk berusaha menghilangkan kesan keteledorannya, ”Aku sama sekali tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Makkah, akan tetapi kami tidak memiliki cukup uang untuk mengirimnya dalam waktu dekat ini.”

"Apakah Cita-citamu yang lain?" Tanya Wartawan

Aku bercita-cita agar Palestina kembali ke tangan kaum muslimin. Ini adalah bumi mereka yang dicuri oleh orang-orang Israel (Yahudi) dari mereka.” jawab Muhammad

Ibunya melihat kepadanya dengan penuh keheranan. Maka diapun memberikan isyarat bahwa sebelumnya telah terjadi perdebatan antara dia dengan ibunya sekitar tema ini.

Muhammad berkata, ”Ibu, engkau belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh benar-benar telah terjadi perampasan terhadap Palestina.

"Apakah kamu mempunyai Cita-cita yang lain?" Tanya wartawan lagi

Muhammad menjawab, “Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab, dan menghafal Al Quran.

"Apakah kamu berkeinginan untuk belajar di Negeri Islam?" Tanya wartawan

Kemudian dia menjawab dengan meyakinkan : “Tentu

"Apakah engkau mendapat kesulitan dalam masalah makanan? Bagaimana engkau menghindari daging babi?

Muhammad menjawab, ”Babi adalah hewan yang sangat kotor dan menjijikkan. Aku sangat heran, bagaimanakah mereka memakan dagingnya. Keluargaku mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi, oleh karena itu mereka tidak menghidangkannya untukku. Dan jika kami pergi ke restoran, maka aku kabarkan kepada mereka bahwa aku tidak memakan daging babi.

"Apakah engkau sholat disekolahan?

Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan yang aku shalat di sana setiap hari” jawab Muhammad

Kemudian datanglah waktu Sholat Maghrib ditengah wawancara . Bocah itu langsung berkata kepada wartawan, "Apakah engkau mengizinkanku untuk mengumandangkan Adzan?

Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan adzan. Dan tanpa terasa, air mata mengalir dikedua mata sang wartawan ketika melihat dan mendengarkan bocah itu menyuarakan adzan.


Sumber Dari : https://hidayah18.wordpress.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS