Film-film
superhero yang kini sedang menjadi tren mungkin sanggup membuat Anda berdecak
kagum. Namun, semua cerita heroik itu tak akan sanggup menandingi kisah
pengorbanan seorang ibu di Oklahoma, Amerika Serikat, yang rela kehilangan
nyawa demi mempertahankan kelangsungan hidup bayi dalam kandungannya.
Stacie Crimm
(41) telah divonis menderita kanker tenggorokan akut dan hanya kemoterapi yang
dapat membuatnya bertahan hidup. Namun, perawatan kemoterapi mengakibatkan ia
tak dianjurkan memiliki keturunan. Itulah yang dikatakan dokter pada Stacie,
dan demikian kisah pengorbanan seorang ibu yang mengharukan dimulai.
Di bulan Maret,
Stacie menelepon kakaknya, Ray Phillips, untuk memberitahukan bahwa ia sedang
mengandung. Ia terdengar sangat bahagia, meski telah memulai pengorbanan
seorang ibu sejak awal kehamilan karena telah berpisah dengan ayah dari bayi
yang dikandungnya.
Akan tetapi
kehamilan itu juga diikuti dengan beberapa gejala aneh yang membuat pengorbanan
seorang ibu menjelang paruh baya ini makin terasa. Saat itu Stacie mengeluh
sering mengalami sakit kepala, pandangan kabur dan seluruh tubuhnya gemetaran.
Stacie segera
memeriksakan dirinya dan sebuah pemindaian CAT mengungkapkan bahwa ia menderita
kanker leher dan kepala. Dokter menganjurkan sel kanker dalam tubuhnya
berkembang dengan cepat, dan Stacie harus segera menjalani pengobatan
kemoterapi sesegera mungkin jika ia ingin hidup.
Masalahnya,
kemoterapi akan menghancurkan keajaiban yang sedang hidup dalam kandungannya,
yaitu bayi yang selama ini dinantikannya. Stacie diharuskan menempuh jalan
pengorbanan dengan memilih antara mempertahankan nyawanya sendiri atau bayinya.
Dan baginya, itu bukanlah buah simalakama dan pengorbanan seorang ibu untuk
anaknya tidaklah sulit untuk dilakukan.
Ray berkisah
pada The Oklahoman, sebuah koran lokal, bahwa adiknya dengan sengaja tidak
menjalani kemoterapi dan berharap agar ia dapat melahirkan seorang bayi yang
sehat. Sampai suatu hari di bulan Agustus Stacie mendadak pingsan di rumahnya
di Ryan, Oklahoma. Stacie pun segera dibawa ke OU Medical Center Oklahoma untuk
mendapatkan perawatan.
Para dokter
mengatakan bahwa sel tumor telah menyerang dan menggerogoti bagian batang otak
Stacie. Dua hari kemudian detak jantung janin melemah, sehingga para medis
memutuskan untuk melakukan operasi caesar sebagai satu-satunya pilihan untuk
menyelamatkan nyawanya.
Pengorbanan ibu
Stacie tidak sia-sia karena Dottie Mae, nama bayi itu, akhirnya berhasil
dikeluarkan dari rahimnya dengan selamat meski hanya memiliki berat sepertiga
dari berat bayi baru lahir pada umumnya.
Kondisi ini
membuat Dottie Mae harus ditempatkan dalam ruang perawatan intensif neonatal.
Sementara Stacie berada di ruangan lain dan berjuang agar bertahan hidup dengan
bantuan ventilator dan obat penenang.
Apa daya, sel kanker telah menyerang salah satu mata Stacie dan menghancurkan otot di bagian belakang bola matanya. Sel kanker juga telah melumpuhkan kerongkongannya, sehingga ketika ia berbicara tak ada yang memahami apa yang dikatakannya. Stacie terlalu lemah untuk dapat melihat bayinya, demikian juga sebaliknya.
Dottie Mae Beserta Paman & Bibinya |
Tanggal 8
September nafas Stacie mendadak berhenti. Meski kemudian Stacie masih menarik
nafas lagi, namun kondisinya kian melemah. Para dokter pun memperingatkan
keluarga bahwa Stacie mungkin tak akan hidup lebih lama lagi.
Hal ini membuat
beberapa perawat memutuskan untuk membawa Dottie Mae pada ibunya dan dengan
bantuan mereka Stacie menyentuh bayi perempuan yang dicintainya untuk pertama
sekaligus terakhir kalinya.
Stacie meninggal dunia tiga hari kemudian dan dimakamkan pada tanggal 14 September di Oklahoma. Sementara Dottie Mae kini tinggal bersama pamannya, Ray dan bibinya, Jennifer beserta empat orang saudara sepupunya.
Sumber Dari : https://id.theasianparent.com
0 comments:
Post a Comment