Tidak ada manusia yang kekal hidup di dunia ini kecuali Allah SWT. Bahkan kematian dan segala sesuatu terkait menghidupkan dan mematikan itu juga hanya dilakukan oleh Allah SWT. Namun Allah SWT telah mengutus sejumlah Nabi untuk menjalankan perintahnya terkait segala urusan umatnya di dunia.
Manusia
dan Nabi sama – smaa mahluk Tuhan yang tidak abadi. Allah SWT bisa saja
mengakhiri kematian Nabi-Nya ketika waktu tugas Nabi tersebut telah usai. Jika
kini sudah banyak manusia yang pulang ke rahmatullah , tetapi ada Nabi yang
sampai saat ini masih hidup.
Para
Nabi yang masih hidup sampai sekarang ini diantaranya Nabi Idris a.s., Nabi Ilyas a.s., Nabi Khidlir a.s.. dan Nabi Isa a.s.. Keempat Nabi tersebut punya kisah hidup
yang sangat panjang.
Mau
tahu seperti apa kisah Nabi yang masih hidup sampai sekarang ini ? seperti yang
dilansir dari Muslimahdaily.com, inilah dia diantaranya :
Nabi
Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam, putra dari Yarid bin Mihla’iel
bin Qinan bin Anusy bin Shiyth bin Adam a.s. yang menjadi keturunan pertama
yang diutus menjadi nabi setelah Adam dan Shiyth. Menurut kitab tafsir, beliau
hidup 1.000 tahun setelah Nabi Adam wafat.
Pada
zaman Nabi Idris, manusia berbicara dengan 72 bahasa dan telah mampu mendesain
kota-kota mewah. Kota yang telah dibangun pada waktu itu sebanyak 188 kota.
Saat itu bumi dibagi menjadi empat bagian dan setiap bagian tersebut memiliki
raja sendiri. Nama-nama raja tersebut adalah Elaus, Zous, Asghalebioos, dan
Zous Amon.
Pada suatu malam atas seizin Allah SWT, Malaikat Maut datang menemuinya, sambil membawa makanan dari Syurga. Nabi Idris menikmati makanan itu. Kemudian Nabi Idris berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai tuan, marilah kita nikmati makanan ini bersama-sama.” Tetapi Malaikat itu menolaknya.
Pada
suatu pagi Nabi Idris meminta kepada Malaikat tersebut untuk menemaninya
berjalan jalan melihat keindahan alam. Di tengah perjalanannya mengajukann
sebuah permintaan
“Wahai Malaikat Maut, kabulkanlah satu permintaanku kepadamu, iaitu agar tuan mencabut nyawaku, kemudian tuan mohonkan kepada Allah agar Allah menghidupkan saya kembali, supaya aku dapat menyembah Allah Setelah aku merasakan dahsyatnya sakaratul maut itu.”
“Allah
mengangkatnya ke langit dan melepaskan ruhnya. Kemudian Ibnu Abbas bertanya
kepada Ka’ab mengenai firman Allah, “Kami mengangkatnya ke tempat (martabat)
yang tinggi,” (QS. Maryam [19]: 57).
Allah
memuji Idris dengan menaikannya ke langit. Sebab biasanya, yang diangkat ke
langit hanya mereka yang memiliki dan kedudukan yang tinggi. Karena itu, Allah
berfirman mengenai para malaikat,
Karena ketekunannya dalam beribadah dan menuntut ilmu, nabi Idris dikaruniai Allah SWT pengetahuan yang luas dan dalam. Beliau inilah manusia pertama yang menulis dengan menggunakan pena, dan menjadi Satu satunya Nabi yang tinggal di Surga tanpa mengalami kematian.
Di
dalam Al-Quran, nama Idris as disebutkan 2 kali, yaitu:
Dan
ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam
Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang
nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (QS. Maryam
[19]:56,57)
Nabi
yang masih hidup sampai saat ini juga diantaranya Nabi Ilyas . Dalam kisahnya ,
Nabi Ilyas yang sedang beristirahat, didatangi Izrail untuk menjemput roh Nabi
Ilyas. S
Namun
pada saat itu ,Nabi Ilyas bersedih karena ia berfikir jika dirinya mati maka
dia tak akan dapat berdzikir dan bertasbih kepada Allah lagi. Keluh kesah ini
didengar oleh Allah sebagai doa, sehingga dikabulkanlah permohonan Nabi Ilyas
untuk terus hidup dan berdzikir kepada-Nya hingga tiba hari akhir nanti.
Allah
berfirman, “Biarlah dia (Ilyas) terus hidup di taman untuk berbisik dan mengadu
serta berdzikir kepada-Ku sampai hari akhir nanti.”
Maksud ‘taman’ itu artinya sebuah lam yang dihuni oleh manusia-manusia gaib yang disebut sebagai alam Rijalul Ghaib. Alam ini pararel dengan alam kita dengan hitungan waktu yang sama, hanya saja para penghuninya tidak lekang dimakan waktu.
Maksud ‘taman’ itu artinya sebuah lam yang dihuni oleh manusia-manusia gaib yang disebut sebagai alam Rijalul Ghaib. Alam ini pararel dengan alam kita dengan hitungan waktu yang sama, hanya saja para penghuninya tidak lekang dimakan waktu.
Nabi Khidir ini juga termasuk Nabi yang masih hidup sampai saat ini. Dalam kisahnya, Nabi Khidir pernah menjadi seorang perdana menteri di negeri Babilonia, yang saat itu dipimpin oleh Sultan Iskandar.
Ad-Daraqathni
riwayat dari Ibnu ‘Abbas: “Nabi Khidhir dan Nabi Ilyas bertemu setiap tahun
saat musim haji, dan mereka berdua saling mencukur (tahallul) kepala satu sama
yang lain.” Ibnu Hajar mengatakan sanadnya lemah. Sementara riwayat Ahmad dalam
az-Zuhd dan ath-Thabarani dengan penambahan “Mereka berdua berpuasa Ramadhan di
Baitul Maqdis.” Ibnu Hajar mengatakan sanadnya hasan.
Dalam
“Musnad Abu Usamah” diterangkan, “Nabi Khidhir di samudra dan Nabi Ilyas di
daratan, mereka bertemu tiap malam di samping tembok yang dibuat Dzul Qarnain.”
(Syawahid al-Haq, hlm. 200 tentang 4 hadits yang dibawakan Ibnul Jauzi)
Nabi
Khidir mendiami alam yang berbeda dan bertugas untuk memelihara lautan dan
samudera. Nabi Khidir dikenal sebagai penghulu para wali Allah untuk
menjalankan tugas dakwah di alam dunia.
Bukti bahwa Nabi Khidir masih hidup adalah:
Bukti bahwa Nabi Khidir masih hidup adalah:
1.
Sayyidina Ali yang melihat Nabi Khidhir berada di Ka’bah. (Inayatul Muftaqir
hlm. 52)
2.
Al-Mursyi, murid Syaikh Abul Hasan asy-Syadzili mengatakan: “Nabi Khidhir masih
hidup, dan aku benar-benar telah bersalaman dengan tanganku ini. Pernah suatu
hari Nabi Khidhir As. mendatangiku dan beliau mengenalkan diri dan aku minta
supaya diberi tahu tentang arwah-arwah orang muslim, apakah disiksa atau diberi
nikmat? Andai datang kepadaku seribu ahli fikih dan mendebatku bahwa Nabi Khidhir
telah wafat, maka aku tidak akan mengikuti pendapat mereka.” (Al-Madrasah
asy-Syadziliyyah hlm. 186)
3.
Abul Hasan asy-Syadzili yang bertemu Nabi Khidhir di padang Aidzab. (An-Nafahat
asy-Syadziliyyah hlm. 280.)
4.
‘Umar bin Sinan mengatakan: “Kami berpapasan dengan Ibrahim al-Khawwash, aku
berkata kepadanya: ‘Ceritakanlah kepada kami hal yang paling menakjubkan yang
engkau lihat dalam perjalananmu!’ Ibrahim menjawab: ‘Aku bertemu dengan Nabi
Khidhir As. dan minta untuk menemaniku dalam perjalanan, lalu aku khawatir
malah merusak sifat tawakalku (kepada Allah) dengan merasa nyaman bersama dia,
maka kemudian aku berpisah dengannya.” (Risalah al-Qusyairiyyah hlm. 166. )
5.
Bisyr al-Hafi menceritakan: “Aku mendengar Bilal al-Khawwash berkata: ‘Satu
waktu aku berada di Padang Tih Bani Isra’il. Tiba-tiba seorang laki-laki
menemaniku berjalan, dan aku keheranan. Kemudian aku diberi ilham oleh Allah
bahwa laki-laki tersebut adalah Nabi Khidhir As. Kemudian aku bertanya kepada
laki-laki tesebut: ‘Demi kebenaran Allah yang haq siapakah saudara?’ Laki-laki
tersebut menjawab: ‘Aku saudaramu, Khidhir.’ Lalu aku katakan: ‘Aku bermaksud
bertanya kepadamu?’ ‘Bertanyalah!’ jawab Khidhir. Lalu Bilal bertanya:
‘Bagaimana pendapat engkau tentang asy-Syafi’i ra.?’ Khidhir menjawab: ‘Dia
laki-laki yang shiddiq …’” (Ibid. hlm. 405.)
Sampai
detik ini, Nabi Khidir dinyatakan masih hidup di alam itu (seperti Nabi Ilyas).
Dan
Nabi yang masih hidup sampai detik ini yakni Nabi Isa a.s. Ia adalah anak dari Maryam, beliau tidak memiliki ayah. Maryam adalah anak
Imran dan Hannah. Oleh ibunya, Maryam diserahkan ke Baitulmaqdis, dan Maryam
adalah wanita yang saleh.
Pada
suatu ketika, datanglah Malaikat Jibril kepada Maryam dan memberitahukan bahwa
Maryam akan memperolah seorang anak yang saleh. Tentu saja Maryam sangat
terkejut, karena ia belum bersuami. Namun memang demikianlah kehendak Allah,
lalu Malaikat Jibril meniupkan roh suci kedalam kandungannya, maka hamillah
Maryam.
Sangat
berat penderitaan Maryam, dalam keadaan mengandung ia selalu diperolok-olok dan
dihinakan kaumnya. Apalagi setelah bayinya lahir, orang-orang bertanya kepada
Maryam "Hai Maryam, mengapa kamu sampai memiliki anak? padahal kamu ini
seorang wanita baik-baik yang belum bersuami. Orang tuamu pun orang-orang yang
baik pula, mengapa sekarang engkau berbuat mesum?" Mendengar hal ini
Maryam tidak menjawab, kecuali hanya memberi isyarat dengan menunjuk bayinya.
Sudah tentu mereka terheran-heran dan berkatalah mereka "Bagaimana mungkin
kami bisa bicara dengan anak yang masih bayi?"
Maka
dengan kekuasaan Allah SWT Nabi Isa a.s. yang waktu itu masih bayi dapat
berbicara. Allah s.w.t. menerangkan firmannya yang artinya "Sesungguhnya
aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-kitab (Injil) dan dia menjadikan ku
seorang Nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku
berada. Dan Dia memerintahkan kepadaku untuk mendirikan shalat dan menunaikan
zakat selama aku masih hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan dia tidak
menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga
dilimpahkan kepadaku pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan
pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. Itulah Isa putra Maryam, Allah telah
memfirmankan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang
kebenarannya" (QS. Maryam ayat 30-34) Demikianlah dengan izin Allah SWT anak yang masih dalam pangkuan ibunya dapat berkata-kata.
Untuk
melindungi anaknya, maka Maryam pindah ke Mesir bersama saudaranya Yusuf Najar.
Setelah dua belas tahun, merekapun kembali ke negri Syam. Pada usia 30 tahun,
diangkatlah Isa menjadi Rasul Allah, untuk menyerukan kebenaran Allah s.w.t.
kepada Bani Israil.
Kepada
Isa, Allah mengajarkan Al-kitab, hikmah (ilmu), Taurat, dan Injil. Dan menjadi
Rasul kepada Bani Israil, kepadanya pula Allah memberikan mukjizat, yaitu:
1.
Menjadikan burung daripada tanah
2.
Dapat menyembuhkan orang buta sehingga bisa melihat
3.
Menyembuhkan orang berpenyakit kusta
4.
Dapat menghidupkan orang-orang yang telah mati
5.
Menurunkan makanan dari langit ketika diminta oleh kaumnya
Adapun
yang beriman kepada Nabi Isa a.s. hanyalah dua belas orang saja, dan mereka
disebut Hawari yang berarti sahabat-sahabat Nabi Isa a.s. Lama kelamaan
pengikut Nabi Isa a.s. semakin banyak, mereka disebut Nasara (Nasrani).
Diantara sahabat-sahabat Nabi Isa a.s. ada seorang yang murtad yang bernama
Yahuza Iskarius.
Dalam
melaksanakan tugas menegakan kebenaran Allah s.w.t. Nabi Isa a.s. mendapat
tantangan keras dari orang-orang kafir. Mereka mencari orang yang sanggup
menangkap Nabi Isa a.s. dengan upah yang besar. Yahuza Iskarius si murid murtad
tersebut yang sanggup melaksanakan pekerjaan itu. Pada waktu Nabi Isa a.s.
sudah terkepung disuatu tempat oleh tentara kerajaan yang diperintah oleh Raja
Hirdaus yang kafir, Allah s.w.t. telah berkenan mengangkat Nabi Isa a.s. ke
alam gaib (ketempat yang dimuliakan Allah) dan pada waktu itu usia Nabi Isa
a.s. adalah 33 tahun. Dan kemudian Allah menjadikan orang lain (Yahuza
Iskarius) mirip dengan Nabi Isa a.s. dan murid yang murtad inilah yang
sebenarnya tertangkap dan kemudian disalibkan.
Didalam
Al-Qur'an Allah SWT menerangkan firmannya yang artinya "Telah kafirlah
orang-orang yang mengatakan sesungguhnya Allah ialah Al Masih, putra Maryam.
padahal Al Masih sendiri berkata "Hai Bani Israil! sembahlah Allah Tuhanku
dan Tuhanmu, sesungguhnya barang siapa yang memperserikatkannya, maka Allah
haramkan ia masuk surga dan tempatnya adalah dineraka yang tidak ada seorangpun
penolongnya" (s Almaidah ayat 72)
Sumber Dari : http://forum.viva.co.id
0 comments:
Post a Comment