Ternyata
ada suatu rahasia yang menyebabkan Nabi Khidir as masih hidup hingga sekarang
ini. Tentu semua itu adalah kehendak Allah SWT terhadap hamba-Nya yang satu
ini.
Kisah
ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa'labi dari Imam Ali ra. Semoga
dengan kisah ini akan lebih memantapkan keimanan kita kepada Allah SWT, bahwa
jika Allah SWT berkehendak maka akan TERJADILAH. Tak seorang pun yang mampu
menghalanginya.
***
Pada
zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah SWT yang melebihkan kepada dirinya
dengan menjadi seorang raja. Dialah Raja Iskandar Zulkarnaen, yang namanya
telah tersebut dalam Al Qur'an.
Pada
tahun 322 SM, Raja Iskandar Zulkarnaen berniat mengadakan perjalanan untuk
mengelilingi bumi dan Allah SWT mewakilkan salah satu malaikatnya yang bernama
Rofa'il untuk menyertainya dalam perjalanan panjang itu.
***
Dialog
Malaikat dan Raja Iskandar Zulkarnaen.
Karena
ditemani oleh seorang malaikat, Raja Zulkarnaen banyak mengajukan pertanyaan
seputar dunia dan akhirat serta isinya. Salah satu pertanyaan yang paling
terkenal adalah tentang ibadah para malaikat di langit.
"Wahai Malaikat Rofa'il, ceritakanlah kepadaku tentang ibadahnya para malaikat yang ada di langit," tanya Raja Zulkarnaen.
"Para malaikat yang ada di langit ibadahnya ada yang berdiri tidak mengangkat kepala selama-lamanya, ada juga yang bersujud tidak mengangkat kepala selama-lamanya, ada pula yang rukuk tidak mengangkat kepala selama-lamanya," jawab Malaikat Rofa'il.
"Duh, alangkah senangnya hati ini seandainya aku bisa hidup bertahun-tahun lamanya untuk beribadah kepada Allah SWT," kata Raja Zulkarnaen.
"Wahai raja, sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan sumber air di bumi. Namanya Ainul Hayat, artinya sumber air hidup. Maka barang siapa yang meminum airnya seteguk, maka ia tidak akan mati sampai hari kiamat atau jika ia memohon kepada Allah SWT untuk dimatikan," kata Malaikat Rofa'il.
"Apakah engkau tahu tempat Ainul Hayat itu wahai Malaikat Rofa'il?" tanya raja.
"Sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di bumi yang gelap," jawab Malaikat Rofail.
Setelah
Raja Zulkarnaen mendengar penuturan malaikat Rofa'il tentang Ainul Hayat itu,
maka raja segera mengumpulkan para alim ulama pada saat itu. Sebelumnya, raja
bertanya kepada mereka tentang letak Ainul Hayat, tapi mereka semua menjawab
tidak tahu.
"Wahai
para alim ulama, tahukah kalian dimanakah letak Ainul Hayat itu?" tanya
raja.
"Kami
tidak mengetahuinya wahai baginda, hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui,"
jawab salah seorang ulama.
Diluar dugaan, dari pertanyaan Raja Zulkarnaen tersebut, ada salah seorang ulama
yang mampu menjawab meski tidak sedetail letaknya.
"Sesungguhnya
aku pernah membaca di dalam wasiat Nabi Adam as bahwa beliau berkata bahwa
sesungguhnya Allah SWT meletakkan Ainul Hayat itu di bumi yang gelap,"
kata ulama itu.
"Dimanakah
bumi yang gelap itu?" tanya raja.
"Yaitu
di tempat terbitnya matahari," jawab orang alim ulama itu.
Kemudian
Raja Zulkarnaen menyuruh para pengawalnya untuk menyiapkan segala keperluan
untuk mencari dan mendatangi tempat Ainul Hayat itu.
"Kuda
apa yang sangat tajam penglihatannya di waktu gelap?" tanya raja.
"Kuda
betina yang masih perawan," jawab para sahabatnya.
