RSS
Container Icon

::. Perasaan Seorang Ayah Yang Menjadi Tamu Untuk Anaknya .::


Kisah menyedihkan yang dialami oleh Danang. Secara biologis, Danang adalah Ayah kandung dari Rangga. Akan tetapi Rangga statusnya adalah anak dari pasangan Indri dan Dimas. Dengan banyak perjuangan, Danang berusaha untuk membuat dirinya menjadi sosok Ayah bagi Rangga.


Aku Hanya Sebagai Tamu Bagi Anakku

Danang, panggil saja begitu. Aku adalah Orang biasa dan sepertinya tidak ada hal yang bisa Aku banggakan. Sebelumnya Aku menjalin cinta dengan Seorang Wanita bernama Indri, sebut saja begitu. Bertahun-tahun Kami menjalani kehidupan bersama. Impian indah untuk menikah sudah ada dalam pikiran Kami. Hingga setelah Kami merasa siap untuk hidup bersama, Kami utarakan niat itu pada kedua Orang tua Kami.

Orang Tua Aku setuju saja dan tidak ada tindakan yang sifatnya sebuah tentangan. Akan tetapi Orang Tua Indri tidak setuju karena tahu latar belakangku juga pekerjaanku yang tidak bisa dibanggakan. Meskipun dengan alasan lain tapi Aku tahu dari Indri bahwa alasan sebenarnya adalah itu. Aku sangat sedih, tapi tidak berhenti begitu saja, Aku masih bisa berjuang. Aku yakinkan pada Indri bahwa Aku bisa mengambil hati Orang Tuanya suatu saat nanti. Aku berjuang keras untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.

Meskipun pada akhirnya Aku mendapatkan pekerjaan yang lebih bisa dibanggakan, akan tetapi jujur saja hasilnya tidak sebanyak pekerjaan Aku sebelumnya. Akan tetapi jika dibandingkan dengan pekerjaan yang lama, pekerjaan baru Aku lebih bisa dibanggakan.

Setelah itu tentu saja kehidupan Aku semakin sulit. Banyak hal yang perlu Aku tinggalkan demi hidup lebih hemat. Setelah merasa sedikit bangga dengan pekerjaan Aku yang baru, Kami berniat memberi tahu Orang Tua Indri bahwa Kami masih menjalin hubungan dan ingin menikah. Jawaban yang Kami dapat intinya sama, Kami tidak direstui. Hingga setelah itu, kehidupan Indri semakin dibatasi oleh Orang tuanya. Bahkan ada kabar Dia diperkenalkan (dijodohkan) dengan Pria lain.

Aku putar otak hingga akhirnya Aku putuskan untuk memilih jalan pintas. Aku memaksa Indri untuk hamil duluan. Aku tahu ini sangat memalukan tapi Aku berpikir cara ini akan berhasil. Singkat cerita, Indri benar-benar hamil. Aku menyuruh Dia untuk mengatakan kehamilannya pada Orang tuanya.

Tapi semua tidak sesuai yang Aku harapkan, Orang Tuanya tetap tidak setuju dan memilih untuk segera menikahkan Indri dengan Pria lain. Hatiku sangat hancur, hari-hari Aku lalui tanpa semangat. Setelah beberapa bulan menikah, Indri melahirkan. Mendengar kabar itu Aku tidak bisa tidur dan terus memikirkan anaknya yang lahir. Aku tidak sempat melihatnya, sampai akhirnya Dia ikut Suami untuk meneruskan kehidupan Rumah Tangganya.


Tidak Sengaja Bertemu

Bertahun-tahun berjalan, Aku pindah dari pekerjaan satu ke pekerjaan lain hingga akhirnya Aku bekerja sebagai penjual perabotan Rumah keliling. Pekerjaan yang tidak membanggakan tapi memberikan hasil cukup besar bagiku.

Saat keliling disuatu daerah, seorang calon pembeli memanggilku dan saat itu juga Aku tahu kalau Dia adalah Indri. Kami sempat kaget dan Kami juga gugup untuk beberapa saat. Basa basi sejenak kemudian Aku tanyakan anaknya yang sekarang sudah cukup besar. Dia menyuruhku masuk dan memperkenalkan Aku dengan anak tersebut. Om, panggilan untukku. Dia begitu lucu dan menggemaskan. Dari wajah dan postur tubuhnya sangat mirip denganku, namanya Rangga. Aku yakin Dia adalah anakku. Lebih yakin lagi ketika Indri meyakinkanku bahwa Rangga memang Anakku.

Hingga akhirnya, Aku sering mengunjungi Rangga dengan modus memberi kredit pada Indri agar tetangga tidak curiga. Aku pilih jam kerja karena Suami Indri tidak ada di Rumah. Aku ajak Dia bermain, membelikan makanan ringan, hingga memaksa Indri untuk menerima sejumlah uang untuk biaya hidup Rangga. Tentu saja harus dirahasiakan dari Suaminya.

Sejak saat itu Aku jadi sering termenung dan tersiksa dengan perasaan sendiri. Bayang-bayang panggilan "Om" sering menghantui pikiran Aku. Aku ingin panggilan itu berubah jadi "Ayah" tapi tentu saja itu tidak mungkin.

Sejak saat itu Aku jadi sering berjualan di daerah Indri tinggal. Dan akhirnya merangkap jadi tukang kredit perabotan Rumah tangga padahal sebelumnya tidak pernah sama sekali, hanya terima uang cash. Tapi demi menghindari kecurigaan tetangga, Aku terpaksa melakukan hal itu. Bahkan Aku mencoba akrab dengan Orang sekitar. Sering mampir Rumah-rumah Mereka untuk sejenak ngobrol dan juga bercanda. Dengan begitu, Aku bisa leluasa mengunjungi Rangga dalam waktu lama tanpa menciptakan kecurigaan tetangga.

Aku tidak tahu apa saja yang Aku rasakan. Tersiksa, bahagia, dan perasaan apa lagi yang bercampur ketika bersama Rangga. Yang jelas, Aku hanya ingin membuatnya senang meskipun Aku hanya sebagai tamu bagi anak kandungku. Aku akan terus melakukan ini meskipun hanya Indri dan Aku yang tahu. Kasih sayang seorang Ayah yang tidak akan pernah disadari sang Anak. Bagi yang sudah punya Anak tentu tahu perasaan seorang Ayah yang tidak mendapat pengakuan dari anaknya karena keadaan.


Sumber Dari : http://www.madjongke.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: