Salim & Anarkali (Jodha Akbar) |
Untuk mendidiknya,
Sang ayah mengutus pangeran salim terjun memimpin tentara di medan-medan
peperangan. Dengan demikian menurut sultan, pangeran salim akan belajar
memimpin, membuat keputusan, dan menjadi lebih bijaksana, sebagai bekal kelak
jika sudah menjadi raja. Kemudian salim bertugas selama 14 tahun di tengah-tengah
medan pertempuran.
Ketika kembali dari
medan pertempuran, pangeran salim disambut ibunya beserta selir-selir istana
Lahore dengan suka cita. Kedatangannya dirayakan dengan pesta meriah dan mujra,
tari-tarian dengan penari muda terkenal Nadeera, gadis biasa putri Noor Khan Argun.
Nadeera dikenal
piawai dalam melakukan gerak tari yang lemah gemulai yang indah nun mempesona.
Ditambah kebeliaan membuatnya bak bunga mekar. Sultan akbar pun menjuluki Nadeera sebagai Anarkali (bunga delima nan mekar).
Pangeran salim
menyaksikan si anarkali, dan saat itu juga tersambar panah asmara, membuatnya
seketika jatuh cinta. Sejak itulah kisah cinta mereka dimulai. Anarkali,
demikian selanjutnya ia dipanggil, seorang gadis dari kasta biasa menyambut
cinta Sang Pangeran. Cinta mereka mekar dan penuh gelora seiring dengan
merambatnya usia masing-masing.
Awalnya percintaan
mereka berlangsung secara sembunyi-sembunyi. Sebagai seorang pangeran, Salim
memahami bahwa ia akan menikahi seorang putri pula, yang dalam dirinya mengalir
darah seorang raja. Pernikahan yang lebih bersifat politis demi melanggengkan
kekuasaan dan menyatukan dua kekuatan.
Sebelum pangeran
salim menceritakan rencananya menikahi gadis penari anarkali, angin telah
menyenandungkan kisah cinta mereka ke telinga raja. Sultan akbar sangat marah.
Ia langsung memanggil putranya dan meminta ia melupakan cintanya pada anarkali.
Namun pangeran salim menolaknya.
Karena tetap saja
pangeran salim berhubungan dengan anarkali, maka sang ayah (sultan akbar) kembali
mengirim putra mahkotanya itu ke medan perang untuk menaklukkan daerah-daerah
lain dan meluaskan kekuasaan Mughal, sekaligus untuk menjauhkan Salim dari
Anarkali. Berbulan-bulan pangeran di sana, tetap saja ia berhubungan dengan
Anarkali lewat sepucuk surat yang di antar oleh utusan pangeran salim. Ketika
kembali ke Istana ia bahkan sudah berencana memperistri anarkali. Sultan Akbar
pun semakin murka dengan keadaan ini.
Pangeran salim pun
sadar bahwa sang ayah (sultan akbar) akan memisahkannya dengan anarkali
sehingga pangeran salim berniat untuk melancarkan kudeta untuk merebut
kekuasaan dari ayahnya.
Pusat kesultanan pada
waktu itu sudah pindah dari Lahore (Pakistan) ke India. Pangeran salim tak
sabar runtuk berkuasa dan bisa menentukan sendiri gadis yang ingin di nikahi
tanpa di dikte dan di paksa oleh sang ayah. Namun sayang kudetanya gagal, ia
pun ditangkap dan akan dijatuhi hukuman mati.
Pada detik-detik
hukuman itu, Anarkali datang menghadap sultan akbar memohon pengampunan dan
pembebasannya. Setelah berfikir panjang serta karena kasih sayangnya yang besar
pada putranya, Sultan akbar mengabulkan dengan satu syarat. Yakni, Anarkali
harus meninggalkan pangeran salim sejauh mungkin bahkan harus meninggalkan
wilayah India. Demi cintanya pada sang pangeran, Anarkali pun menyutujui syarat
tersebut namun sebelum melaksanakan syarat itu anarkali terlebih dahulu harus
di ijinkan menemani sang pangeran salim di dalam penjara untuk 1 malam.
Akhirnya hari yang
sudah di tentukan itupun tiba, Anarkali datang ke penjara tempat pangeran salim
ditahan. Mereka berpelukan saling bertangis-tangisan. Anarkali meminta sang
pangeran menerima takdirnya menjadi raja yang besar tanpa dirinya.
Namun sang pangeran menolak permintaan anarkali. Sepanjang malam itu mereka hanya berpelukan seakan tak ingin dipisahkan lagi. Tapi anarkali hanya sekadar melembutkan hati sang pangeran. Ia berencana memenuhi janjinya pada sultan akbar. Maka pada dini hari ia melepaskan diri dari Sang Pangeran, namun Salim tak mau melepaskan hingga para pengawal memaksa dan memisahkan keduanya.
Ternyata sultan akbar tidak menepati janjinya untuk membiarkan anarkali pergi meninggalkan india tapi justru sultan menyuruh para pengawal untuk membunuh anarkali.
Di kamar penjara itu ada dinding mencekung. Pengawal membawa Anarkali dan memasukkan ke cekungan tersebut. Setelah itu batu bata segera dipasang menandakan bahwa ia akan di tutup dinding, dikubur hidup-hidup. Pangeran salim menjerit-jerit dan berteriak sekuat tenaga dan berusaha mendobrak mengubrak abrik jeruji penjara namun pangeran salim tidak mampu keluar dari bilik penjara. Dia hanya bisa menyaksikan para pengawal mengubur orang yang di cintainya dalam keadaan hidup hidup.
***
Versi sejarah lain menyebutkan bahwa Anarkali dan Sultan Akbar menyepakati perjanjian. Anarkali pura pura dikubur hidup hidup. Dinding di belakangnya bisa dibuka dan menembus ke sebuah terowongan yang akan digunakannya untuk keluar. Segera setelah dinding di depannya tertutup, dibukalah dinding di belakangnya sehingga Anarkali bisa keluar. Sang ibu sudah menunggunya di sana dan mereka berdua lalu lari sepanjang terowongan hingga keluar dari India menuju Lahore. (semoga versi ini yang benar)
Kisah ini dipercaya oleh masyarakat India dan Pakistan hingga saat ini. Orang yang pertama kali menceritakan Anarkali dan Pangeran Salim adalah seorang penjelajah dari Inggris William Finch dan Edward Terry. Pada awal abad 17 ia memberikan informasi mengenai makam dan kisah di baliknya.
Sumber Dari : http://www.akbarelhamed.com
"Jangan menangis pangeran.... semua akan baik baik saja. Dan ketika aku sudah tidak disini, maka engkau akan menjadi raja agung yang sangat di hargai oleh rakyatmu... Aku tidak pantas menjadi sang ratu... Meskipun kita tidak bisa bersatu. Namun percayalah bahwa antara engkau dan aku sesungguhnya ada ikatan bathin yang tidak akan pernah terpisahkan..."
Namun sang pangeran menolak permintaan anarkali. Sepanjang malam itu mereka hanya berpelukan seakan tak ingin dipisahkan lagi. Tapi anarkali hanya sekadar melembutkan hati sang pangeran. Ia berencana memenuhi janjinya pada sultan akbar. Maka pada dini hari ia melepaskan diri dari Sang Pangeran, namun Salim tak mau melepaskan hingga para pengawal memaksa dan memisahkan keduanya.
Ternyata sultan akbar tidak menepati janjinya untuk membiarkan anarkali pergi meninggalkan india tapi justru sultan menyuruh para pengawal untuk membunuh anarkali.
Di kamar penjara itu ada dinding mencekung. Pengawal membawa Anarkali dan memasukkan ke cekungan tersebut. Setelah itu batu bata segera dipasang menandakan bahwa ia akan di tutup dinding, dikubur hidup-hidup. Pangeran salim menjerit-jerit dan berteriak sekuat tenaga dan berusaha mendobrak mengubrak abrik jeruji penjara namun pangeran salim tidak mampu keluar dari bilik penjara. Dia hanya bisa menyaksikan para pengawal mengubur orang yang di cintainya dalam keadaan hidup hidup.
***
Versi sejarah lain menyebutkan bahwa Anarkali dan Sultan Akbar menyepakati perjanjian. Anarkali pura pura dikubur hidup hidup. Dinding di belakangnya bisa dibuka dan menembus ke sebuah terowongan yang akan digunakannya untuk keluar. Segera setelah dinding di depannya tertutup, dibukalah dinding di belakangnya sehingga Anarkali bisa keluar. Sang ibu sudah menunggunya di sana dan mereka berdua lalu lari sepanjang terowongan hingga keluar dari India menuju Lahore. (semoga versi ini yang benar)
Kisah ini dipercaya oleh masyarakat India dan Pakistan hingga saat ini. Orang yang pertama kali menceritakan Anarkali dan Pangeran Salim adalah seorang penjelajah dari Inggris William Finch dan Edward Terry. Pada awal abad 17 ia memberikan informasi mengenai makam dan kisah di baliknya.
Sumber Dari : http://www.akbarelhamed.com
0 comments:
Post a Comment