Hal itu sangat mempengaruhi hati Dinar, dia mulai
mengingat masa lalu dan dosa-dosanya, kemudian dia menangis “Celakalah kau
Dinar! Kau akan seperti tulang yang hancur ini dan jasadmu akan menjadi tanah.”
Jadi dia memutuskan untuk bertaubat. Sambil
menengadahkan kepalanya ke langit, dia berkata “Tuhanku, aku sekarang mendekat
kepada-Mu dengan sebenar-benar ketundukan, jadi terimalah aku dan ampuni aku.”
Dengan keadaan hati dan pikiran yang sepenuhnya
berubah, Dinar pulang ke rumahnya dan berkata kepada ibunya “Wahai ibu, apa
yang akan dilakukan seorang tuan kepada budaknya yang melarikan diri” Ibunya berkata “Untuk menghukumnya, dia akan
memberinya pakaian yang kasar, makanan yang murah, dan mengikat kaki serta
tangannya agar dia tidak melarikan diri lagi.”
Dinar berkata “Kalau begitu, aku mau pakaian dari wool
yang kasar, gandum yang murah, dan dua rantai. Wahai ibu, lakukan padaku apa
yang akan dilakukan pada seorang budak yang melarikan diri. Mungkin Tuhanku
akan mengampuniku karena melihat rasa malu dan ketundukanku.”
Mendengar permintaan Dinar, ibunya terkejut! Namun
karena melihat putranya tetap teguh dengan permintaannya, ibunya memberikan apa
yang dia inginkan. Pada setiap permulaan malam, Dinar mulai menangis, dia
terus mengulang-ulang ucapan “Celakalah kamu Dinar! Apakah kau punya kekuatan
untuk menahan api neraka? Betapa memalukannya hidupmu karena menyebabkan
kemarahan Allah S.W.T.”
Dia terus dalam keadaan ini sampai pagi. Karena sering
menangis, kurang tidur, dan makan-makanan yang murah, maka tubuhnya menjadi
pucat, dan Dinar semakin lemah. Tak kuasa melihat anaknya seperti itu, ibunya berkata
“Wahai anakku! Jangan terlalu keras pada dirimu!”
Dia menjawab ibunya “Biarkan aku terikat untuk
sementara waktu, mungkin aku dapat memperoleh ketenangan jangka panjang
nantinya, karena esok aku akan berada di hadapan Tuhanku dalam waktu yang lama,
dan aku tidak tahu apakah Dia akan memasukkan aku ke dalam tempat yang indah
dengan tempat bernaung, atau tempat yang sangat menyeramkan.”
Ibunya berkata “Anakku, setidaknya istirahatlah
sebentar.”
Dia berkata “Bukan istirahat atau kenyamanan yang
kucari. Wahai ibuku, apa jadinya jika aku melihatmu dan orang-orang beriman
dibawa ke surga sementara aku dan yang lainnya dibawa ke neraka?” Ibunya
meninggalkannya, sementara Dinar melanjutkan tangisnya, beribadah, dan membaca
Al-Qur’an.
Pada suatu malam, dia membaca ayat yang berbunyi “Demi
Tuhanmu dan Muhammad S.A.W. Sesungguhnya Kami akan memanggil mereka untuk
mempertanggungjawabkan atas apa yang mereka sering perbuat.”
Dia mulai memikirkan tentang ayat ini dan maknanya.
Dia menangis begitu dalam sampai pingsan. Ibunya bergegas menghampirinya untuk
membangunkannya, tapi dia tidak merespon. Ibunya berpikir dia telah meninggal,
dilihatnya wajah putranya dan berkata “Wahai anakku, dambaan hatiku, dimana
kita akan bertemu lagi?” Sebenarnya Dinar masih belum mati.
Karena mendengar suara ibunya, dia menjawab dengan
suara lemah “Ibuku! Jika kau tidak menemukanku di dataran putih pada hari
kiamat, maka tanyakanlah Malik (malaikat penjaga neraka) tentangku". Karena tubuhnya sudah terlalu lemah, maka Dinar
meninggal. Melihat anaknya meninggal, ibunya menyiapkan penguburan untuknya,
kemudian dia mengumumkan kepada orang-orang “Wahai orang-orang, datanglah ke
pemakaman seseorang yang telah terbunuh karena rasa takut akan api neraka.”
Subhanallah, ingatlah bahwa kematian akan menyentuh
setiap nyawa, dan satu-satunya hal yang akan diperhitungkan adalah amal kalian.
Jadilah orang-orang yang mengharapkan surga. Jadilah orang-orang yang bekerja
keras!
Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sumber Dari : http://lampuislam.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment