Kisah hidup Sisa Abu Daooh, seorang wanita Mesir berusia 65 tahun yang sangat inspiratif terdengar hingga ke Presiden Mesir. Sang Presiden pun menganugerahi penghargaan kepada Sisa sebagai “Pengorbanan Ibu yang Terbaik”.
Sisa
rela melakukan pekerjaan laki-laki tersebut demi bisa membesarkan anak
gadisnya. Demi bisa bekerja layaknya laki-laki, Ia rela menggunduli rambutnya,
memakai pakaian yang longgar layaknya seorang pria, dan kemudian menjalani
pekerjaan sebagai tukang batu dan penyemir sepatu.
Sisa
yang buta huruf, ditinggal mati oleh suaminya saat usia kandungannya baru 6
bulan. Setelah melahirkan anak perempuannya, Ia mulai berpikir untuk bekerja
demi bisa menghidupi dirinya dan anak satu-satunya. Di Mesir, negeri yang konservatif,
sulit buat perempuan seperti Sisa untuk mendapatkan pekerjaan. Sisa bisa saja
menikah lagi, namun Ia tidak ingin menikah dengan pria yang tidak dicintainya.
Keluarga
besar Sisa marah dan terkejut dengan jalan hidup Sisa yang menyamar sebagai laki-laki
demi bisa bekerja, apalagi Ia bekerja sebagai tukang batu. Namun demi anak
gadisnya, Sisa rela melakukan hal tersebut dan berkeras hati ingin mencukupi
kebutuhan keluarganya sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
Sisa
justru merasa ada untungnya berpakaian layaknya laki-laki, karena Ia terhindar
dari godaan laki-laki. Sisa hanya bekerja demi keluarga dan benar-benar tidak
punya harapan untuk menemukan laki-laki lain yang mau menikahinya.
Ketika
masih muda, Sisa merasa sekuat 10 orang pria. Namun diakuinya, berpura-pura
menjadi laki-laki sangatlah sulit. Ia akui tidak bisa lepas dari sisi
feminimnya. Demi keluarga dan anak perempuannya, Ia rela melakukan apa
pekerjaan apa saja. Suatu waktu Ia pernah ingin berhenti menjadi laki-laki dan
menjalani pekerjaan laki-laki, tapi sayangnya anaknya sakit keras, maka
terpaksa menjalani pekerjaan sebagai tukang batu demi biaya pengobatan anaknya.
“Saya
tidak bisa membaca, tidak pernah sekolah, hanya ini satu-satunya cara untuk
mencukupi kebutuhan keluarga saya,” tutur Sisa menjelaskan.
Sisa
yang kini sudah tidak sekuat dulu lagi, tetap ingin dikenal sebagai laki-laki.
Meskipun Ia kini telah berterus terang tentang keadaannya yang sebenarnya,
namun Sisa tetap ingin melihatnya sebagai laki-laki kepala keluarga yang
menafkahi keluarganya. Sisa muda adalah tukang batu, di usianya yang semakin
menua Ia berganti profesi sebagai penyemir sepatu.
Anaknya
sudah dewasa, Ia pun sudah tua dan tidak bisa bekerja seperti dulu lagi. Ia pun
membagi kisahnya ke media hingga terdengar oleh Pemerintah Pusat Mesir.
Presiden Mesir akhirnya menganugerahi penghargaan kepada Sisa sebagai “Pengorbanan
Ibu yang Terbaik” dalam acara resmi kenegaraan. Sisa mengenakan pakaian
laki-laki saat menerima penghargaan tersebut.
Sungguh sebuah pengorbanan luar biasa seorang ibu untuk anak perempuannya. Apapun Ia lakukan demi bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Semoga Allah SWT membalas keikhlasan ibu luar biasa tersebut dengan balasan yang lebih luar biasa di sisa hidupnya di dunia, dan juga di akhirat kelak. Amiin.
Sungguh sebuah pengorbanan luar biasa seorang ibu untuk anak perempuannya. Apapun Ia lakukan demi bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Semoga Allah SWT membalas keikhlasan ibu luar biasa tersebut dengan balasan yang lebih luar biasa di sisa hidupnya di dunia, dan juga di akhirat kelak. Amiin.
Sumber Dari : http://1001kisahteladan.com
0 comments:
Post a Comment