Akhirnya
raja mengumpulkan seribu kuda betina yang masih perawan dan ia memilih diantara
6 ribu tentaranya yang pandai serta ahli dalam mencambuk. Di antara para
tentara itu, ada yang bernama Nabi Khidir as, bahkan beliau menjabat sebagai
perdana menteri kala itu.
***
Perjalanan
Mencari Ainul Hayat.
Setelah
dirasa semua cukup dan siap, maka berangkatlah Raja Zulkarnaen dan Nabi Khidir
as yang berjalan didepan pasukan. Setelah sekian lama mencari, akhirnya mereka
mengetahui tempat terbitnya matahari.
Mereka
pun menuju arah terbitnya matahari tersebut. Perjalanan
ke tempat tujuan tersebut memakan waktu 12 tahun lamanya untuk sampai di bumi
yang gelap itu. Gelapnya bukanlah seperti di waktu malam hari, melainkan gelap
karena ada pancaran seperti asap.
Raja
Zulkarnaen sudah tak sabar lagi hendak masuk ke tempat gelap itu, namun salah
seorang cendikiawan mencegahnya. Para tentara berkata kepada raja,
"Wahai
Baginda, sesungguhnya raja-raja yang terdahulu tidak ada yang masuk ke tempat
gelap ini, karena tempat yang gelap ini berbahaya."
"Wahai
prajurit, kita harus memasukinya, tidak boleh tidak," sanggah sang raja.
Karena
raja bersikeras hendak masuk, maka tak ada seorang pun yang berani melarangnya.
"Diamlah
dan tunggulah kalian di sini selama 12 tahun. Jika aku bisa datang kepada
kalian dalam masa itu, maka kedatanganku terhadap kalian termasuk baik. Dan
jika aku tidak datang dalam 12 tahun, maka pulanglah kalian kembli ke negeri
kalian," ujar sang raja.
Setelah
itu raja mendekat dan bertanya kepada malaikat Rofa'il,
"Apabila
kita melewati tempat gelap ini, apakah kita dapat melihat kawan-kawan
kita?"
"Tidak
bisa kelihatan" jawab Malaikat Rofa'il.
"Akan
tetapi aku memberimu sebuah merjan atau mutiara. Jika mutiara itu ke atas bumi,
maka mutiara itu dapat menjerit dengan suara yang keras, dengan demikian
kawan-kawan kalian yang tersesat jalan dapat kembali kepada kalian," jelas
Malaikat Rofa'il lebih lanjut.
***
Masuk
ke Ainul Hayat.
Demikianlah,
akhirnya Raja Iskandar Zulkarnaen masuk ke tempat yang gelap itu. Selama 18
hari lamanya tidak pernah melihat matahari dan bulan, tidak pernah melihat
malam maupun siang. Tidak pernah melihat burung dan binatang liar, sedangkan
raja berjalan dengan didampingi Nabi Khidir as.
Pada
saat mereka berjalan, maka Allah SWT memberi wahyu kepada Nabi Khidir as.
"Bahwa
sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat ini
Aku khususkan untuk kamu."
Setelah
Nabi Khidir as menerima wahyu itu, beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya,
"Berhentilah
kalian di tempat masing-masing dan jangan kalian meninggalkan tempat kalian
sebelum aku datang kepada kalian."
Kemudian
Nabi Khidir as menuju kanan jurang hingga beliau menemukan Ainul Hayat itu.
Beliau turun dari kudanya, melepaskan pakaiannya dan turun ke Ainul Hayat tersebut. Beliau mandi dan minum air sumber hidup tersebut dan beliau merasakan
bahwa airnya lebih manis daripada madu.
Sesudah
mandi dan minum air tersebut, beliau keluar dari tempat itu kemudian menemui
Raja Iskandar Zulkarnaen. Raja tidak mengetahui apa yang telah terjadi atas
diri Nabi Khidir as.
Wallahu
A'lam.
Sumber Dari : http://kisahislamiah.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment