RSS
Container Icon

::. Hadiah Terindah Dari Pemerintah Turki Untuk Ahmed Hamdo Yang Dipukul Manager Restauran .::

Ahmed Hamdo Abeyd
Kisah sedih berbuah bahagia bagi Ahmed Hamdo Abeyd (13). Bila beberapa bulan lalu bocah pengungsi Suriah (Syria) itu menangis dipukul oleh manajer restoran di Kota Izmir, Turki, kini dia bisa merasakan kesenangan.

Setelah kejadian yang menyentuh hati beberapa bulan lalu, banyak orang yang berusaha menghibur bocah tersebut. Termasuk pemerintah Turki yang memberikannya hadiah liburan tiga hari di hotel mewah bagi Ahmed dan keluarganya.

Dilansir Daily Mail, beberapa bulan yang lalu, Ahmed dan empat saudaranya tampak bergandengan tangan di taman hotel serta bermain di kolam renang. Meski kesenangan ini hanya tiga hari, namun mengembalikan senyum di wajah bocah tersebut.

Kehidupan yang telah dijalaninya sehari-hari memang tragis. Ahmed dan keluarga terpaksa meninggalkan kampung halaman di Aleppo karena perang.

Menurut Hurriyet Daily News, di kota itu dulu ayah Ahmed bekerja sebagai tukang reparasi perangkat televisi.

Sejak terjadinya perang, ribuan penduduk Syria terbunuh dan lebih dari ratusan ribu lainnya melarikan diri. Termasuk di antaranya keluarga Ahmed yang harus meninggalkan tanah air demi menyelamatkan hidup.

Pada Maret lalu, keluarganya tiba di Turki. Negara itu menampung lebih dari 1,7 juta orang pengungsi dari Syria. Mereka tinggal di kamp-kamp pengungsi sebelum akhirnya pindah ke Izmir, kota ketiga terbesar di Turki.

Di kota ini sekitar 650.000 pengungsi Syria tidak punya rumah untuk berlindung. Sebagian tidur di jalanan atau taman kota.

Karena tak mampu membayar sewa, keluarga Ahmed harus pindah dari rumah pertama. Lalu mereka menyewa sebuah apertemen kumuh yang dihuni 12 orang.

Menurut laporan DHA, kondisi apartemen memprihatinkan karena jendelanya sudah hancur. Ada tikus dan hewan-hewan kecil merayap di dinding dan lantai.

Ayah Ahmed diberhentikan dari pekerjaan setelah kecelakaan mobil. Sedangkan ibunya Gusun Abeyd (36), tidak mampu lagi bekerja karena punya masalah jantung serius.

Jadi demi menyambung hidup keluarga Ahmed turun tangan membantu mencari nafkah. Ia dan seorang kakaknya menjadi tumpuan harapan kelangsungan hidup sehari-hari, selain belas kasihan orang lain.

Mereka berjualan tisu di jalanan demi menutupi sewa rumah perbulan. Itu belum termasuk biaya listrik dan air.

Namun malang baginya saat menjual tisu di sebuah restoran. Ia harus menerima pukulan karena dianggap mengganggu pelanggan

“Saya hanya menjual tisu. Ketika saya akan menjual sebungkus pada seorang perempuan, mereka menarik saya untuk menjauh dan memukul saya,” katanya Ahmed pada Hurriyet Daily setelah peristiwa.

Manajer restoran menampar dan terus memukuli dengan tangannya yang kekar walaupun orang-orang sekitar mencoba menghentikan.


Tubuh Ahmed terjerembab ke lantai dan tisu dagangannya berserakan keluar dari kantong plastik hitam.


 Peristiwa ini terhadi di sebuah jalan wilayah Basmane Square di Kota Izmir.

Menurut laporan media dan saksi mata, bocah itu diselamatkan oleh orang-orang sekeliling dan orang-orang Syria yang kebetulan berada di dekat tempat itu. Ahmed tampak trauma dan terus menangis, terlebih karena tidak bisa berbahasa Turki.

Ia sempat tak mau didekati siapapun, kecuali dia tahu orang itu menolongnya. Bocah itu lalu pergi begitu saja. Namun sebelumnya, beberapa orang yang berada di tempat itu sempat mengabadikan kejadian tersebut dengan kamera ponsel.


Foto Ahmed yang menangis sambil mengusap mata, hidung berdarah, memegang tisu dan tanpa alas kaki menimbulkan kehebohan masyarakat setelah diunggah ke media sosial.

Masyarakat dan netizen bereaksi marah atas kekerasan terhadap anak kecil. Hal itu pun diketahui Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, yang memerintahkan pemimpin Justice and Development Party (Partai Keadilan dan Pembangunan) yang berkuasa melacak keberadaan bocah itu untuk membantu keluarga Ahmed.

Setelah dua hari pencarian, polisi menemukan anak dan ibunya sehingga mereka bisa mulai tindakan hukum.

Departemen Kepolisian İzmir membuka kasus terhadap Adnan Peyi, manajer restoran yang dituduh memukul Ahmed.

Ahmed Hamdo dan Keluarga
Sang ibu, Gusun Abeyd, ternyata baru mengetahui kejadian setelah polisi datang. Namun ia mengatakan tidak akan melayangkan tuntutan karena ia sudah sangat berterimakasih dengan kerelaan masyarakat Turki yang bersedia menampung pengungsi.

“Kami sangat senang dengan Turki. Tuhan memberkati kalian. Saya tidak melayangkan tuntutan karena insiden ini. Saya percaya tuhan yang akan menghukum mereka yang memukul putra saya,” katanya dikutip Hurriyet Daily News.

Ia mengatakan kejadian itu telah mengubah hidup mereka dan berterima kasih pada Presiden serta Perdana Meteri Turki atas hadiah liburan pertama yang mereka dapatkan

“Kami tidak pernah mendapatkan liburan di tempat (hotel mewah) seperti ini… Anak-anak saya sangat gembira. Ini menghilangkan penderitaan akibat perang,” katanya.


Seorang pengurus Justice and Development Party mengatakan akan memastikan Gusun mendapatkan pengobatan untuk penyakit jantungnya. Kelima anaknya juga akan disekolahkan.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: