"Hai anakku,
kini engkau kan keluar dari sarang dimana engkau dibesarkan. Engkau akan
berpindah ke sebuah rumah dan hamparan yang belum engkau kenal dan berkawan
pula dengan orang yang belum engkau kenali. Itulah suamimu"
Jadilah engkau tanah
bagai suamimu (taati perintahnya) dan ia akan menjadi langit bagimu (tempat
bernaung). Jadilah engkau sebagai lantai supaya ia dapat menjadi tiangnya.
Jangan engkau bebani dia dengan pelbagai kesukaran karena itu akan memungkinkan
ia meninggalkanmu.
Janganlah engkau
terlampau menjauhinya, agar ia tidak melupaimu. Sekiranya dia menjauhimu, maka
jauhilah dia dengan baik. Peliharalah suamimu itu dengan baik. Jagalah mata,
hidung dan anggotanya yang lain.
Janganlah kiranya
suamimu itu akan mencium sesuatu darimu melainkan yang harum. Jangan pula ia
mendengar sesuatu darimu melainkan yang enak dan janganlah ia melihatkan
melainkan yang indah sahaja pada dirimu.
Kalau wanita ingin
menjadi isteri yang baik, dipihak lelaki juga berhasrat memiliki wanita yang
begitu. Mereka (para suami) ingin benar punya isteri yang menyambut kepulangan
dari tempat kerja dengan wajah yang manis dan ceria, senyum menawan, pakaian
yang bersih dan wangi dan rumahtangga pula berada dalam keadaan bersih kemas
dan terurus. Bila mata sedap memandang, tenang dan damailah hati suami.
Bukan itu saja suami
juga bercita-cita memiliki seorang isteri yang boleh menjadi penghibur dirinya,
bisa berbicara diskusi bersama dengannya, faham apa yang disenangi, tahu
mengambil hati suaminya disamping boleh memberi layanan yang menyenangkan dan
mengembirakan suami. Itulah wanita idaman setiap lelaki. Pendek kata bagaimana
lelaki akan dilayani oleh bidadari di syurga kelak begitu jugalah keinginan
lelaki dari seorang isteri seorang bidadari rumahtangga. Oleh sebab itu
dikatakan rumahtangga yang bahagia itu ialah syurga tentulah ada bidadarinya.
Siapa lagi kalau bukan isteri yang solehah yang layak menyandang gelaran
bidadari dunia.
Isteri yang solehah
akan berusaha memberi wajah jernih pada rumahtangga. Kasih sayang yang lahir
adalah hasil dari masing-masing hendak mencari keridhaan Allah SWT, bukannya
dorongan nafsu semata- mata. Masing-masing suami isteri meletakkan Allah SWT dan
akhirat yang lebih besar dan utama.
Isteri yang solehah
tidak terasa hina menjadi pelayan suami,malah sebaliknya rasa bangga dan
bahagia kalau boleh melakukan tugas-tugas itu dengan baik dan sempurna. Gembira
karena yakin dengan janji Allah SWT sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW yang artinya:
"Apabila seorang perempuan mencuci pakaian suaminya, maka Allah SWT mencatat baginya seribu kebaikan dan mengampuni dua ribu kesalahan dosanya, bahkan segala sesuatu yang disinari oleh matahari memohon ampun baginya serta Allah SWT mengangkat seribu darjat baginya."
"Wahai Fatimah, setiap wanita yang mengeluarkan peluh ketika membuat roti, Allah SWT akan membina tujuh parit antara dirinya dengan api neraka. Jarak antara parit itu ialah sejauh bumi dangan langit."
"Wahai Fatimah, setiap wanita yang berair matanya ketika memotong bawang untuk menyediakan makanan keluarganya, Allah SWT akan mencatat untuknya pemberian sebanyak yang diberi kepada mereka yang menangis karena takutkan Allah SWT"
Siapa yang tidak mau
kemuliaan ini hanya dengan melakukan tugas yang ringan? Seorang isteri yang
solehah akan sentiasa mencari-cari jalan untuk menyenangkan hati suami dan
menutupi ruang-ruang yang menyusahkan dan mencurigakan suami terhadap dirinya.
Dia tidak akan membimbangkan suaminya terhadap dirinya. Pandai memelihara
dirinya. Karena itu juga yang menjadi syarat untuk dia mendapat keredhaan Allah SWT dan keselamatan di akhirat nanti.Setiap rumahtangga yang dihuni oleh isteri
yang solehah bererti rumahtangga itu telah memiliki perbendaharaan yang
termahal di dunia dan disisi Allah SWT rumahtangga itu mendapat perhatian-Nya.
Sabda Rasulullah SAW
yang bermaksud : "Seorang wanita yang solehah itu lebih baik daripada
seribu orang lelaki yang tidak soleh dan seorang perempuan yang berkhidmat
melayani suaminya selama seminggu maka ditutuplah daripadanya tujuh pintu neraka
dan dibukakan lapang pintu syurga dan dia bebas masuk dari pintu mana yang
disukainya tanpa hisab"
Isteri solehah
biasanya menjadi milik lelaki yang soleh. Tetapi ada juga ketikanya isteri
solehah bersuamikan lelaki yang tidak/kurang baik. Dapatkah dirasakan kedamaian
dan keamanan wujud dalam rumah tangga bilamana suami kufur dengan Allah SWT dan
buruk akhlak terhadap isterinya?. Isteri yang menghadapi persoalan begini akan
tertekan jiwanya. Ada yang tidak sabar.
Dalam hal sebegini,
si isteri perlu banyak bersabar dan selalu bermunajat pada Allah SWT. Ingatlah
mungkin kesusahan yang kita hadapi adalah ujian dari Allah SWT. Ada dua maksud Allah SWT mendatangkan ujian yaitu
- Pertamanya ujian itu didatangkan sebagai penghapusan dosa
- Keduanya untuk peningkatan darajat disisi Allah SWT.
Jadi jika bisa
bersabar maka terhapuslah dosa-dosa yang lalu. Sebaliknya tidak mustahil juga
itu merupakan peningkatan darjat dari Allah SWT. Kalau tidak diuji, mungkin hati
kita akan terpaut benar dengan suami, menyayangi suami "LEBIH DARI
ALLAH SWT".
Jadi untuk melihat
seberapa besar cinta kita kepada Allah, maka lihatlah bagaimana porsi kita
apakah lebih besar untuk suami ataukah lebih pada membesarkan Allah SWT . Kalau
benar hati sayang dan takut pada Allah SWT tentu isteri tidak akan ragu ragu untuk
bertindak membesarkan dan menyayangi Allah SWT daripada suaminya sendiri. Karena
ini adalah ujian. Ketika Allah SAW telah ridha dan cinta, maka niscaya akan
dimudahkanlah segenap bahtera tenang berjalan serta keridhaan-Nya.
Ingatlah, seburuk
suami/isteri kita, tidaklah seburuk Firaun, sedangkan isteri Firaun, Siti Asiah
boleh bersabar menghadapi kesombongan dan keangkuhan Firaun sehinggakan Siti
Asiah dimasukkan oleh Allah SWT termasuk di dalam barisan antara wanita-wanita
solehah yang dijamin syurga.
Demikian juga
sebaliknya, bagi seorang suami menghadapi isteri, hendaklah selalu bersabar
mendorong dalam ketaatan kepada Allah SWT. Bila suami/isteri
kita masih belum diberi petunjuk janganlah kita jemu untuk mentarbiyah,
mendoakan kebaikan dan hidayah Allah untuknya dan bermunajatlah kepada Allah SWT agar Allah SWT mengubah hatinya untuk semakin dekat dan tunduk pada perintah-Nya.
Rasulullah SAW pernah
bersabda : "Wanita yang taat akan suaminya semua burung-burung diudara,
ikan- ikan di air, malaikat di langit,matahari dan bulan semua beristighfar
baginya selama mana ia (isteri) masih taat pada suaminya dan diredhai (serta
menjaga sembahyang dan puasanya)."
Allah SWT berfirman
Yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman,peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim:6)
Semoga bermanfaat,
dan keberkahan, keridhaan serta rahmat Allah senantiasa menyertai keluarga kita
juga seluruh saudara- saudara kita semua.
Sumber Dari : http://laillanm.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment