![]() |
Anak Palestina (Ilustrasi) |
Bertemu dengan Ayah
sangat mahal dan berisiko bagi Anak-anak Palestina yang Ayahnya ditahan
dipenjara Israel. Mendapat ijin hanya sekali setiap dua minggu.
Kisah yang menyentuh
hati, mengingat penderitaan anak-anak kecil Palestina yang ingin bertemu,
melihat dan mengharap belaian kasih sayang dari seorang Ayahnya, walau hanya dapat
melihat dari balik kaca dan cuma dapat bersentuhan ujung jari.
Jinan adalah salah
satu anak yang berumur 6 tahun yang saban Senin setiap dua pekan mengunjungi
ayahnya Ali Nazal , dipenjara Chattah-Gilboa, Israel. Aktivitas mengunjungi
sang ayah sudah dilakukan sejak dua tahun belakangan ini dan bisa jadi
merupakan pembesuk paling muda.
Biasanya Jinan pergi
sendiri, namun belakangan ia melawat sang ayah anak-palestina bersama kedua
adiknya Dania (4) dan Nur (2), mereka bertiga bersiap sejak sebelum fajar.
Salam Nazal sang ibu mendandani ketiga putrinya dan tidak ketinggalan bekal
makan siang untuk ketiga putri nya tersebut.
Ketiga anak-anak
Palestina tersebut tidak paham mengapa sang ayah mendekam dinegara Zionis
tersebut,. Karena itu setiap akan menjenguk Ayahnya, sang kakak Jinan selalu
bertanya kepada ibunya, ”Mami…mengapa ayah selalu tidur di Israel?”. Salam
Nazal punya satu jawaban jitu yang cukup menghibur anak-anaknya, ”Karena
disanalah tempat tidur untuk orang-orang Palestina terbaik, dan Ayahmu salah
satu diantara mereka.
Ali Nazal (35)
sebelumnya hanya pedagang pakaian dipinngir jalan, meski baru akan diadili, ia
sudah mendekam dipenjara Israel selama dua tahun. Ia terancam hukuman 10 tahun
jika terbukti memiliki senjata dan menyembunyikan seorang buron. Dakwaan ini
sebenarnya sama sekali tidak terbukti karena informasi yang diberikan informan
Palestina salah.
Perjalanan dari rumah
Jinan di kota Qalqilya, Tepi Barat ke penjara Chattah-anak-palestina2Gilboa
sebenarnya hanya membutuhkan waktu dua jam, namun karena kota-kota di Tepi
Barat telah dikelilingi oleh tembok pemisah yang hanya mimiliki satu pintu
keluar masuk, maka waktu perjalanan molor menjadi hingga lima jam.
Sang ibu, Salam Nazal
tidak pernah dapat menemani anak-anaknya membesuk sang Ayah, karena ia masuk
daftar pengawasan militer Israel tanpa sebab yang jelas. Walau khawatir melepas
ketiga putrinya tersebut, namun ia tetap tabah melepas kepergian putrinya yang
masih sangat kecil itu. ”Apa yang dapat saya lakukan? hanya beginilah
kesempatan anak-anak melihat ayah mereka,” ujar Sang Ibu saat mengantar Jinan
dan kedua adiknya menaiki bus yang disewa oleh anak-palestina1Komite Palang
Merah Internasional (ICRC), karena Israel menolak menyediakan transportasi bagi
pembessuk, sehingga semua menjadi tanggungan ICRC dan setiap bulan menyediakan
bus bagi 20 ribu warga Palestina yang ingin membesuk keluarganya sekaligus
mengurus dokumen-dokumen yang diperlukan.
Meski hanya 45 menit,
Jinan dan kedua adiknya Dania dan Nur tetap bersemangat dan bagi si bungsu Nur
(2), ini kesempatan pertamanya bertemu sang Ayah karena saat Ali Nazal
dipenjara, saat ini Nur masih berumur 6 bulan.
Dengan menggandeng
tangan kedua adiknya, Jinan memasuki ruang tunggu. Bertemu dengan ayah mereka
walau melalui telepon da terpisah kaca tebal. Lubang kecil yang ada membuat Ali
Nazal hanya mampu menyentuh ujung jari ketiga putrinya bergantian.
Sumber Dari : http://www.mehrir.kawunganten.com
0 comments:
Post a Comment