Menikah itu sunnah Rasul. Bagaimana jika ia melakukannya berkali-kali? Nasib sial pun menimpanya saat naik haji.
Sebut
saja namanya Kakek Rasidin. Dipanggil kakek karena usianya sudah menginjak
kepala 6, tepatnya 66 tahun. Selama itu ia telah berkali-kali menikah.
Tercatat, sudah 9 kali ia melakukannya. Yang menjadi korban selalu istri ketiga
dan keempat. Ya, Kakek Rasidin memiliki empat orang istri (poligami). Nah,
ketika ia hendak nikah lagi, maka istri ketiga atau keempatnya yang dikorbankan
atau diceraikan. Hal itu terus ia lakukan hingga 9 kali pernikahannya.
Entahlah,
apa yang ada dalam pikiran Kakek Rasidin! Tua Tua Keladi, Semakin tua kian
menjadi. Maksudnya, semakin bertambah usia kelakuannya kian menjadi tidak
benar. Ia begitu mudah tergoda dengan wanita muda baik itu janda maupun
perawan. Herannya pula, perempuan-perempuan itu mau saja dinikahi oleh Kakek Rasidin.
Mungkin karena ia punya kharisma. Mungkin pula karena hartanya yang cukup
banyak.
Yang
jelas, untuk urusan “merayu wanita”, Kakek Rasidin adalah jagoannya. Ada saja
triknya untuk menaklukkan para wanita itu sehingga percaya dan mau dinikahi
olehnya. Yang miris adalah istri pertama dan keduanya. Mereka benar-benar diuji
kesabarannya karena ulah suaminya yang suka kawin cerai. Sudah tua tapi tidak
tahu diri. Berkali-kali diingatkan agar tidak lagi menikah, tetapi tetap saja
kelakuan bejatnya itu tak diindahkannya.
Menurut
seorang saksi, istri pertamanya sangat sabar sekali. Selama puluhan tahun ia
hidup berumah tangga bersama Kakek Rasidin, selama itu pula ia kerapkali
menyaksikan ulah suaminya yang gonta-ganti istri. Bagi Kakek Rasidin, istri itu
seperti boneka atau barang mainan saja. Sekali-kali dibutuhkan dan kalau sudah
tidak bagus lagi dibuang.
Harta
yang kuat membuat dirinya begitu percaya diri untuk menggaet para wanita dari
kalangan mana saja. Terakhir, adalah ia bisa menaklukkan seorang gadis berusia
16 tahun. Bayangkan saja, seorang gadis belia dan masih perawan mau dinikahi
oleh lelaki bandot berusia mendekati 70 tahun. Hubungan seperti kakek dan cucu
ini tampak sangat tak lazim. Tetapi, pernikahan itu nyata terjadi. Kakek
Rasidin berhasil menikahi gadis belia tersebut. Apa resepnya? Tentu saja,
kharisma, harta dan sedikit rayuan gombal.
Tidak
lama setelah menikahi gadis belia, hebatnya Kakek Rasidin langsung naik haji.
Ia menyertakan beberapa keluarganya. Uangnya seperti tak pernah habis saja.
Singkat cerita, haji itu pun nyata dilaksanakan dan ia telah berada di Mekkah
al-Mukarramah untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.
***
Hilang Selama 40 Hari
Selama
ibadah haji, sebenarnya tidak ada kejadian aneh menimpa Kakek Rasidin. Namun,
saat ibadah haji selesai dan hendak pulang ke Indonesia kejadian aneh itu baru
muncul. Tiba-tiba dia menghilang dari maktab (pemondokan). Berjam-jam dicarinya
tidak ketemu. Akhirnya ada sebuah berita yang mengatakan bahwa Kakek Rasidin
meninggal dunia. Tetapi saat dicari hingga ke makam Baqi’ (tempat dikuburkannya
para sahabat), jenazahnya pun tidak ditemukan. Akhirnya keluarga pun menyerah.
Pencarian mereka berakhir dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah. Meski belum
ditemukan jenazahnya, tetapi keluarga meyakini kalau Kakek Rasidin telah
meninggal dunia.
Para
jamaah pun pulang ke Indonesia. Sampai di rumah berita meninggalnya Kakek
Rasidin saat ibadah haji ini seketika menjadi hangat. Berbagai desas-desus pun
mengiringi berita itu. Macem-macem kesimpulan para warga. “Mungkin karena dia
suka kawin kali. Mungkin dia banyak dosanya kali,” ujar beberapa warga
menyimpulkan. Namun, ada juga yang berkesimpulan lebih bijak bahwa kematian
Kakek Rasidin karena sudah waktunya tiba. Usianya telah lanjut, maka wajar jika
ia meninggal dunia karena tak kuasa menahan takdir usia (yang sudah uzur).
