Di bulan Ramadhan umat Muslim yang sudah baligh diwajibkan berpuasa. Puasa dikerjakan dari semenjak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Nah, mungkin kita sudah banyak yang paham dengan puasa umat Muslim ini. Lalu bagaimana dengan umat yang lain, apakah mereka berpuasa juga? Dan bagaimana puasa mereka? Yuk cari tahu...
Umumnya,
umat Yahudi berpuasa dalam rangka berkabung untuk memperingati hari-hari duka
cita atau kemalangan yang pernah menimpa mereka. Ada dua hari puasa utama dan
empat hari puasa kecil yang dijalani umat Yahudi. Dua puasa utama itu adalah
Yom Kippur dan Tisha B'Av yang sifatnya wajib. Sedangkan empat puasa kecil
yaitu Geldaya, Tebet, Ester dan Tammuz.
Cara Umat Yahudi Sembahyang |
Dua
puasa utama ini dijalani kurang lebih 25 jam. Dimulai dari sebelum tenggelamnya
matahari dan diakhiri setelah terbenamnya matahari keesokan harinya, yaitu
setelah terlihat tiga bintang di langit. Selama berpuasa mereka dilarang mandi,
makan dan minum, bersetubuh, memakai krim atau minyak, memakai sepatu kulit
serta tidak boleh beraktifitas yang menyenangkan atau melenakan.
Adapun
empat puasa kecil dikerjakan dari terbit fajar hingga malam hari dan orang yang
hendak menjalaninya diperbolehkan terlebih dahulu untuk sahur. Ada banyak
kelonggaran dalam puasa kecil ini terutama bagi orang-orang yang memiliki
kondisi medis tertentu atau kesulitan puasa lainnya.
Baik
puasa yang wajib maupun tidak wajib bila harinya bertepatan dengan hari Sabat
(Sabtu) maka pelaksanaannya diundur keesokan harinya, kecuali puasa Yom Kippur
yang tetap harus dilaksanakan meskipun bertepatan hari Sabat. (sumber)
Agama
Kristen (Protestan) tidak mewajibkan umatnya untuk berpuasa, walaupun begitu
pengikutnya tetap dianjurkan untuk berpuasa secara pribadi. Sehingga kapan mau
berpuasa itu diserahkan ke individunya masing-masing, termasuk juga cara dan
jangka waktunya.
Mereka yang akan berpuasa bisa memilih jangka waktunya, apakah 8 jam, 1 hari, sehari semalam, 3 hari, 7 hari, 40 hari, dst. Mereka juga boleh menentukan jenis puasanya sendiri, apakah hanya makan sayur, tidak makan, tidak makan dan minum, atau juga boleh berpuasa dari kebiasaan-kebiasaan jelek, seperti: merokok, judi dll. Selama berpuasa mereka dianjurkan untuk banyak berdoa, melantunkan pujian penyembahan dan membaca Alkitab.
Dalam
Kristen, puasa bertujuan untuk berserah diri kepada Tuhan, menahan nafsu
duniawi, menumbuhkan empati kepada sesama, meminta jawaban Tuhan atas
permasalahan yang dihadapi, atau untuk mengusir setan yang hanya bisa diusir oleh
doa orang berpuasa.
Orang
yang berpuasa dianjurkan juga untuk merahasiakannya dari orang lain, sehingga
sebisa mungkin hanya dia dan Tuhan saja yang tahu. Karena itulah dalam Kristen
tidak ada ibadah puasa yang bersifat kolektif atau dikerjakan secara berjamaah.
(sumber)
Mungkin
kita pernah bertanya-tanya, apa bedanya agama Katholik dengan Kristen.
Sebenarnya dua agama ini dulunya satu, namun kemudian terjadi perselisihan di
antara mereka. Satu pihak memprotes aturan yang dibuat oleh para petinggi agama
sehingga mereka pun akhirnya dinamakan Protestan (Kristen Protestan).
Meskipun
sama-sama memakai lambang salib (salib umat Katholik biasanya dihiasi patung
Yesus sedangkan salib agama Kristen polos), keduanya terdapat perbedaan.
Diantaranya tentang masalah kepemimpinan jemaat (uskup), kependetaan,
pengkultusan Yesus dan Bunda Maria, termasuk juga dalam syariat berpuasa.
Jika
dalam Kristen tidak ada kewajiban berpuasa, berbeda halnya dengan Katholik.
Setiap pemeluknya yang berusia 18 tahun hingga 60 tahun, mereka diwajibkan
berpuasa pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung sebelum hari raya Paskah. Selain
dua hari puasa resmi tersebut, umat Katholik juga dianjurkan berpuasa selama 40
hari sebelum Paskah yang dimulai pada hari Rabu, namun ini tidak wajib. Mereka
juga dianjurkan untuk berpuasa secara mandiri seperti dalam agama Kristen.
Selain
puasa, ada juga amalan yang disebut berpantang. Berpantang dilakukan setiap
hari Jum'at sepanjang tahun, kecuali bila bertepatan hari raya gerejawi.
Berpantang berarti tidak melakukan atau tidak makan sesuatu sebagai tanda
tobat, misalnya pantang daging, garam, gula, jajan, merokok dan lain-lain. Yang
wajib berpantang adalah umat yang sudah berusia 14 tahun ke atas. (sumber)
Puasa
dalam agama Hindu disebut upawasa. Upawasa ada empat jenis, yaitu puasa wajib,
puasa tidak wajib, puasa berkaitan dengan acara tertentu, dan puasa berkaitan
dengan hal-hal tertentu.
Puasa
wajib seperti pada hari siwaratri, nyepi, purnama, tilem dan puasa untuk
menebus dosa. Durasi puasa siwaratri adalah semenjak matahari terbit hingga
terbenam. Sedangkan puasa nyepi, purnama dan tilem dimulai dari fajar hingga
fajar keesokan harinya. Khusus pada hari nyepi, umat Hindu juga tidak boleh
menyalakan api, tidak melakukan aktifitas kerja, tidak boleh menonton hiburan,
dan tidak boleh bepergian.
Sementara
puasa untuk menebus dosa dilakukan selama tiga hari dengan tingkatan puasa:
minum air hangat saja, susu hangat saja, mentega murni saja tanpa makan dan
minum sama sekali, tergantung dosa yang diperbuat.
Puasa
yang tidak wajib adalah yang dilakukan pada hari-hari suci selain empat hari
yang disebutkan di atas. Puasa ini diserahkan kepada kebijakan masing-masing,
apakah mau siang hari saja atau satu hari penuh. Perlu diketahui, hitungan hari
dalam Hindu dimulai sejak dari fajar hingga fajar berikutnya, bukan dari jam 12
malam seperti kita kenal.
Puasa
berkaitan upacara tertentu misalnya setelah mawinten atau mediksa, puasa selama
tiga hari hanya dengan makan nasi kepel dan air kelungah nyuhgading.
Sedangkan
puasa berkaitan dengan hal-hal tertentu seperti dalam rangka semedi atau
meditasi, yang tidak berhubungan dengan hari-hari raya tertentu atau puasa
sesuai keinginan pribadi, dilakukan sehari semalam atau lebih semampunya.
(sumber)
Dalam
ajaran Buddha, puasa disebut Uposatha. Uposatha ini tidak wajib bagi pemeluk
Buddha. Uposatha biasanya dilakukan dua kali dalam sebulan (menurut kalender
buddhis), yaitu pada saat bulan gelap dan saat bulan terang (purnama). Namun
ada juga yang melaksanakan 6 kali dalam sebulan.
Seorang
yang melakukan uposatha meskipun berpantang makan namun masih diperbolehkan
minum. Uposatha dimulai dari tengah hari (yaitu ketika matahari tepat di atas
kepala atau jam 12 siang) hingga waktu subuh sebelum terbit matahari keesokan
harinya.
Agar
sah, orang yang menjalani uposatha harus mematuhi aturan yang telah ditentukan,
yaitu: tidak membunuh atau melukai makhluk hidup, tidak mencuri, tidak
melakukan aktifitas seksual, tidak berbohong, tidak mengonsumsi makanan/minuman
yang memabukkan, tidak makan, tidak bernyanyi, menari dan menonton hiburan,
serta tidak berhias dan berparfum.
Jika
salah satunya dilanggar, baik sengaja maupun tidak, maka uposatha yang
dijalaninya menjadi tidak sempurna dan tidak sah.
Selain
uposatha, ada lagi jenis puasa lainnya yaitu vegetaris. Vegetaris berarti
berpantang makan makanan bernyawa (daging) dan hanya mengonsumsi sayuran.
Selain tidak makan daging, biasanya umat Buddha yang vegetarian juga
menghindari jenis bawang-bawangan. Untuk telur dan susu, ada vegetarian yang
masih makan dan ada yang tidak, namun untuk vegetarian murni tidak memakannya.
Menjadi
vegetarian adalah tidak wajib bagi umat Buddha. Mereka biasanya melaksanakan
kegiatan ini (vegetaris) pada tanggal 1 dan 15 menurut kalender perhitungan
cina. (sumber)
Khonghucu
diakui secara resmi sebagai agama ke enam di negara kita pada 17 Januari 2000
di era kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid. Seperti agama lain yang sedang
kita bahas, Khonghucu juga memiliki syariat berpuasa bagi penganutnya.
Puasa
pada umat Khonghucu ada dua jenis, puasa rohani dan puasa jasmani. Puasa rohani
wajib dilakukan secara terus menerus setiap saat, wujudnya adalah dengan
menjaga pandangan, pendengaran, perkataan, dan perbuatan anggota badan dari
tindak asusila.
Sementara
puasa jasmani adalah dengan berpantang makan daging (vegetaris) secara berkala
pada hari-hari tertentu atau secara terus menerus.
Umat
Khonghucu juga berpuasa dengan tidak makan dan minum secara penuh pada hari
ke-8 di bulan pertama Imlek. Puasa dimulai dari pukul 05.30 sampai 22.00 malam.
Sore harinya mereka dianjurkan untuk keramas.
Pada
pukul 21.00 tepat sebelum berbuka diadakan sembahyang besar Cing Thien Kong/Pai
Thi Kong sampai pukul 22.00. Selesai sembahyang baru diadakan berbuka dengan
hidangan makanan tanpa daging. (sumber)
Nah itulah cara-cara berpuasa umat beragama lain. Ternyata bila dibandingkan dengan agama kita, puasa kita masih lebih pendek durasinya karena hanya berlangsung 13-14 jam saja. Apalagi meskipun dikerjakan sebulan, puasa Ramadhan tetap saja terasa ringan dan mudah karena dikerjakan secara bersama-sama. Kita juga tidak harus berpantang makan makanan enak dan kita tetap bisa beraktifitas seperti hari-hari biasa selama tidak membatalkan puasa kita. Yap, anak kecil saja mampu puasa sebulan penuh, masa kita nggak..
Nah itulah cara-cara berpuasa umat beragama lain. Ternyata bila dibandingkan dengan agama kita, puasa kita masih lebih pendek durasinya karena hanya berlangsung 13-14 jam saja. Apalagi meskipun dikerjakan sebulan, puasa Ramadhan tetap saja terasa ringan dan mudah karena dikerjakan secara bersama-sama. Kita juga tidak harus berpantang makan makanan enak dan kita tetap bisa beraktifitas seperti hari-hari biasa selama tidak membatalkan puasa kita. Yap, anak kecil saja mampu puasa sebulan penuh, masa kita nggak..
Sumber Dari : http://fadhlihsan.blogspot.qa
0 comments:
Post a Comment