Perwira
polisi yang mengangkat jenazah Aylan Kurdi, bocah pengungsi Suriah, yang
terdampar di tepi pantai Turki, mengatakan, "Saya memikirkan anak saya
sendiri ketika saya melihatnya."
Jasad Aylan Kurdi |
Beberapa
foto Sersan Mayor Mehmet Ciplak, yang sedang mengangkat dan membawa bocah yang
tenggelam itu, memicu kemarahan di seluruh dunia dan telah memancing tekanan
terhadap para pemimpin dunia untuk menemukan solusi jangka panjang yang efektif
terkait krisis pengungsi yang melanda Eropa.
Aylan
(3 tahun) tenggelam bersama kakaknya yang berusia lima tahun, Galip, dan ibu
mereka, Rehan, setelah perahu mereka terbalik ketika mereka berusaha mencapai
Yunani dari Turki. Keluarga itu berasal dari wilayah Kurdi di Suriah utara.
Hari
Senin, Sersan Mayor Ciplak, seorang gendarmerie (petugas militer yang
mengerjakan tugas-tugas polisi), berbicara kepada wartawan dari kantor berita
Dogan di pantai dekat resor Bodrum, tempat dia menemukan Aylan. "Saya
bilang kepada diri sendiri, 'Tuhan, saya berharap dia masih hidup', ketika saya
mendekati bocah itu. Saya mencari tanda-tanda kehidupan. Namun, saya tidak bisa
menemukan tanda-tanda itu. Hati saya sakit. Orang-orang terus bertanya
bagaimana saya bisa menanggung beban berat ini," kata Ciplak.
Sersan Mayor Mehmet Ciplak (Ketika mengangkat jasad Aylan) |
"Saya menempatkan diri layaknya ayah dari Aylan. Di atas semuanya, saya adalah ayah seorang anak berusia enam tahun. Saya memikirkan anak saya saat saya berhadapan dengan tubuh tak bernyawa Aylan, dan saya segera menempatkan diri sebagai ayah Aylan. Itu merupakan rasa sakit yang tak terlukiskan."
Kantor
berita Dogan mengatakan, Sersan Mayor Ciplak telah bertugas sebagai perwira di
bidang Investigasi Tempat Kejadian Kejahatan selama 18 tahun.
Dia
mengaku tidak sadar bahwa seorang fotografer berada di lokasi pada saat itu.
"Yakinlah, saya bahkan tidak membayangkan bahwa foto saya sedang membawa
Aylan di tangan saya akan menjadi agenda dunia."
Aylan semasa hidup |
Beberapa
foto tubuh mungil Aylan terdampar di pantai dan Sersan Mayor Ciplak membawanya
dari garis pantai menyebar luas ke seluruh dunia, dan secara gamblang
menggambarkan penderitaan mereka yang terjebak dalam konflik berkecamuk di
Suriah, Irak, Afganistan, dan Afrika. Krisis yang terjadi saat ini telah
menyebabkan perpindahan penduduk secara besar-besaran sejak Perang Dunia II.
Ayah
Aylan, Abdullah Kurdi, selamat dari tragedi itu, dan telah menggambarkan
bagaimana dua putranya itu terlepas dari tangannya.
Tiga
anak lainnya dan tujuh orang dewasa juga tenggelam dalam penyeberangan yang
gagal tersebut.
Sumber dari : http://internasional.kompas.com
0 comments:
Post a Comment