Pada
saat bersamaan, di rumah istri pertama Kakek Rasidin diadakan tahlilan, yaitu
kirim arwah diselingi dengan membaca Yasin dan surat-surat pendek seperti
al-ikhlas, al-falaq, al-nas, ayat kursi dan sebagainya. Tidak sedikit yang
datang ke pengajian itu sebagai bentuk penghormatan kepada Kakek Rasidin yang
hingga beberapa hari tidak ditemukan jasadnya.
Keluarga
sendiri tak pernah berhenti mendoakan almarhum semoga jasadnya cepat ditemukan.
Kalaupun tidak lagi, berharap ia mendapatkan ketenangan di alam baka. Hingga
memasuki tahlilan ketujuh hari, belum ada kabar dari pemerintah Arab Saudi soal
jasad Kakek Rasidin. Maka harapan sudah semakin pupus. Kesimpulan pun
bermunculan, mungkin ia dimakan binatang buas sehingga dagingnya habis dan tak
bersisa. atau mungkin nyebur ke laut merah hingga terseret sampai sungai nil
yang ada di mesir.
Ketika
harapan itu sudah habis, tiba-tiba kejadian aneh muncul pada malam tahlilan
yang ke-40. Kakek Rasidin datang seorang diri ke rumah istri pertamanya dalam
kondisi sangat kurus dan pakaian kumal. Orang mengira arwah Kakek Rasidin yang
datang alias rohnya gentayangan. Sebagian orang pun ketakutan dan tidak sedikit
yang lari. Namun, beberapa saat kemudian mereka sadar kalau yang datang itu
adalah benar-benar Kakek Rasidin alias dia masih hidup.
Kejadian
ini pun benar-benar mengejutkan. Bagaimana bisa seseorang yang dianggap telah
meninggal dunia, tidak saja oleh keluarganya tetapi juga oleh pemerintah Arab
Saudi sendiri, kini datang kembali? Dari mana saja ia selama ini? Mungkin
itulah pertanyaan besar yang harus dijawab oleh Kakek Rasidin dan tidak sabar
ingin didengar oleh orang lain.
Kepada
anaknya, Kakek Rasidin pun berterus terang bahwa ketika berada di Makkah
al-Mukarramah dia melihat banyak sekali wanita cantik. Karena tergiur dengan
kecantikan mereka, ia pun mau saja saat mereka mengajaknya pergi. Tempat yang
dituju itu, bagi Kakek Rasidin, benar-benar sangat asing dan tidak pernah dikenalnya
sama sekali. Yang jelas, selama diajak oleh para wanita cantik itu, ia hanya
berpesta pora. Mereka bersenang-senang.
Kakek
Rasidin menyangka kalau ia hanya sebentar bersama para wanita cantik itu.
Namun, setelah kembali lagi ke maktab (pemondokan) ia sudah tidak lagi
menemukan keluarganya karena sudah pulang ke tanah air. Akhirnya, oleh dinas
setempat ia pun diantarkan pulang ke tanah air dan akhirnya sampai ke rumah
dengan keadaan selamat.
Apa yang bisa kita petik dari kisah di atas adalah bahwa apa yang kita lakukan saat di tanah air, maka itu pula yang akan kita tunai saat ibadah haji. Karena Kakek Rasidin suka mempermainkan wanita dengan kawin cerai, maka ia pun terjerumus oleh wanita pula saat ibadah haji. Ia seolah-olah melihat wanita cantik dan diajaknya pergi. Padahal, bisa jadi, para wanita itu merupakan kiriman Allah dari alam lain untuk menggoda Kakek Rasidin. Alam para wanita yang tidak dikenal oleh Kakek Rasidin menunjukkan bahwa sesungguhnya sang kakek sedang dibawa oleh makhluk gaib ke alam lain. Perasaan sang kakek yang hanya sebentar, padahal sebenarnya lama, semakin menguatkan dugaan ini.
Atas
dasar itulah, kita harus menyiapkan diri sebaik mungkin sebelum berangkat
ibadah haji. Hendaklah kita bertaubat sepenuh hati sebelum berangkat ke sana.
Tidak saja mempersiapkan nilai materi saja, tetapi juga mental dan spiritual
kita. Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran berharga buat pembaca sekalian.
Khususnya buat Kakek Rasidin sendiri, semoga hal ini bisa menyadarkannya bahwa
apa yang dilakukannya selama ini tidaklah baik. Sehingga saat ia mau naik haji
lagi (mungkin), itu akan membuatnya semakin lebih mempersiapkan dirinya, baik
mental maupun spiritualnya. Amiin.
Sumber Dari : http://www.kabarmakkah.com
0 comments:
Post a Comment