Panggil saja aku Nur, aku menikah dengan duda yang jauh lebih tua dengan diriku dan mempunyai 1 puteri yang beda 7 tahun dari diriku bernama Maya, Aku sangat sayang sama Maya, karena ku anggap dia anak Piatu, apa pun yang di lakukan tak pernah sekalipun aku melarang atau memarahi nya, tapi karena sering aku manja maya menjadi gadis yang liar dan susah diatur, disaat maya berumur 21 tahun dan aku 28 tahun, kejadian yang tak kami inginkan telah terjadi, suamiku meninggal karena serangan Jantung, aku begitu terpukul.
Setelah kematian ayahnya, maya semakin menjadi
Gadis liar dan nakal dia sudah tidak pernah lagi menganggap aku sebagai ibunya
lagi, hingga di tahun ke dua kepergian suamiku, maya pun menikah dan tinggal
ikut suaminya di luar jawa.
Dan aku pun menikah dengan lelaki duda tanpa
anak. 4 tahun pernikahan kami, tiba tiba maya datang ke rumah kami mengabarkan
kalau dia sudah bercerai dengan suami dan ingin mencari kos2an di kota kami, karena
aku begitu sayang sama dia aku halangi dia berniat demikian, aku suruh maya
tinggal bersama aku dan suamiku.
5 tahun pernikahan kami, tanda-tanda kehamilan
tak pernah kami dapati, aku sudah periksa ke dokter tap dokter mengatakan
kandunganku sehat, tp sayang suamiku tak pernah mau periksa ke dokter.. Hingga kabar mengejutkan itu pun akhirnya aku
dengar, Maya hamil karena suamiku, sungguh aku tak percaya dengan apa yang
terjadi tp ini benar2 telah terjadi, ku lihat wajah maya tanpa beban dosa
sedikitpun, tidak demikian dengan suamiku dia berkal-kali meminta maaf terhadap
ku dan memohon jangan pernah tinggalkan dia, Pernikahan itu pun di gelar, Aku hanya bisa diam di kamar dan meratapi ini
semua, air mata ini jatuh tampa henti, ingin aku pergi dan meninggalkan
suamiku, tp melihat penyesalan suamiku yang begitu dalam dan tak sanggup
kehilangan aku, itu yang menjadi piikiranku.
“jika mama pergi meninggalkan papa, lebih baik papa tak menikahi maya, karena cinta ini hanya milik mama, kami melakukan itu hanya sekali di saat papa pulang dalam keadaan mabuk, pada waktu mama pulang ke rumah Ibu dulu, maafin papa Ma sungguh maafin papa, lebih baik kehilangan segalanya, dari pada kehilangan mama..” kata suamiku.
Hati ini menangis pilu hati bagikan di tusuk
tombak yang amat tajam dengan kejadian ini, tapi lagi lagi hatiku kecilku pun
menuntut aku menjadi seorang yang IKHLAS,, Di saat malam pertama mereka, ku lihat maya memeluk mesra suamiku di depanku.
mencium dan memeluk suami ku di depanku hati ini bagaikan mati karena sakit
hati yang aku alami.
Setelah sekian bulan perut maya semakin
membesar, suamiku sudah tak pernah menjamahku sama sekali, karena maya akan
marah besar jika melihat suamiku mendekatiku,, Air mata ini sudah kering, jiwa ini sudah tenang, karena hanya keikhlasan yang
bisa membuat aku bertahan sampi saat saat ini.
Sepulang dari pengajian ku dapati rumah kami
sepi, tetangga mengatakan kalau maya dan suami lagi pergi ke Pasar malam untuk
jalan2, tiba2 tlp rumah berdering dan ternyata polisi mengabarkan suami dan
maya kecelekaan di tubruk mobil dari belakang, tangan dan kaki ini lemas
seketika, dengan tergesa gesa aku bergegas ke rumah sakit, maya luka parah kakinya harus di amputasi dan bayi dalam kandungan nya harus
segera di ambil walapun masih berumur 8 bulan.
karena kekurangan darah, ku sumbangkan darah ini
untuknya, dalam do'aku semoga anakku maya baik2 saja, sedangkan suamiku hanya
luka memar di beberapa bagian badan saja,
“Maafkan aku ibu”
Ucapan yang telah lama tak
pernah aku dengar dari maya, aku begitu terharu pada akhirnya anaku memanggil
ibu walaupun bukan darah dagingku, dia katakan dia tak mau menjalani oprasi pemotongan kedua kakinya, dia hanya
pesan:
“Bu, belum sekalipun aku membahagiakan mu, ini semua teguran dari Tuhan untuku, Maafkan aku, sebelum kepergianku, ku ingin minta tolong sekali lagi, titip anakku sayangi dia seperti kau menyayangiku bu, dia bukan anak Suami ibu, dia anak lelaki yang tak pernah jelas keberadaanya, aku mengenal dia di BAR, setelah mengetahui aku hamil dia menghilang dan terpaksa aku mengaku ini anak suami ibu, sekali lagi maaf bu..” dan tangan maya pun lemas dan dingin, secepatnya para dokter pun melakukan oprasi pengangkatan bayi, setelah bayi itu lahir maya pun telah berpulang ke pangkuan Sang Khalik, Innalillahi Wa Inna Illahi roji'uun...
Kini bayi laki-laki berwajah bule itu pun ku
gendong, suamiku pun baru tau, kalau bayi itu bukan darah dagingya, Kini kami
pun hidup bertiga, kami pun bahagia menyangi dan merawat bayi laki2 yang lucu
itu seperti darah daging kami sendiri. Karena kami tidak akan mempunyai
kesempatan mempunyai anak, Karena suami yang di nyatakan Mandul oleh sang
dokter.
Sumber Dari : http://bagindaery.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment