RSS
Container Icon

::. Akhir Dari Cinta Seorang Pria Yang Penuh Pengorbanan .::


Cerita cinta ini terjadi di kota Bandung, di kota inilah kisah cinta itu terjadi. Suatu hari seorang pemuda yang baru lulus di sebuah SMA di kota Tasikmalaya, akan merantau untuk mencari kerja di kota besar. Dia berencana pergi ke Bandung dimana kota besar tersebut penduduknya masih satu suku dengannya yaitu suku sunda. 

Dia pamit kepada kedua orang tuanya untuk mencari kerja. Kedua orang tuanya tidak bisa memberikan uang yang cukup untuk modal dia pergi merantau, tetapi pria baik ini memiliki tabungan yang cukup untuk dibawa ke Bandung sebagai modalnya hidup disana selama belum mendapatkan perkejaan. Akhirnya dia pergi dengan membawa modal pas-pasan dan ijazah SMA yang baru dia dapatkan dari sekolahnya itu.

Andi, itulah nama pemuda yang baik ini. Selama satu minggu di Bandung dia masih belum mendapatkan panggilan kerja dari beberapa perusahaan yang sudah dia lamar. Karena tahu uangnya sudah mulai menipis untuk makan dan membayar kostan, akhirnya dia melamar ke sebuah toko buku untuk sementara untuk menjadi seorang office boy alias cleaning service. 

Satu bulan dia bekerja di toko buku yang kecil tersebut, dia mendapatkan gaji pertamanya yang bisa dibilang sangat minim. Nasib bagus menghampiri Andi, dia tidak lagi menjadi cleaning service karena pemilik toko mengangkatnya menjadi pegawai disana. Meskipun pegawai di toko buku tersebut gajinya masih kecil, Andi tetap bersyukur karena ada peningkatan dari cleaning sevice menjadi penjaga toko.

Suatu hari, Andi mendapatkan panggilan di sebuah perusahaan ekspedisi yang pernah dia lamar. Akhirnya Andi memutuskan untuk meninggalkan toko buku tersebut dan berpindah menjadi kurir di perusahaan yang memanggilnya itu. Meskipun demikian, tetap saja gaji dari kurir tidaklah seberapa. “Yang penting gaji nya mencukupi untuk makan dan hidup disini, aku sudah bersyukur” itulah yang selalu ada di benak Andi. 

Hingga pada satu waktu Andi diperintahkan untuk mengantarkan sebuah paket ke toko emas. Di toko tersebut Andi melihat salah satu pegawai toko emas tersebut yang sangat cantik dan menawan. Andi begitu menyukainya, akhirnya Andi mendekati wanita tersebut dan mengajak kenalan. Namun wanita itu merasa bahwa Andi tidak satu level dengannya, dia berfikir bagaimana bisa seorang kurir memberikan kebahagiaan kepadanya. Tetapi Andi tetap tidak menyerah untuk mendekati wanita tersebut.

Andi memiliki salah satu sahabat di tempatnya bekerja. Dia mencurahkan isi hatinya bahwa dia sedang jatuh cinta kepada seorang pegawai toko emas. Karena sahabatnya itu masih seumuran dengan Andi yang masih muda, akhirnya sahabatnya itu memberikan semangat untuk Andi agar dia tidak menyerah untuk mendekatinya. Mendengar dukungan dari sahabatnya, akhirnya Andi pergi ke toko emas itu lagi saat jadwal kerjanya sedang libur. 

Andi bertemu kembali untuk berbincang-bincang dan meminta no HP wanita tersebut. Tetapi sayangnya usaha Andi untuk meminta no HP masih gagal. Minggu depannya saat libur, Andi kembali ke toko emas tersebut dan tetap merayu wanita itu. Akhirnya wanita itu mau memberikan no HP kepada Andi karena dia sudah bosan dengan datangnya Andi yang sering meminta-minta no HP nya itu. 

Begitu senang Andi mendapatkan kontak wanita tersebut. Setiap hari Andi berkomunikasi dan bertanya-tanya tentangnya lewat HP, meskipun jawaban dari wanita itu sangatlah jutek, singakat, dan membosankan, tetapi Andi sangat senang karena wanita yang dia sukainya itu mau meluangkan waktunya untuk sekedar membalas SMS Andi.

Satu bulan pendekatan, Andi bertekad untuk datang ke toko emas lagi. Kali ini dia berniat untuk menembak wanita tersebut menjadi kekasihnya. Setelah sampai di toko emas, Andi langsung berkata kepada wanita itu “Kita sudah satu bulan lebih kenal, setiap hari juga kita sudah saling tahu kegiatan kita masing-masing. Maukah kamu menjadi pacarku? Dari awal bertemu aku sangat mencintaimu” begitu yang Andi ucapkan kepada wanita itu. Namun respon wanita itu sangat tidak menyenangkan, wanita itu dengan ketusnya menjawab “Oke, aku akan pertimbangkan mau menerima kamu atau tidak apabila kamu bisa membelikan salah satu cincin yang ada di toko ini”.

Mendengar jawaban tersebut Andi sangat kecewa. Tetapi Andi tidak menyerah untuk mengambil hati wanita itu. Karena Andi benar-benar menyukai wanita itu, Andi dengan sengaja menabung untuk membeli salah satu cincin untuk diberikan kepada wanita yang dia cintainya itu. Setiap hari Andi hanya makan satu kali agar uangnya terkumpul dengan cepat. Setelah 3 bulan Andi tersiksa kekurangan makan, akhirnya dia kembali ke toko emas itu dengan membawa sebuah boneka. Dengan penuh senyuman Andi memberikan boneka tersebut, tetapi sayangnya si wanita berkata “Kamu ini bagaimana sih? Aku kan minta cincin bukan boneka! 3 bulan ini kamu menghilang, dan sekarang datang lagi dengan boneka yang lusuh ini?”. 

Kemudian wanita itu melemparkan boneka tersebut ke jalan. Andi merasa sangat sedih, lalu dia mengambil boneka itu dengan maksud agar boneka itu tidak terlindas oleh mobil atau motor. Tetapi siapa sangka, saat Andi mengambil boneka itu justru dirinya yang tertabrak sebuah mobil. Mobil yang menabraknya kabur, dan wanita itu menghampiri Andi yang sudah terbaring dijalan. Sambil menangis, wanita itu membangunkan Andi. Namun Andi sudah pergi untuk selamanya, wanita itupun mengambil bonekanya. Tiba-tiba boneka itu bersuara “Hei, maukah kamu menjadi pacar aku sekarang?”. Ternyata suara boneka itu adalah suara Andi yang sudah dia rekam. Dan dibalik boneka itu terdapat sebuah surat yang berisi 


“Aku tahu, meskipun aku sudah membelikan sebuah cincin di toko emas tempat kamu bekerja kamu tetap tidak akan menerimaku. Aku sadar diri kok, dan aku membelikan salah satu cincin yang lebih indah hasil dari keringatku selama 3 bulan ini. Aku melakukan semua ini untuk kejutan, dan agar kamu tahu betapa aku mencintaimu”

Dan kemudian jatuhlah sebuah cincin emas putih yang sangat indah dari boneka itu. Wanita itupun menangis sambil memeluk Andi, dia merasa bersalah dan menyesal karena telah menyia-nyiakan seseorang yang benar-benar mencintainya. Kini dia sadar, bahwa cinta itu tidak dapat diukur oleh materi, melainkan pengorbanan.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: