Wagini di Bukan 4 Mata |
Public dihebohkan oleh munculnya sosok WAGINI yang disebut oleh pendampingnya Eyang
Ratih. Eyang Ratih merupakan orang yang paling berjasa dalam kehidupan Wagini (29) anak
genderuwo. Sejak usia 13 tahun Wagini dirawat dengan penuh perhatian dan kasih
sayang oleh Eyang Ratih. Pertama kali bertemu di Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa
Timur, Eyang Ratih sudah merasakan jika Wagini anak baik, meski wujud fisiknya
agak menakutkan. Wagini yang hidup sebatang kara membuat Eyang Ratih semakin
iba melihatnya.
"Wagini
tak minta dilahirkan buruk rupa. Dari kecil dia kurang kasih sayang
orangtuanya. Wagini anak baik, halus dan tak neko-neko," kata Eyang Ratih
kepada merdeka.com, Selasa (14/5). Selama hampir 16 tahun mengasuh Wagini,
Eyang Ratih tentu hafal betul kebiasaan, tingkah laku anak yang ibunya kembang
desa itu. Eyang Ratih mengaku tidak keberatan, karena dia menganggap Wagini
adalah titipan.
Guru
besar dari Departemen Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana, Bali, Wimpie Pangkahila menyangkal semua cerita itu. Dia menjelaskan,
tidak mungkin ada anak genderuwo yang disebut-sebut buah hubungan percintaan
antara manusia dengan genderuwo. "Kalau orang mirip genderuwo iya. Saya
kira berita itu tidak benar, itu pembodohan," katanya ketika dihubungi
merdeka.com, Senin (13/5).
Wimpie
menjelaskan, tidak pernah ada cerita secara ilmiah bahwa genderuwo memiliki
anak hasil hubungan badan dengan manusia. Kemungkinan yang ada, kata dia, anak
itu mungkin cacat fisik, berwajah buruk, kurang gizi atau memiliki kelainan
fisik. "Nah itu lho yang saya kira sangat membodohi masyarakat. Kasihan
dia," tandasnya.
Wagini dan Tuti atau lebih dikenal dengan Eyang Ratih |
Berikut
6 fakta tentang Wagini anak genderuwo yang diungkap Eyang Ratih:
Anak genderuwo ganteng
Dalam
dunia nyata wujud Wagini anak genderuwo memang menakutkan. Bahkan, orang yang
tidak mengetahuinya mungkin akan berpikir Wagini adalah mahluk halus. Tetapi di
alam gaib Wagini begitu dipuja. "Kalau di dunia gaib, Wagini dianggap
genderuwo ganteng. Makanya dia sering digodain. Kadang terlihat dia suka
tertawa sendiri," ungkap Eyang Ratih. Pernyataan sang pengasuh tentu
mengundang pertanyaan. Faktor apa yang membuat Wagini disebut genderuwo
ganteng? Apa yang membuat dia berbeda dengan genderuwo lainnya? "Karena dia tidak berbulu lebat, hanya
di tangan, dada dan punggung. Kulitnya juga tidak hitam," kata Eyang.
Bisa sembuhkan orang
Wagini
anak genderuwo ternyata memiliki kelebihan. Memiliki ayah genderuwo, ternyata
Wagini dapat dengan mudah melihat mahluk-mahluk gaib yang jahil. "Misal
ada yang diganggu mahluk gaib, dengan sekejap bisa dinetralisir oleh Wagini.
Ini karena faktor dia separuh gaib dan manusia," kata Eyang Ratih. Kadang
kala kata Eyang Ratih, Wagini suka bersemedi. Wagini pun selalu dijaga oleh
ayahnya kemana saja dia pergi.
Tak mau tinggal dengan ibu kandung
Sejak
kecil Wagini hidup sebatang kara setelah ayah tirinya Gimo meninggal dan ibunya
Wakijem melarikan diri. Akhirnya, pada usia 13 tahun Wagini bertemu dengan
Eyang Ratih di Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur. Setelah berpisah cukup lama,
sekitar lima tahun lalu Wagini bertemu dengan ibunya di Alas Purwo. Tetapi,
Wagini tetap memilih hidup dengan Eyang Ratih. "Dia minta kasih sayang,
dia itu mahluk tuhan juga," kata Eyang Ratih. Eyang Ratih mengaku tak tahu
sampai kapan dia akan merawat Wagini. Eyang Ratih merasa Wagini juga seperti
anaknya sendiri. "Dia sudah anggap saya sebagai orangtua," tandasnya.
Menghujat Kena Celaka
Kehadiran
Wagini anak genderuwo ternyata tidak begitu saja dipercaya. Sempat ada
paranormal teman Eyang Ratih yang meragukan. Paranormal itu menyebut Eyang
Ratih hanya mencari sensasi. Setelah mengeluarkan, kata-kata itu, si paranormal
mendapat celaka. "Tangannya tidak bisa dibengkokan," kata Eyang
Ratih. Namun Eyang enggan memastikan jika itu akibat dari ucapan si paranormal.
Setelah berhari-hari akhirnya si paranormal itu mendatangi kediaman Eyang Ratih
dan bertemu dengan Wagini. "Dia meminta maaf ke Wagini, setelah itu
tangannya normal lagi," katanya.
Mulai Makan Nasi & Roti
Belalang,
jangkrik dan singkong merupakan makanan Wagini anak genderuwo. Setelah dirawat
oleh Eyang Ratih perlahan-lahan Wagini mulai bisa menyantap nasi. "Dulunya
enggak bisa makan nasi. Sekarang mau makan nasi dan roti. Kalau nasi maunya
pakai lauk yang kering," katanya. Menurut Eyang Ratih, Wagini memiliki nafsu
makan yang cukup besar. "Dalam sehari bisa lima kali makan. Merokoknya
juga kuat sekali," katanya.
Usia 29 tahun masih kecil
Sekarang
Wagini anak genderuwo sudah berusia 29 tahun. Untuk ukuran manusia, usia segitu
sudah tergolong dewasa. Namun Wagini justru masih dianggap anak kecil.
"Usia masih kecil, 29 tahun. Seperti Wagini ini usianya bisa ratusan
tahun," kata Eyang Ratih.
Sumber Dari : http://www.anehdidunia.com
0 comments:
Post a Comment