Lelaki
itu telah lama mencintai sepupunya. Ia tergila-gila pada gadis cantik tersebut.
Ibarat bunga, sebagai kumbang ia ingin menghisap seluruh saripatinya. Berbagai
cara ia lakukan; mendekati, merayu… namun tak juga takluk sang gadis tersebut.
Hingga
suatu saat di masa paceklik, gadis itu datang menemuinya. Keluarganya ditimpa
kesulitan, ia butuh uang. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Apa yang selama ini
diinginkannya kini datang menghampiri, pikir lelaki itu.
“Aku
akan membantumu,” kata lelaki itu setelah mendengar gadis pujaan hatinya
menyampaikan mengapa ia datang, “tapi dengan sebuah syarat”
“Apa
syaratnya?”
“Kau
harus mau tidur denganku”
Deg!
Meski dulu lelaki itu pernah merayunya, ia kaget kali ini dalam kondisi
terjepit dirinya dimanfaatkan untuk berbuat dosa. Namun karena butuh uang,
akhirnya ia terpaksa menerima syarat itu.
Lelaki
itu girangnya bukan main. Ia pun memberikan 120 dinar padanya, lalu
bersiap-siap untuk menikmatinya. Namun, di saat ia telah siap, sang gadis
mengatakan kepadanya: “Bertaqwalah kepada Allah SWT dan janganlah pecahkan tutup
kecuali dengan cara yang sah.”
Mendengar
nama Allah disebut, lelaki itu gemetar. Ia menjadi takut. Takut kepada-Nya.
Bagaimana mungkin ia akan berzina sementara Allah SWT terus mengawasinya. Bagaimana
mungkin ia akan merenggut keperawanan gadis muslimah sementara Allah SWT Maha
Mengetahui segalanya.
“Bawalah
uang itu pulang,” kata lelaki mengikhlaskan dinarnya. Ia tidak jadi berzina.
Beberapa
lama setelah peristiwa itu, lelaki tersebut terjebak dalam gua ketika bermalam
di sana bersama dua temannya. Pintu gua tertutup batu besar sehingga mereka tak
bisa keluar. Segala upaya sia-sia. Batu itu terlalu kokoh untuk bisa digeser.
Di saat seperti itu mereka sadar, tidak ada yang dapat menyelamatkan mereka
kecuali Allah SWT. Maka mereka pun berdoa satu per satu dengan tawassul atas amal
terbaik mereka.
Laki-laki
pertama berdoa dan bertawassul dengan amalnya berbakti kepada kedua orang tua.
Selesai berdoa, batu itu bergeser. Pintu gua sedikit terbuka. Laki-laki kedua,
yang tak lain adalah dirinya, berdoa dan bertawassul dengan amalnya ikhlas
menyerahkan uang 120 dinar dan membatalkan zina, pintu gua pun semakin terbuka
namun belum cukup untuk dilewati. Terakhir, lelaki ketiga berdoa dan
bertawassul dengan amalnya yang amanah menyimpan gaji karyawan dan
mengembangkannya menjadi peternakan besar lalu memberika seluruh harta itu
kepadanya. Pintu gua akhirnya terbuka lebar dan mereka pun bisa keluar.
Sumber Dari : http://kisahikmah.com
0 comments:
Post a Comment