RSS
Container Icon

::. Sarah Haya Nada 'Ul Matin : Bocah 3 Tahun Yang Meninggal Setelah Menghafal Al Qur'an .::



Innalillahi wainna ilaihi raaji’uun, Sarah Haya Nada ‘Ul Matin, balita (3,5) meninggal dunia saat sedang menyetorkan hapalan surat An-Naba’ kepada kedua orangtuanya, sebagaimana dilaporkan Voa-I, Sabtu (21/2/2015).

Sarah Haya Nada ‘Ul Matin
Sarah dikabarkan mengalami kejang secara mendadak, ketika sedang mengaji dan menyetorkan hapalan Quran di depan ummi dan abahnya. Badan dan lidahnya membiru disertai muntah busa. Sontak pasangan Agus Jamaluddin dan Bunda Dhimasy segera melarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Sarah dirawat selama tiga hari, namun kondisinya tidak kunjung membaik. Menurut analisa dokter, balita nan hafidzah ini mengalami kerusakan selaput otak, pendarahan lambung serta demam yang sangat tinggi. Kondisi tersebut datang secara tiba-tiba, padahal sebelumnya Sarah adalah balita yang lincah dan ceria. Sebelumnya, ia memang menderita demam biasa dan masih bisa bermain bersama dengan teman-temannya.

Pada Sabtu dini hari (21/2) Sarah sempat siuman dan memanggil umminya. Meski ia sakit parah, rupanya Sarah masih melantunkan Qur’an surat An-Naba hingga 12 ayat. Tepat usai membaca ayat 12, Sarah berhenti. Ia menghembuskan nafasnya yang terakhir. Allah memanggilnya dalam kondisi sedang menghapal Qur’an. Masya Allah, sakaratul maut yang begitu indah.

Sarah meninggal pada pukul 3.10 WIB, dalam keadaan sedang mengulang hapalan (muraja’ah) Qur’an surat an-Naba. Gerimis bukan, mengetahui anak sekecil itu sudah begitu mencintai Qur’an? Sungguh balita yang istimewa, sebagaimana kakak-kakanya yang kembar tiga yaitu Abdul Hannan Jamaluddin, Abdul Mannan Jamaluddin, Abdul Ihsan Jamaluddin juga merupakan para hafidz Qur’an.


Sakaratul mautnya yang indah, adalah bukti bahwa Allah begitu mencintai Sarah. Allah SWT tak membiarkannya berlama-lama menanggung rasa sakit itu. Inilah kebahagiaan tiada tara dari kedua orang tua hafidzah kecil beserta saudara-saudaranya. Insyaa Allah, Sarah menanti kedua orangtuanya di Jannah, dan kelak para hafidz dan hafidzah ini akan memahkotai mereka sesuai janji Allah.

Maka ikhwah fiillah, tertarikkah kita wafat dalam keadaan menjaga kalamullah? Semoga Allah SWT wafatkan kita Muslimin Mukminin dalam keadaan husnul khatimah seperti Sarah. Baarakallahu fiikum.


Sumber Dari : http://www.arrahmah.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Hartini Soekarno : Isteri Kesayangan Presiden Soekarno Yang Rela Di Poligami .::

Hartini Soekarno
Selama ini, banyak dari kita yang mengetahui bahwa bung Karno merupakan seorang flamboyan yang memiliki 9 orang istri (walau dalam waktu yang berbeda, tentunya). Salah satu yang paling teringat di memori masyarakat Indonesia, tentu saja Ibu Fatmawati. Beliau menjadi ibu negara pertama di negeri ini, dan menjahit bendera sang pusaka merah putih dengan tangannya sendiri.

Namun tahukah Anda, bahwa ada sosok keibuan, sederhana dan penuh wibawa bernama Hartini? Wajahnya penuh kedamaian, senyumnya meluluhkan hati siapa saja yang melihatnya. Beliau adalah istri keempat bung Karno, yang dipersunting setelah Fatmawati. Ia bukanlah perempuan dengan pendidikan tinggi luar biasa, apalagi datang dari keluarga kaya raya.

Hartini adalah wanita berusia 28 tahun, berstatus janda 5 anak. Anda tentu bertanya-tanya, apa yang membuat sang putra fajar jatuh hati padanya, bahkan rela ditolak berkali-kali sebelum akhirnya Hartini bersedia dinikahi? Perjalanan hidup perempuan yang berpulang di tahun 2002 ini akan membuat Anda meneteskan air mata, dan belajar bagaimana menjadi perempuan penuh wibawa yang sesungguhnya.

***
Cinta yang Berawal dari Semangkuk Sayur Lodeh

Tahun 1952, Bung Karno berkunjung ke Salatiga. Kota kecil yang bersahaja ini menyambut sang Presiden dengan penuh suka cita. Berbagai hidangan lezat disajikan, salah satunya adalah menu favorit sang proklamator. Sayur lodeh yang dibuat sepenuh hati, oleh perempuan anggun dan keibuan bernama Hartini.

Saat mencicipi sayur khas Jawa itu, Bung Karno langsung jatuh hati. Beliau bahkan mengungkapkan keinginannya untuk berterimakasih pada sosok yang memasak sayur lodeh kesukaannya itu. Dengan malu-malu dan wajah menunduk, Hartini maju ke depan kerumunan. Bisa dibilang, saat itulah cinta pada pandangan pertama Bung Karno bersemi pada perempuan yang bekerja keras menghidupi 5 orang anaknya sendirian itu.

***
Hanya Hartini yang Menolak Pinangan Bung Karno Berkali-Kali

Bung Karno memang tak pernah memandang apapun saat mencintai seorang perempuan. Inggit yang lebih tua 12 tahun dan janda, beliau jatuh hati setengah mati. Begitu pula dengan Hartini, walau berstatus janda 5 orang anak, Bung Karno tak pernah memusingkannya. Yang beliau tahu, perempuan yang kala itu berusia 28 tahun itu telah mencuri hatinya.

Sikap Bung Karno yang romantis dan piawai mengambil hati perempuan juga ditunjukkan pada Hartini. Beliau mengirimkan surat-surat cinta, dengan nama samaran Srihana. Dalam bait-bait tulisannya, ia menuliskan bahwa: “Tuhan telah mempertemukan kita Tien, dan aku mencintaimu. Ini adalah takdir.”

Hati perempuan mana yang tak luluh? Namun bukan berarti Hartini langsung mengiyakan lamaran Bung Karno begitu saja. Perempuan kelahiran Ponorogo ini bergeming, karena beliau tahu bahwa sang Presiden telah memiliki istri. Pun ia paham betul bahwa menjadi istri kedua, beban moralnya sungguh berat luar biasa. Hartini adalah satu-satunya wanita yang tak langsung berkata iya saat dilamar Bung Karno, dan Presiden pertama di Indonesia itupun pantang menyerah untuk mendapatkan hati sang pujaan jiwa.

Hartini Bersedia Menjadi Istri Kedua, dengan Syarat yang Membuat Bung Karno Menitikkan Air Mata. Pada akhirnya, luluh juga hati Hartini. Setelah meminta nasihat pada kedua orangtuanya, dan memantapkan hati, ia bersedia menikah dengan Bung Karno. Setelah sang Presiden meminta izin untuk menikah lagi pada Fatmawati, di tahun 1953 akhirnya dua insan yang saling jatuh hati ini meresmikan hubungan cinta di bawah ikatan suci.

Namun Hartini tidak serta merta menikah dengan Bung Karno begitu saja. Beliau memberi syarat yang membuat suaminya itu bergetar hatinya, dan yakin bahwa Hartini adalah sosok yang benar-benar berwibawa. Perempuan anggun dan sederhana ini meminta pada Bung Karno tetap menjadikan Fatmawati sebagai first lady. Ia juga tak ingin Fatmawati sampai diceraikan.

Hartini juga bersedia menjadi istri kedua, dan menaruh hormat sepenuhnya pada bu Fat, panggilan akrab Fatmawati. Satu kalimatnya yang membuat semua perempuan menangis saat mendengarnya: “Saya rela jadi istri kedua, dan jangan ceraikan Bu Fat. Karena kami sama-sama wanita…”

***
Hartini Rela Dipoligami, Berkali-Kali

Kala itu, keputusan Bung Karno untuk memiliki istri lebih dari satu menuai banyak protes dan kontroversi. Otomatis, nama Hartini juga jadi bulan-bulanan dan kerap didengungkan sebagai perebut suami orang. Namun apakah perempuan yang selalu tampak ayu saat memakai kebaya ini protes? Tidak pernah sama sekali.

Beliau tetap tabah dalam menjalani rumah tangganya bersama Presiden Soekarno. Hartini paham benar bahwa menerima, diam, dan ikhlas serta bijaksanalah yang menjadi kunci kebahagiaannya. Beliau mengerti bagaimana cara menyenangkan suami, sampai Bung Karno mengatakan bahwa Hartinilah istri kesayangannya.

Dengan Perdana Menteri Australia Pada Tahun 1959

Seiring berjalannya waktu, orang nomor satu di Indonesia kala itu tetap jatuh cinta pada wanita lain. Ada Kartini Manoppo, Yurike Sanger, Haryatie, Ratna Sari Dewi dan Heldy Djafar datang silih berganti mengisi hati sang negarawan. Hartini sama sekali tidak cemburu atau membantah, ia selalu memberikan restunya pada sang suami untuk menikah lagi.

Bukan tanpa alasan, namun Hartini tahu bahwa kebahagiaan Bung Karno adalah kebahagiaannya juga. Hingga Bung Karno tutup usia, Hartinilah yang merawat sang suami dengan sepenuh hati, mulai diusir dari Istana Bogor hingga kritis di Wisma Yaso.


Hartini mengajarkan kita semua bahwa kebijaksanaan memang begitu susah dilakukan apalagi jika berbau berbagi. Namun sikapnya yang luwes, lemah lembut dan penuh kasih, membuat Bung Karno berkata bahwa beliau ingin Hartini kelak dimakamkan di sampingnya saja. Begitu besar cinta sang putra fajar pada istrinya itu, menandakan bahwa Hartini tak hanya mau bersanding saat senang, tapi hingga saat terburuk sekalipun.







Sumber Dari : http://log.viva.co.id

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Pohon Nabi : Pohon Yang Menjadi Saksi Kebesaran Rasulullah SAW .::



Tumbuhan ini disebut-sebut the only living Sahabi” atau “satu-satunya ‘sahabat’ Nabi yang masih hidup”.. Karena pohon tersebut berhasil bertahan hidup di tengah ganasnya gurun Yordania selama 1400 tahun.


Pohon Nabi ini menjadi bukti kenabian Nabi Muhammad SAW. Dan sepertinya Pohon Nabi ini sengaja dibiarkan hidup oleh Allah SWT agar menjadi pengingat, kenangan dan bukti sejarah masa lalu. Pohon ini adalah pohon yang penuh keberkahan, pohon ajaib, pohon keramat dan pohon yang aneh.

Dulu ketika Rasulullah SAW melakukan perjalanan menuju Syam bersama Maisarah (pembantu Sayyidatuna Khadijah Ra) untuk berdagang, Rasulullah SAW pernah berteduh di bawah pohon ini sebelum sampai ke sana. Pada saat Rasulullah SAW berteduh di bawahnya, dahan dan ranting-ranting pohon ini bergerak menaungi beliau dari panasnya terik matahari.

Seorang rahib (pendeta) yang melihat kejadian ini, lantas mendatangi Maisarah dan menunjukkan kepadanya pohon tempat berteduh Rasulullah SAW itu seraya berkata: “Hanya seorang Nabi saja yang berteduh di bawah pohon itu.”

Lihatlah sampai hari ini pohon tersebut tetap subur bahkan di tengah-tengah padang pasir yang kering kerontang dan tidak ada tumbuhan yang hidup seperti itu. Allah SWT menghidupkannya dengan kehendaknya.

Inilah pohon yang memahami cinta buat Nabinya Muhammad SAW, sebuah pohon yang diberkahi.

Pohon ini terletak di tengah padang pasir bernama Buqa’awiyya di negara Yordania. Dari segi geografis, ia dekat dengan kota Bosra di Suriah. Dalam radius ratusan kilometer, tak ada pohon lain yang hidup, menemani sang sahabi.

Pohon yang 'kesepian' ini dipercaya sebagai saksi pertemuan biarawan Kristen bernama Bahira dengan Nabi Muhammad SAW.

Biara Tempat Bahira Di Busra

Tiga manuskrip kuno yang ditulis oleh Ibn Hisham, Ibn Sa'd al-Baghdadi, dan Muhammad Ibn Jarir al-Tabari menceritakan tentang kisah Bahira yang bertemu dengan bocah kecil calon rasul terakhir. Saat itu Muhammad baru berusia 9 atau 12 tahun. Ia menyertai pamannya Abu Thalib dalam perjalanan untuk berdagang ke Suriah.

Bahira bertemu dengan kelompok kafilah tersebut dan mengajak mereka untuk beristirahat. Bahira telah mendapat firasat kalau ia akan bertemu dengan sang nabi terakhir. Diperhatikannya masing-masing tamu. Namun tak satupun di antara mereka yang memiliki tanda-tanda mukjizat.

Ternyata masih ada satu anggota rombongan yang tidak ikut masuk ke tempat Bahira. Muhammad kecil diminta menunggu di bawah pohon untuk menjaga unta-unta.

Bahira takjub menyaksikan cabang pohon tersebut merunduk untuk melindungi sang pemuda. Bahira pun meminta agar bocah kecil tersebut diajak berteduh dan bersantap. Konon, segumpal awan memayungi Muhammad ke manapun ia pergi.

Dari sanalah sang biarawan yakin kalau pemuda itu memang benar-benar nabi yang sudah diramalkan kedatangannya. Bahira lantas berpesan kepada Abu Talib untuk menjaga pemuda cilik itu, karena kelak ia akan membawa berkah bagi umat manusia. Tetapi tak jarang pula orang yang ingin mencelakakannya.


***

Penemuan kembali pohon itu terjadi secara tak sengaja. Menurut situs Last Prophet, Pangeran Ghazi bin Muhammad menemukan manuskrip tentang pohon tersebut ketika memeriksa arsip negara.

Jika dirunut dari naskah-naskah tua tersebut, kemungkinan besar tempat terjadinya pertemuan Bahira dan Muhammad adalah di gurun Yordania.

Sejumlah ilmuwan dan cendekia pun diminta untuk memeriksa area tersebut. Berdasarkan pengamatan mereka, memang benar pohon tua tersebut yang disebutkan dalam catatan Bahira. Namun tentu saja, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memastikan otentisitasnya.

Dilansir Green Prophet, Pangeran Ghazi menyebutkan,"Rasulullah duduk di bawah pohon ini." Dan kenyataan bahwa pohon itu bersedia merundukkan cabang-cabangnya demi Muhammad merupakan bukti mengenai kesaksiannya terhadap kerasulan Muhammad. "Karena itulah kami menyebutnya sahabi dalam bahasa Arab."


Sekarang pohon tersebut dilestarikan oleh pemerintah. Sekelilingnya dilindungi pagar dan keberadaannya dipantau secara rutin.




*****

Sebagaimana kita tahu, Rasulullah SAW dua kali tiba di Bosra:

1. Ketika bersama pamannya Abu Thalib saat berumur 12 tahun dan bertemu dengan Rahib Bahira dan ketika itu Bahira melihat tanda kerasulan beliau SAW di belakang bahu seperti tercatat dalam kitab injil tentang tanda kerasulan nabi akhir zaman.

2. Kali kedua Rasulullah SAW ke Bosra membawa barang dagangan Khadijah.



Sumber Dari : https://www.islampos.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Ho Feng Shan : Schindler Cina Yang Menyelamatkan 1000an Yahudi Dari Pembantaian Nazi .::

Ho Feng Shan, seorang warga China memiliki rahasia kepahlawanan yang ia pendam hingga akhir hayat.

Ho Feng Shan
Sepeninggalan dirinya di usia 96 tahun, rahasia ini mulai sedikit terkuak dengan munculnya sebuah kalimat tunggal dalam riwayat hidupnya pada 1997.

Selama ia hidup, Ho tidak pernah sekalipun menyinggung aksi kepahlawanannya selama Perang Dunia II, baik itu kepada istri, anak ataupun teman-temannya.

Pada 1938-1940, Ho yang menjabat sebagai Konsul Jenderal Kedutaan Besar China di Wina menyelamatkan puluhan ribu Yahudi dari pembantaian Nazi Jerman atau yang dikenal dengan peristiwa Holocaust hanya dengan sebuah goresan pena.

Saat itu warga Yahudi tampak putus asa meminta visa untuk kabur dari pendudukan Nazi di Austria. Ho pun mengeluarkan ribuan visa kendati harus menentang perintah atasannya.

Tidak diketahui pasti jumlah visa yang dikeluarkan oleh Ho ataupun jumlah korban selamat akibat visa tersebut.

Namun, berdasarkan nomor seri salah satu visa yang mendekati 4.000, perkiraan paling mungkin adalah ribuan visa benar telah dikeluarkan oleh Ho.

Schindler dari China
***

Ho kerap disebut sebagai 'Schindler China' karena tindakannya yang mengingatkan publik akan aksi kepahlawananan Oskar Schindler menyelamatkan 1.200 Yahudi dengan menyembunyikan mereka di dalam pabriknya di Polandia.

"Saat ini kebanyakan orang percaya bahwa ia menyelamatkan lebih dari 5.000 jiwa saat itu," ujar Xu Xin, seorang professor dan pakar studi Yahudi di Universitas Nanjing.

"Lebih penting lagi, Ho mungkin adalah diplomat pertama yang benar-benar mengambil tindakan untuk menyelamatkan Yahudi," lanjutnya.

Ho mengambil resiko besar ketika ia mengeluarkan visa bagi warga Yahudi, sementara negara lain menolak karena takut dengan Nazi.

Begitu pun ketika Nazi menutup kantor kedutaan China karena tempat tersebut adalah milik Yahudi, Ho akhirnya membuka kantor baru dengan biaya sendiri untuk terus menyelamatkan para korban pelanggaran HAM ini.

"Itu benar-benar ada dalam karakternya," ujar Manli Ho, anak perempuan Ho yang kerap mencari kisah ayahnya selama sepuluh tahun lebih.

