Hai namaku Renata.
Sudah dua tahun aku memendam rasa suka aku kepada satu laki-laki. Wajahnya
manis, tapi mungkin kelakuannya yang kurang baik. Sebenarnya aku sudah dekat
dengan dia, sampai-sampai dulu kami di gosipin pacaran. Tapi semua itu hanya
gossip, toh kenyatannya kami gak pacaran. Tapi kami begitu dekat, sampai-sampai
dia pernah memegang tanganku.
Hari-hari itu begitu
indah, dia selalu membuat aku tertawa dengan tingaknya, dan aku di buat luluh
oleh perhatiaan dia kepadaku. Tapi ternyata ada kenyataan yang dia tutupi
dariku sehingga saat aku tau, itu benar-benar membuat aku hancur.
Kejadian itu di mulai saat kami pulang bersama naik angkutan umum. Aku duduk di belakang dan dia di depan, kami tak saling bicara karena aku tahu dari temanku bahwa dia selama ini sudah mempunyai pacar.
Kejadian itu di mulai saat kami pulang bersama naik angkutan umum. Aku duduk di belakang dan dia di depan, kami tak saling bicara karena aku tahu dari temanku bahwa dia selama ini sudah mempunyai pacar.
“Yogi, kamu sudah ada
cewek ya?” saat aku bertanya seperti itu, dia langsung melihatku dengan mimik
yang bingung. “kamu tau darimana Ren?” dia menjawab sambil menundukan kepala.
“Kenapa kamu tidak jujur sama aku, kamu udah boongin aku, Gi!” aku hanya bisa
menghela nafas panjang, dan ternyata jawaban yang terakhir sangat membuat aku
sedih, dan menyesal telah bertanya padanya. “Maaf ya Ren, aku gak ingin kalau
kamu tau, kamu menjahui aku dan cara kamu berteman denganku berubah. ”Jawabnya
dengan santai. Di dalam angkot kami cuman hanya bisa saling terdiam.
Sesampainya aku di
rumah, aku langsung menutup mukaku dengan bantal, dan menangis. Aku tak percaya
dengan perkataannya, jadi selama ini perhatian yang dia berikan kepadaku hanya
kebohongan belaka?? Arghhh…..aku kesal, marah, dan jengkel. Untuk menghilangkan
rasa kesal akupun tidur dalam kesedihan.
Keesokkan harinya di
sekolah aku tak berani meneggur dia, dan sebaliknya, kami hanya bisa saling
diam seribu bahasa, aku sudah pasrah dan menyerah saja karena aku dengar dari
temanku bahwa dia sudah sangat mencintai perempuan itu dengan sepenuh hatinya.
Seminggu berlalu tanpa ada kedekatan antara kami, melainkan kami semakin jauh
dan jauh. Aku memutuskan untuk tak mengungkapkan perasaanku padanya, karena aku
tau dia tak pernah mencintaiku, tapi ternyata keputusanku salah.
Dua tahun berlalu, dan aku dan dia kembali akrab. Kami selalu bersama, dia juga selalu mengajakku pergi untuk menemaninya. ”Ren, kita jalan-jalan yuk, aku mau liat pemandangan nihh, lagi bosan banget!!” ucap Yogi. “kenapa Gi, berantem lagi sama pacarmu??” tanyaku iseng. Tanpa bicara Yogi menarikku ke dalam mobilnya. Di mobil Yogi hanya diam seribu bahasa, dan aku tahu bahwa salahku karena membahas tentang pacarnya.
“Ren” Yogi membuka pembicaraan.” Aku benar-benar suka sama cewek ini, dia benar-benar satu-satunya yang ngerti aku, aku gak akan pernah ngelepas’in dia, aku akan jaga dia slalu Ren karena aku sayang banget sama dia. Dia yang buat hidupku lebih berarti.” Lanjutnya. “bagus deh Gi, brarti cinta kamu tuhh tulus Gi, aku percaya cewek itu beruntung banget” tukasku, walau dalam hati aku ingin menangis, dan berkata beruntung sekali cewek itu andai itu aku.
Sesampainya di tempat tujuan, tiba-tiba Yogi mengandeng tanganku, seharian itu kami berjalan-jalan, bercanda tawa tapi yg membuat aku bingung seharian ini Yogi tak melepaskan tangannya dari tanganku. Karena sudah sore, dan sudah terlihat ingin hujan kami memutuskan untuk pulang. Setelah Yogi mengantarkanku pulang, tiba-tiba aku ingin sekali menahan kepergian dia entah mengapa, tapi Yogi malah ingin buru-buru pulang. Karena aku tak punya alasan menahan kepergian dia, akhirnya dia berpamitan.
Sudah tiga hari Yogi tak masuk sekolah, aku bingung aku telpon ke handphonenya tidak diangkat dan tak ada yang tahu keberadaan dia.
Sebulan berlalu semenjak hilangnya Yogi tanpa kabar. Hidupku terasa hampa tanpa Yogi disampingku, sampai minggu pagi aku menemukan sebuah paket yang dikirim dari Amerika. Tak tahu mengapa aku segera membuka paket itu, dan aku temukan sebuah diary, dan 2 buah kotak kecil, serta beberapa surat. Aku langsung masuk kekamarku, dan membaca diary kecil itu. Ternyata hanya terdapat beberapa tulisan, tapi tulisan itu membuat air mataku mengalir :
“Satu-satunya alasan aku bertahan hidup adalah untuk melihat senyum manisnya.
Aku selalu bahagia dan senang saat berada didekatnya dari pada didekat gadis-gadis lain, dirinya yang ceria membuat aku lebih berarti. Aku selalu ingin mengungkapkan aku cinta dia, tapi aku tak berani, karena aku tahu aku akan menyakiti dia karena kepergianku ini. Aku tau dia sangat mencintaiku, begitupun aku, tapi rasa sayangku melebihi rasa sedihku karena harus melihat dia menitihkan air mata. Mungkin ini jalan terbaik, karena dia tidak memberikan rasa sayang dari hatinya yang tulus untuk aku, sehingga ia tidak akan terlalu kehilangan diriku.
Dari dulu aku ingin mengatakan ini, I love you Renata, I love u so much.”
Air mataku menetes tak henti saat aku buka surat-surat yang berisi ungkapan cintanya padaku, aku binggung kenapa aku bisa menanggis sejadi-jadinya padahal aku tak tahu siapa pengirim surat ini, dan pertanyaanku terjawab saat aku buka surat terakhir yg berisi :
Setelah membacanya aku langsung membuka kedua kotak itu. Kotak pertama berisi jaket kesayangan Yogi, yang sering ia pinjamkan ke aku, dan kotak kedua berisi boneka yg bisa bersuara saat aku tekan, dan suaranya berisi “Renata Yogi forever” aku benar-benar menanggis sejadi-jadinya.
Tiba saatnya pemakaman Yogi, saat aku melihat petinya di kubur, airmataku mengalir deras, dan hatiku terasa hancur. Ternyata keputusanku untuk tak menyatakan perasaanku padanya salah. Kini dia telah tiada, dia takkan pernah tahu bahwa aku mencintainya juga. Aku benar-benar sangat menyesal.
Sumber Dari :
Dua tahun berlalu, dan aku dan dia kembali akrab. Kami selalu bersama, dia juga selalu mengajakku pergi untuk menemaninya. ”Ren, kita jalan-jalan yuk, aku mau liat pemandangan nihh, lagi bosan banget!!” ucap Yogi. “kenapa Gi, berantem lagi sama pacarmu??” tanyaku iseng. Tanpa bicara Yogi menarikku ke dalam mobilnya. Di mobil Yogi hanya diam seribu bahasa, dan aku tahu bahwa salahku karena membahas tentang pacarnya.
“Ren” Yogi membuka pembicaraan.” Aku benar-benar suka sama cewek ini, dia benar-benar satu-satunya yang ngerti aku, aku gak akan pernah ngelepas’in dia, aku akan jaga dia slalu Ren karena aku sayang banget sama dia. Dia yang buat hidupku lebih berarti.” Lanjutnya. “bagus deh Gi, brarti cinta kamu tuhh tulus Gi, aku percaya cewek itu beruntung banget” tukasku, walau dalam hati aku ingin menangis, dan berkata beruntung sekali cewek itu andai itu aku.
Sesampainya di tempat tujuan, tiba-tiba Yogi mengandeng tanganku, seharian itu kami berjalan-jalan, bercanda tawa tapi yg membuat aku bingung seharian ini Yogi tak melepaskan tangannya dari tanganku. Karena sudah sore, dan sudah terlihat ingin hujan kami memutuskan untuk pulang. Setelah Yogi mengantarkanku pulang, tiba-tiba aku ingin sekali menahan kepergian dia entah mengapa, tapi Yogi malah ingin buru-buru pulang. Karena aku tak punya alasan menahan kepergian dia, akhirnya dia berpamitan.
Sudah tiga hari Yogi tak masuk sekolah, aku bingung aku telpon ke handphonenya tidak diangkat dan tak ada yang tahu keberadaan dia.
Sebulan berlalu semenjak hilangnya Yogi tanpa kabar. Hidupku terasa hampa tanpa Yogi disampingku, sampai minggu pagi aku menemukan sebuah paket yang dikirim dari Amerika. Tak tahu mengapa aku segera membuka paket itu, dan aku temukan sebuah diary, dan 2 buah kotak kecil, serta beberapa surat. Aku langsung masuk kekamarku, dan membaca diary kecil itu. Ternyata hanya terdapat beberapa tulisan, tapi tulisan itu membuat air mataku mengalir :
“Satu-satunya alasan aku bertahan hidup adalah untuk melihat senyum manisnya.
Aku selalu bahagia dan senang saat berada didekatnya dari pada didekat gadis-gadis lain, dirinya yang ceria membuat aku lebih berarti. Aku selalu ingin mengungkapkan aku cinta dia, tapi aku tak berani, karena aku tahu aku akan menyakiti dia karena kepergianku ini. Aku tau dia sangat mencintaiku, begitupun aku, tapi rasa sayangku melebihi rasa sedihku karena harus melihat dia menitihkan air mata. Mungkin ini jalan terbaik, karena dia tidak memberikan rasa sayang dari hatinya yang tulus untuk aku, sehingga ia tidak akan terlalu kehilangan diriku.
Dari dulu aku ingin mengatakan ini, I love you Renata, I love u so much.”
Air mataku menetes tak henti saat aku buka surat-surat yang berisi ungkapan cintanya padaku, aku binggung kenapa aku bisa menanggis sejadi-jadinya padahal aku tak tahu siapa pengirim surat ini, dan pertanyaanku terjawab saat aku buka surat terakhir yg berisi :
Hai Renata, ini aku Yogi. Saat kamu membaca surat ini mungkin aku sudah berada di Indonesia kembali, tapi mungkin kita tidak akan bisa bertemu lagi, karena aku sudah tidak ada di dunia ini. Renata aku mengidap penyakit jantung yang sudah sangat parah. Saat aku mengantarkan kamu pulang, saat itu lah untuk trakhir kalinya kita bertemu, karena malam itu aku berangkat dengan keluargaku ke Amerika untuk berobat, dan dokter di sana juga sudah memberitahu dua kemungkinan jika aku dioperasi 5% berhasil, dan 95% gagal.
Jika paket ini sudah terkirim berarti operasiku gagal, karena aku meminta adikku untuk mengirim paket ini jika aku mati. Maaf Renata aku tak bisa memberitahukannya padamu karena aku tak mau membuatmu sedih. Renata sebenarnya dari dulu aku sudah mencintaimu, tapi keputusanku untuk menyatakan cinta kepadamu kandas di tenggah jalan karena hubungan kita yang pernah jauh, karena aku membohongimu, sebenarnya dari situ juga aku tahu bahwa aku sungguh mencintaimu dengan sepenuh hatiku.
Tapi aku tahu kau sudah terlanjur membenciku, dan aku tahu rasa sayangmu kepadaku sudah hilang, makanya aku tak berani mengungkapkan isi hatiku dan alasan kedua karena aku tak ingin membuatmu menanggis jika tiba-tiba aku pergi. Renata dua kotak itu adalah kado yang ingin aku berikan dulu kepadamu, tapi aku begitu pengecut sehingga tak berani menyerahkannya kepadamu. Aku mohon jaga kedua benda yang ada di dalamnya. I Love U so Much Renata. You’re only one in my life”
Setelah membacanya aku langsung membuka kedua kotak itu. Kotak pertama berisi jaket kesayangan Yogi, yang sering ia pinjamkan ke aku, dan kotak kedua berisi boneka yg bisa bersuara saat aku tekan, dan suaranya berisi “Renata Yogi forever” aku benar-benar menanggis sejadi-jadinya.
Tiba saatnya pemakaman Yogi, saat aku melihat petinya di kubur, airmataku mengalir deras, dan hatiku terasa hancur. Ternyata keputusanku untuk tak menyatakan perasaanku padanya salah. Kini dia telah tiada, dia takkan pernah tahu bahwa aku mencintainya juga. Aku benar-benar sangat menyesal.
Sumber Dari :
0 comments:
Post a Comment