Suriah
masih menjadi neraka dunia bagi anak-anak tak berdosa. Hidup tidak pernah
tenang di negeri yang sempat indah itu. Setiap hari rasanya tak ada masa depan
yang bisa dibayangkan, karena ledakan-ledakan bom menghancurkan mimpi-mimpi
indah mereka.
Salah
satu di antara anak-anak ini adalah Omran Daqneesh. Bocah usia lima tahun itu
terduduk kuyu dengan kening bercucuran darah dan dipenuhi abu ledakan. Sekujur
tubuhnya abu-abu dengan darah segar mewarnai sisi wajahnya yang tanpa ekspresi.
Ia tidak menangis, mungkin ia sudah lelah menangis ketakutan, bahkan jauh
sebelum serangan itu datang. Atau ledakan itu membuatnya begitu terguncang dan
linglung sehingga mati sudah rasa takut maupun sedihnya.
Omran
adalah bocah 5 tahun yang menjadi korban serangan udara di Aleppo. Orang tuanya
sudah tidak diketahui lagi ada di mana. Saat relawan menyelamatkan semua
korban, Omran diangkat begitu saja dan didudukkan sementara di dalam kursi
ambulance.
Ia
duduk tanpa merasa dirinya sakit ataupun bercucuran air mata. Saat orang lain
riuh, bocah ini cuma duduk dalam diam sambil menatap hampa sekelilingnya.
Setelah ia menyeka dahinya dengan lengan yang berselimut debu, baru ia
menyadari kalau dirinya berdarah. Tak lama menunggu, beberapa anak lain ikut
didudukkan di ambulance yang sama dengannya.
Wajah
Omran tak segembira karakter kartun CatDog yang tergambar di pakaiannya.
Karakter buatan Amerika yang malah melancarkan serangan udara kepada negaranya,
kepada dirinya. Yah, anak-anak memang masih lugu dan tidak tahu apa-apa. Ia
tidak memilih lahir di negara yang terdera konflik, tapi harus merasakan masa
kecil yang pelik. Andai dia sudah lebih besar dan mengerti, mungkin diapun tak
sudi memakai kaos itu.
Omran
diselamatkan oleh tim relawan yang membersihkan tubuhnya dan membebat luka di
kepalanya. Setidaknya bocah itu kini di tangan yang tepat, meski tak akan ada
yang bisa membebat luka di jiwa dan perasaannya. Ekspresi wajah yang tampak tak
sakit, justru menyakitkan bagi netizen yang melihatnya.
Video
di atas adalah rekaman detik-detik Omran Daqneesh diselamatkan. Video berdurasi
sangat singkat ini menyebar luas di media luar negeri pada Rabu (17/8) dan
menghancurkan hati netizen dunia karena mereka tak bisa membayangkan bagaimana
rasanya tinggal di negara itu barang satu hari saja. Atau barang satu jam saja.
“Melihat
bocah Suriah yang menatap kekacauan ini hingga trauma, bagaimana kita
mengakhiri penderitaan mereka? Kapan ini akan berakhir?” ucap seorang netizen.
Pertanyaan
itu sehati dengan penulis dan banyak netizen lain yang sama geramnya mendengar
kisah mencekam tiada akhir di Suriah. Dan pertanyaan itu mungkin senada dengan
suara hati rakyat Aleppo yang setiap
menit jantungnya tak berhenti berdebar karena hidup seakan hanya ‘menunggu
giliran’. Tak ada lagi harapan, apalagi masa depan.
Ada
banyak anak Suriah yang terpisah dari orang tuanya, ibu-ibu yang kehilangan
anaknya, hingga ayah-ayah yang kehilangan keluarga sebagai tujuan hidupnya.
Tapi dunia seakan menjadi buta dan tuli akan jeritan-jeritan dan air mata
mereka.
Aleppo
saat ini sudah tak berbentuk, karena hampir setiap bulan ada serangan udara
sebelum mereka sempat bangkit lagi. Asap dan api membumbung tinggi di udara,
menghanguskan kebahagiaan warga yang tidak berdosa dan anak-anak mereka.
Sumber Dari : http://www.boombastis.com
0 comments:
Post a Comment