"Ia adalah orang yang baik. Ia sangat berprinsip, jujur dan memiliki integritas."

Visa Unik
***


Visa yang dikeluarkan oleh Ho cukup unik. Sebuah visa yang hanya ditujukan ke Shanghai, sebuah kota pelabuhan terbuka tanpa pengawasan imigrasi dan diduduki oleh tentara Jepang.

Faktanya, siapapun yang ke tempat ini sebenarnya tidak memerlukan visa.

Ho ternyata memiliki pemikiran lain. Visa yang ia keluarkan ternyata tidak sepenuhnya diperuntukkan untuk menuju Shanghai.

Mereka yang memiliki visa ini dapat pergi dari Austria dan kabur ke Amerika Serikat, Palestina, atau Filipina dengan mempergunakan kertas tersebut untuk meminta visa transit.

Namun, muncul desas-desus mengenai kebijakan Ho mengeluarkan visa ke Shanghai bagi warga Yahudi terkait dengan reputasi kota tersebut yang dikenal sebagai 'surga yang aman'.

Saat itu Shanghai dibanjiri sekitar 25 ribu pengungsi Yahudi yang lari dari kejaran Nazi. Tahun 1943, Jepang menguasai tempat itu dan mengepung Yahudi agar tidak keluar kompleks pengungsian, yang dikenal dengan Jewish Ghetto.

Baru diketahui
***

Kisah penyelamatan Ho baru diketahui setelah dia meninggal dunia pada 1997, itu juga tidak disengaja. Putrinya, Manli Ho, seorang reporter kala itu, menulis berita kematian ayahnya termasuk di dalamnya kisah Ho ditodong Gestapo demi menyelamatkan Yahudi.

Itulah satu-satunya kisah perang yang pernah dikisahkan Ho pada keluarganya. Obituary ini menarik perhatian para sejarawan yang berhasil mengungkap peran besar Ho.

Tahun 2000, dia menjadi satu dari dua warga China yang mendapatkan gelar "Righteous Among the Nations" dari Israel atas kepahlawanannya. Seorang warga China lainnya dengan gelar itu adalah Pan Yun-shun karena melindungi gadis Yahudi dalam pendudukan Uni Soviet.

Tahun 2008, Senat AS mengeluarkan resolusi penghormatan pada Ho, dan awal tahun ini plakat penghargaan bagi dirinya diletakkan di bekas bangunan Konsulat China di Wina yang sekarang menjadi Hotel Ritz Carlton.

Dalam biografi yang ditulisnya tahun 1990, Ho mengaku iba pada penderitaan Yahudi saat itu.


"Melihat Yahudi sangat sengsara, sangat alamiah jika merasa sangat kasihan, dan dari sisi kemanusiaan, akan terdorong membantu mereka," tulis dia.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Yating : Bocah Mulia Yang Jasadnya Dihormati Oleh Para Dokter Di China .::


Seorang bocah berusia 11 tahun, melakukan hal yang tak bisa dilakukan oleh semua orang. Bocah bernama Yating ini, mendonorkan organ tubuhnya untuk menyelamatkan nyawa enam orang. Adapun sebagaimana dilansir People Daily, bocah perempuan asal Tiongkok ini menderita myasthenia (Kelemahan Otot Serius) sejak bulan Juli lalu. 

Myasthenia Gravis adalah penyakit autoimun, artinya sistem imun dalam tubuh yang seharusnya melindungi diri malah berbalik menjadi menyerang organ dalam tubuh. terutama sambungan saraf dengan otot.

Yating, yang telah menderita Myasthenia sejak musim panas lalu, telah koma selama 57 hari karena cedera otak yang disebabkan oleh pengobatan tertunda saat ia pingsan di tengah malam pada 13 September.


Melihat nyeri putri mereka, orangtuanya menghubungi hotline donor organ dari Rumah Sakit Wujing di Beijing. Setelah mereka berulang kali diberitahu bahwa itu hampir mustahil untuk gadis kecil mereka untuk bangun lagi. Hingga akhirnya, ia meninggal pada hari Senin (9/11/2015) kemarin.

Tak lama setelah meninggal, Orang tua Yating memilih untuk menyumbangkan organ putri mereka, dan menyelamatkan orang-orang yang membutuhkan. Operasi itu berlangsung di Rumah Sakit Wujing di Beijing, Selasa. jasad Yating dibawa kembali ke ruang operasi untuk menjalani pembedahan untuk mengambil organ hati, liver, ginjal, serta kornea matanya. Selanjutnya, organ-organ tubuhnya ini, akan didonorkan kepada orang lain yang membutuhkan.

Suasana haru terjadi sesaat sebelum dilakukannya pembedahan. Seluruh tenaga medis yang ada di ruang operasi, menundukan kepala sambil menghadap ke arah jasad bocah tersebut.




Dokter kemudian mengambil satu per satu organ bocah kecil ini selama tiga jam. Orangtua Yating sendiri dengan tabah menunggu di luar ruang operasi.




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Hadiah Terindah Dari Pemerintah Turki Untuk Ahmed Hamdo Yang Dipukul Manager Restauran .::

Ahmed Hamdo Abeyd
Kisah sedih berbuah bahagia bagi Ahmed Hamdo Abeyd (13). Bila beberapa bulan lalu bocah pengungsi Suriah (Syria) itu menangis dipukul oleh manajer restoran di Kota Izmir, Turki, kini dia bisa merasakan kesenangan.

Setelah kejadian yang menyentuh hati beberapa bulan lalu, banyak orang yang berusaha menghibur bocah tersebut. Termasuk pemerintah Turki yang memberikannya hadiah liburan tiga hari di hotel mewah bagi Ahmed dan keluarganya.

Dilansir Daily Mail, beberapa bulan yang lalu, Ahmed dan empat saudaranya tampak bergandengan tangan di taman hotel serta bermain di kolam renang. Meski kesenangan ini hanya tiga hari, namun mengembalikan senyum di wajah bocah tersebut.

Kehidupan yang telah dijalaninya sehari-hari memang tragis. Ahmed dan keluarga terpaksa meninggalkan kampung halaman di Aleppo karena perang.

Menurut Hurriyet Daily News, di kota itu dulu ayah Ahmed bekerja sebagai tukang reparasi perangkat televisi.

Sejak terjadinya perang, ribuan penduduk Syria terbunuh dan lebih dari ratusan ribu lainnya melarikan diri. Termasuk di antaranya keluarga Ahmed yang harus meninggalkan tanah air demi menyelamatkan hidup.

Pada Maret lalu, keluarganya tiba di Turki. Negara itu menampung lebih dari 1,7 juta orang pengungsi dari Syria. Mereka tinggal di kamp-kamp pengungsi sebelum akhirnya pindah ke Izmir, kota ketiga terbesar di Turki.

Di kota ini sekitar 650.000 pengungsi Syria tidak punya rumah untuk berlindung. Sebagian tidur di jalanan atau taman kota.

Karena tak mampu membayar sewa, keluarga Ahmed harus pindah dari rumah pertama. Lalu mereka menyewa sebuah apertemen kumuh yang dihuni 12 orang.

Menurut laporan DHA, kondisi apartemen memprihatinkan karena jendelanya sudah hancur. Ada tikus dan hewan-hewan kecil merayap di dinding dan lantai.

Ayah Ahmed diberhentikan dari pekerjaan setelah kecelakaan mobil. Sedangkan ibunya Gusun Abeyd (36), tidak mampu lagi bekerja karena punya masalah jantung serius.

Jadi demi menyambung hidup keluarga Ahmed turun tangan membantu mencari nafkah. Ia dan seorang kakaknya menjadi tumpuan harapan kelangsungan hidup sehari-hari, selain belas kasihan orang lain.

Mereka berjualan tisu di jalanan demi menutupi sewa rumah perbulan. Itu belum termasuk biaya listrik dan air.

Namun malang baginya saat menjual tisu di sebuah restoran. Ia harus menerima pukulan karena dianggap mengganggu pelanggan

“Saya hanya menjual tisu. Ketika saya akan menjual sebungkus pada seorang perempuan, mereka menarik saya untuk menjauh dan memukul saya,” katanya Ahmed pada Hurriyet Daily setelah peristiwa.

Manajer restoran menampar dan terus memukuli dengan tangannya yang kekar walaupun orang-orang sekitar mencoba menghentikan.


Tubuh Ahmed terjerembab ke lantai dan tisu dagangannya berserakan keluar dari kantong plastik hitam.


 Peristiwa ini terhadi di sebuah jalan wilayah Basmane Square di Kota Izmir.

Menurut laporan media dan saksi mata, bocah itu diselamatkan oleh orang-orang sekeliling dan orang-orang Syria yang kebetulan berada di dekat tempat itu. Ahmed tampak trauma dan terus menangis, terlebih karena tidak bisa berbahasa Turki.

Ia sempat tak mau didekati siapapun, kecuali dia tahu orang itu menolongnya. Bocah itu lalu pergi begitu saja. Namun sebelumnya, beberapa orang yang berada di tempat itu sempat mengabadikan kejadian tersebut dengan kamera ponsel.


Foto Ahmed yang menangis sambil mengusap mata, hidung berdarah, memegang tisu dan tanpa alas kaki menimbulkan kehebohan masyarakat setelah diunggah ke media sosial.

Masyarakat dan netizen bereaksi marah atas kekerasan terhadap anak kecil. Hal itu pun diketahui Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, yang memerintahkan pemimpin Justice and Development Party (Partai Keadilan dan Pembangunan) yang berkuasa melacak keberadaan bocah itu untuk membantu keluarga Ahmed.

Setelah dua hari pencarian, polisi menemukan anak dan ibunya sehingga mereka bisa mulai tindakan hukum.

Departemen Kepolisian İzmir membuka kasus terhadap Adnan Peyi, manajer restoran yang dituduh memukul Ahmed.

Ahmed Hamdo dan Keluarga
Sang ibu, Gusun Abeyd, ternyata baru mengetahui kejadian setelah polisi datang. Namun ia mengatakan tidak akan melayangkan tuntutan karena ia sudah sangat berterimakasih dengan kerelaan masyarakat Turki yang bersedia menampung pengungsi.

“Kami sangat senang dengan Turki. Tuhan memberkati kalian. Saya tidak melayangkan tuntutan karena insiden ini. Saya percaya tuhan yang akan menghukum mereka yang memukul putra saya,” katanya dikutip Hurriyet Daily News.

Ia mengatakan kejadian itu telah mengubah hidup mereka dan berterima kasih pada Presiden serta Perdana Meteri Turki atas hadiah liburan pertama yang mereka dapatkan

“Kami tidak pernah mendapatkan liburan di tempat (hotel mewah) seperti ini… Anak-anak saya sangat gembira. Ini menghilangkan penderitaan akibat perang,” katanya.


Seorang pengurus Justice and Development Party mengatakan akan memastikan Gusun mendapatkan pengobatan untuk penyakit jantungnya. Kelima anaknya juga akan disekolahkan.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Nur ad-Din Mahmud Zengi : Sultan Dari Syria Yang Menggagalkan Pencurian Jazad Rasulullah SAW .::



Peristiwa yang memilukan dan nyaris menampar wajah umat islam terjadi pada tahun 1164 M atau 557 H. Jasad Nabi Muhammad SAW pernah terusik dan nyaris dicuri oleh orang kafir laknatullah. Akhirnya Allah SWT menyelamatkannya dari rencana jahat yang mengancam jasad sang nabi tercinta.

Pintu Makam Rasulullah SAW di Madinah, KSA

Usaha-usaha mengambil jasad nabi dari makamnya untuk dipindah ke tempat lain sudah berkali-kali dilakukan orang, diantaranya adalah yang terjadi pada tahun 557 H (1163 M). Dikisahkan dalam kitab Fusul min Tarikhil Madinah, sebagaimana telah dicatat oleh sejarawan Ali Hafidz.


Pada tahun itu Sultan Nur ad-Din Mahmud Zengi yang menguasai Mesir dan Syiria terkenal sebagai raja yang saleh dan memperhatikan Islam. Pada suatu malam ketika ia tidur di istananya di Damaskus, ia mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW, sedang menudingkan tangannya ke arah dua orang berwajah Eropa, seraya berkata, “Wahai Mahmud, tolonglah aku dari dua orang ini!”.

Al-Malik al-Adil Nur ad-Din Abu al-Qasim
Mahmud Ibn 'Imad ad-Din Zengi
Kemudian ia bangun dan tertegun kaget, lalu berwudhu dan shalat dua rakaat, dan tidur lagi. Ketika sudah tertidur ia melihat seperti yang ia lihat tadi, kemudian terbangun ambil air wudhu, shalat dan tidur lagi dan yang untuk ketiga kalinya, ia bermimpi seperti yang ia lihat pada yang pertama.

Tanpa menunggu pagi, saat itu juga ia panggil menterinya yang saleh dan taat beragama bernama, Jamaluddin al-Musilly. Setelah sultan cerita semua yang ia alami tadi, maka al-Musilly dengan hati-hati berkata: “Ini pasti terjadi sesuatu yang negatif di Madinah, sekarang juga kita harus ke sana dan harus kita rahasiakan dahulu peristiwa yang Sultan alami tadi”.

Malam itu juga Sultan segera mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan dari damaskus ke madinah yang memakan waktu 16 hari, dengan mengendarai kuda bersama 20 pengawal serta banyak sekali harta yang diangkut oleh puluhan kuda. Sesampainya di Madinah, sultan langsung menuju Masjid Nabawi untuk melakukan sholat di Raudhah dan berziarah ke makam Nabi SAW. Sultan bertafakur dan termenung dalam waktu yang cukup lama di depan makam Nabi SAW, bingung tidak tahu apa yang harus dikerjakan.

Berkatalah menteri kepada Sultan: “Dapatkah tuan sultan memastikan dua orang itu kalau sekarang tuan sultan melihatnya?”. “Ya, pasti”, jawab Sultan.

Maka menteri langsung berdiri dan mengumumkan agar semua penduduk Madinah datang ke Masjid, karena sultan akan membagikan hadiah dan sedekah, jangan sampai ada yang ketinggalan. Kemudian satu-persatu penduduk Madinah datang dan dicatat di depan Sultan. Sampai pada orang yang terakhir, Sultan tidak melihat orang yang terlihat dalam mimpi. Lantas sultan bertanya: “Masih adakah yang lain?”.

Penduduk Madinah kemudian menjawab: “Memang masih ada, yaitu dua orang jamaah haji dari Maroko yang mukim disini, mereka saleh dan kaya, sering membagi sedekah dan selalu shalat berjamaah di Masjid Nabawi, mereka merasa sudah cukup tidak perlu ambil sedekah atau hadiah.

“Datangkan mereka kesini sekarang juga…..!”, perintah Sultan.

Terkejutlah Sultan ketika melihat dua orang itu persis dengan yang ia lihat dalam mimpi, lalu ia bertanya, “Dari mana asal kalian berdua?”... “Kami berdua dari Maroko, kami berdua beribadah haji dan ingin bermukim dekat makam Nabi satu tahun”, jawab mereka. “Apakah keterangan kalian dapat saya percayai…?”, desak Sultan agar mereka mengaku yang sebenarnya. Tetaplah mereka bersikeras pada keterangannya dan tidak mengakui apa yang mereka kerjakan sebenarnya.

Maka Sultan datang ke rumah yang mereka sewa (Rumah dekat makam Nabi dari arah kiblat) dan sesampainya di rumah itu yang di temuinya adalah tumpukan harta, sejumlah buku dalam rak dan dua buah mushaf al-Qur’an. Lalu sultan berkeliling ke kamar sebelah. Saat itu Allah memberikan ilham, sultan Mahmud tiba-tiba berinisiatif membuka tikar yang menghampar di lantai kamar tersebut. Masya Allah, Subhanallah.... ternyata ada lubang gua..

Semua yang melihat jadi terkejut dan Sultan memerintahkan salah satu pengikutnya untuk masuk….. dan alangkah terkejutnya….. ternyata lubang itu menuju arah bawah Masjid Nabi dan sudah menembus tembok masjid, hampir sampai tembok makam Nabi. Seketika itu juga, sultan segera menghampiri kedua lelaki berambut pirang tersebut dan menghantamnya dengan sangat keras "Pluaak..Pluook".. keduanyapun jatuh tersungkur.

Setelah bukti ditemukan, mereka mengaku diutus oleh raja Nasrani di Eropa misinya untuk mencuri jasad Nabi SAW. Pengakuan mereka adalah;
  1. Mereka adalah dua orang Kristen dari Spanyol, datang ke Madinah menyamar sebagai jamaah haji dari Maroko.
  2. Maksud kedatangannya adalah melaksanakan tugas suci dari Liga Kristen Internasional untuk mengambil jasad Nabi Muhammad SAW dan dibawa ke Eropa.
  3. Dengan menggali terowongan dan membuang tanah galian ke Baqi’ setiap malam, mereka optimis berhasil mengambil jasad nabi saw.
  4. Semua biaya ditanggung oleh liga tersebut.


Pada pagi harinya, setelah mengakui semua perbuatannya mereka dihukum pancung di sebelah Timur makam Nabi SAW disaksikan semua penduduk Madinah. Karena peristiwa tersebut Sultan memerintah memperkuat bangunan makam dengan menggali sekelilingnya sedalam 15 meter kemudian dicor atau dibeton dengan timah. Setelah pembangunan selesai, sultan Mahmud dan rombongan pulang ke negeri Syam untuk kembali memimpin kerajaannya.


Sumber Dari : http://www.phylopop.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

::. Ummu as-Saad bint Muhammad Ali Najm : Ulama Wanita Penghafal 10 Macam Bacaan Al Qur'an .::

Tahukah Anda, Al-Qur'an diturunkan dengan 7 macam cara baca? Atau dikenal dengan Qiraat Sab’ah (qiraat tujuh). Disebut Qiraat Tujuh karena ada tujuh Imam Qiraat yang terkenal. Masing-masing memiliki langgam bacaan tersendiri. Tiap Imam Qiraat memiliki dua orang murid yang bertindak sebagai perawi (periwayat). Tiap perawi tersebut juga memiliki perbedaan dalam cara membaca Al-Qur'an sehingga ada empat belas cara membaca Al-Qur'an yang masyhur. Apa yang kita baca dan terkenal di masyarakat kita adalah bacaan riwayat Hafs dari Ashim.

***

Menghafalkan Al-Qur'an dengan satu riwayat saja bukanlah perkara mudah. Tak banyak orang yang memiliki tekad dan mampu konsisten menjaga semangat sampai berhasil menghafalkan Al-Qur'an sempurna 30 juz. Menghafalkan Kitabullah ini butuh ketekunan. Kita bisa lihat mereka yang memulai menghafal Al-Qur'an. Pertama-tama menghafal beberapa ayat kemudian terkumpul menjadi satu surat. Ayat dan surat yang telah dihafal terus diulang-ulang sambil menambah hafalan yang baru. Keadaan tersebut terus berulang hingga beberapa bulan atau tahun ke depan. Wajar kalau penghafal Al-Qur'an begitu dihargai.

Itu baru proses menghafalkan satu riwayat, bagaimana kalau lebih dari satu riwayat? Tentu lebih sulit lagi.

Ada seorang wanita, namanya Ummu as-Saad binti Muhammad Ali Najm. Ia adalah seorang ulama wanita penghafal 10 riwayat bacaan Al-Qur'an. Seorang wanita di zaman modern ini yang sangat terkenal di bidang qiraat.

Masa Kecilnya

Ummu Saad dilahirkan pada 11 Juli 1925 di Desa Bandariyah, sebuah desa yang terletak di utara Kota Kairo, Mesir. Ia kehilangan penglihatannya di usia muda. Keluarganya berusaha mengobati matanya dengan pengobatan tradisional yang dikenal di daerah tersebut. Namun sayang, upaya mereka malah membuat Ummu Saad buta total.Ummu Saad

Kebiasaan masyarakat pedesaan di sana, apabila ada seorang anak yang buta, maka mereka mengkhidmatkan sang anak secara total untuk Al-Qur'an. Tentu ini kebiasaan yang baik, anak yang berkekurangan tidak diciutkan mentalnya dengan mengemis di jalanan atau hal-hal buruk lainnya. Ia dibesarkan dan dihibur hatinya dengan Al-Qur'an yang menyejukkan hati. Al-Qur'an yang mulia akan mewarisi kemuliaan untuk mereka. Umur 15 tahun, Ummu Saad berhasil mengkhatamkan hafalannya. Selanjutnya, Ummu Saad tinggal di Kota Iskandariyah, Mesir.

Berkhidmat Untuk Al-Qur'an

Setelah menghafalkan Al-Qur'an, Ummu Saad semakin giat menambah khazanah pengetahuannya tentang kitabullah. Ia mendatangi seorang ulama wanita, Nafisah binti Abu Ala ulama Al-Qur'an di zamannya- untuk belajar Qiraah 10. Syaikhah Nafisah mensyaratkan suatu hal yang berat bagi siapa yang ingin mempelajari Qiraah 10. Syaratnya adalah mereka tidak boleh menikah selama-lamanya. Menurutnya, dengan menikah, para wanita akan tersibukkan dengan rumah tangga, hingga mereka luput dari 10 riwayat hafalan Al-Qur'an yang mereka tekuni. Tentu ini adalah syarat yang tidak dibenarkan syariat dan tidak boleh dipenuhi.

Nafisah sendiri teguh dengan pendiriannya. Dia tidak menikah, mesikupun banyak tokoh yang hendak menikahinya. Ia menyandang status gadis hingga wafat di usia 80 tahun. Syarat berat dari Syaikhah Nafisah diterima oleh Ummu Saad. Ia siap mengabdikan hidupnya untuk menjaga 10 riwayat Al-Qur'an tersebut.

Di usia 23 tahun, Ummu Saad telah berhasil menghafalkan 10 riwayat bacaan Al-Qur'an. Sebagai bukti kokohnya hafalannya, Syaikhah Nafisah pun memberikan ijazah pengakuan kepadanya.


Ummu Saad mengatakan, “Selama 60 tahun; menghafal, membaca, mengulang-ulang hafalan Al-Qur'an, membuatku tidak lupa sedikit pun bagian Al-Qur'an. Aku ingat setiap ayat. Tahu surat dan juz dari ayat tersebut. Tahu detil ayat-ayat yang mirip (atau serupa) dengan ayat lainnya. Dan aku tahu bagaimana membaca dengan setiap riwayat bacaan (langgam) ayat tersebut (dalam setiap qiraat). Aku merasakan betapa aku menghafalkan Al-Qur'an sebagaimana aku menghafal namaku sendiri. Aku tidak membayang-bayangkan karena lupa, satu huruf pun aku tidak lupa dan keliru pengucapannya. Aku tidak mengetahui ilmu lain selain Al-Qur'an dan qiraatnya. Aku tidak pernah menghafal, belajar, atau bahkan mendengar pelajaran selain Al-Qur'an Al-Karim, matan ilmu qiraat, dan tajwid. Selain itu, aku tidak mengetahui bidang ilmu lainnya.”

Dari sini kita bisa mengetahui betapa murninya bacaan Al-Qur'an Ummu Saad karena pikirannya tidak terpengaruh dengan ilmu-ilmu lainnya.

Ummu Saad Menikah

Ummu Saad menikah dengan seorang murid terdekatnya, Syaikh Muhammad Farid Nu’man, seorang qori terkemuka di Iskandariyah. Ummu Saad mengtakan, “Aku tidak bisa memenuhi janjiku yang telah kuucapkan kepada guruku -Syaikhah Nafisah- untuk tidak menikah. Muhammad Farid, biasa menyetorkan hafalannya padaku dengan berbagai qiraat. Aku pun tertarik padanya. Sama sepertiku, ia juga mengalami kebutaan dan mengahfal Al-Qur'an sejak kecil. Aku mengajarinya selama 5 tahun lamanya. Setelah ia menyelesaikan belajar 10 qiraat dan mendapatkan riwayat dariku, ia pun melamarku. Dan aku menerimanya.”

Keduanya telah mengarungi bahtera rumah tangga selama 40 tahun, namun belum juga dikaruniai buah hati. Ummu Saad senantiasa berprasangka baik kepada Allah dan mengambil hikmah dari apa yang ia alami. Di tengah kekurangan tersebut, ia berucap, “Alhamdulillah.. Aku merasa bahwa Allah memilihku untuk selalu berada dalam kebaikan. Mungkin, sekiranya aku hamil aku akan sibuk dengan anak-anak dan terluput dari Al-Qur'an. Lalu hafalanku hilang”.

Jalur Periwayatannya

Seseorang patut berbangga ketika ia mempelajari Al-Qur'an, kemudian bacaannya telah diakui kefasihannya oleh gurunya yang memegang riwayat qiraat. Sehingga kefasihannya mendapat pengakuan sebagaimana (mirip) bacaan ketika Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi dari Allah .

Berikut silsilah riwayat bacaan Al-Qur'an Ummu Saad: qiraat 10 Ummu Saad dari asy-Syathibiyyah dan ad-Durrah: Syaikhah Nafisah binti Abu al-Ala dari Abdul Aziz Ali Kahil dari Abdullah ad-Dasuqi dari Syaikh Ali al-Hadadi –Syaikhul Qurra di negeri Mesir- dari Syaikh Ibrahim al-Ubaidi dari Syaikh al-Jami’ al-Azhar, Muhammad bin Hasan as-Samnudi dari Ali ar-Rumaili dari Syaikh Muhammad bin Qasim al-Baqri dari Syaikh Abdurrahman bin Syuhadzah al-Yamani dari Ali bin Ghanim al-Maqdisi dari Muhmmad bin Ibrahim as-Samdisi dari asy-Syihab Ahmad bin Asad al-Amyuthi dari Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin al-Jazari asy-Syafi’i dari Abdurrahman bin Ahmad al-Baghdadi dari Muhammad bin Ahmad ash-Sha-igh dari Ali bin Syuja’ul Kamal adh-Dharari (Imam asy-Syathibi) dari Imam Abi al-Qasim dari Imam Ali bin Muhammad bin Hudzail al-Balansi dari Abi Dawu Sulaiman bin Najah dari Imam Abi Amr ad-Dani dari Thahir bin Ghalbun dari Ali bin Muhammad al-Hasyimi dari Ahmad bin Shal al-Asynani dari Abi Muhammad Ubaid bin ash-Shabah dari Hafsh bin Sulaiman dari Ashim bin Bahdalah bin Abi an-Najud dari Abi Abdurrahman Abdullah bin Hubaib as-Silmi dari Utsman dan Ali dan Abdullah bin Mas’ud dan Ubay bin Ka’ab dan Zaid bin Tsabit dari Rasulullah yang menerima wahyu dari perantara Malaikat Jibril dari Allah .

Itulah rantai periwayat Ummu Saad bersambung hingga Rasulullah .

Murid-muridnya

Banyak pelajar Al-Qur'an yang mengambil riwayat darinya. Baik tua maupun muda, laki-laki atau perempuan, kalangan insinyur yang mendalami Al-Qur'an, demikian juga dokter-dokter, para guru, dosen-dosen, mahasiswa, dll.

Setiap murid, ia berikan waktu dan perhatian khusus. Masing-masing memiliki waktu tidak lebih dari 1 jam setiap harinya. Mereka membaca, kemudian dikoreksi oleh Ummu Saad kualitas bacaan surat yang telah mereka hafalkan. Ia perbaiki kesalahan-kesalahan muridnya juz per juz hingga selesai 30 juz atas bimbingannya. Koreksi bacaan atau tahsin al-qiraah dilakukan per qiraat. Sedetil itulah ia membimbing murid-muridnya.

Setiap selesai satu qiraat, ia berikan ijazah tertulis sebagai pengakuan atas kualitas bacaan sang murid. Ijazah tersebut juga sebagai bukti bahwa sang murid telah membaca Al-Qur'an di hadapannya dengan sempurna, benar, dengan detil tajwid yang tepat. Masya Allah… betapa waktunya ia dermakan untuk Al-Qur'an dan menjaga kalam ilahi.

Di antara murid-murid tersebut ada yang hanya mengambil satu qiraat. Sedikit di antara mereka yang mengambil 10 qiraat.

Murid-muridnya yang terkenal adalah dr. Ahmad Nu’aini’, Syaikh Miftah as-Sulthani, dan pengajar-pengajar Ma’had al-Qiraat di Iskandariyah.

Perjalanan Ke Hijaz

Salah seorang murid Ummu Saad menghadiahinya tiket perjalan ke tanah haram untuk menunaikan haji dan umrah. Sang murid juga menjamunya di sana. Dalam kesempatan itu pula, Ummu Saad memberikan sanad bacaan kepada puluhan penghafal Al-Qur'an dari berbagai negara. Seperti Arab Saudi, Pakistan, Sudan, Palestina, Libanon, Chad, dan Afganistan. Ijazah termuda diberikan kepada salah seorang penghafal Al-Qur'an dari Arab Saudi yang baru berusia 10 tahun.

Wafatnya Sang Penjaga Al-Qur'an

Ummu Saad wafat di waktu fajar, tanggal 16 Ramadhan 1427 H bertepatan dengan 9 Oktober 2006 M. Allah menganugerahkannya usia cukup panjang, 81 tahun. Jenazahnya dishalatkan di wilayah Bahri, Iskandariyah, Mesir.

Semoga Allah merahmati Ummu Saad, membalas segala usaha kebaikannya dan kesungguhannya dalam menjaga Al-Qur'an Al-Karim. Sedari kecil, ia meng-akrabi Al-Qur'an. Menekuni cabang-cabang kelimuannya. Puluhan tahun berlalu dari usianya, di usia senja, ia tetap bersemangat mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk Al-Qur'an.

***

Semoga kisah perjuangan Ummu Saad dalam menghafal, menjaga, dan mengajarkan Al-Qur'an mampu memberikan inspirasi kepada kita untuk menghafalkan Al-Qur'an, mempelajari hukum-hukumnya, mengamalkan dan mendakwahkannya.


Murid-murid Ummu Saad dengan beragam profesi mereka mengajarkan kepada kita, bahwa Al-Qur'an pun bisa dihafalkan oleh mereka yang sibuk.


Sumber Dari : http://kisahmuslim.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS