RSS
Container Icon

::. Wujud Asli Malaikat Jibril yang di Tampakkan kepada Rasulullah SAW .::

Jibril adalah Malaikat Allah SWT yang tugasnya menyampaikan wahyu dan juga malaikat pembawa rezeki. Malaikat Jibril adalah salah satu nama di antara tiga nama malaikat yang di sebut dalam Al-Qur’an. Nama malaikat Jibril di sebut dua kali dalam Al-Qur’an, yakni pada surat Al-Baqarah ayat 97-98 dan At Tahrim pada ayat 4. Banyak julukan yang tersemat pada malaikat Jibril, seperti Ruh al Amin dan Ruh al Qudus (Roh Kudus), Ar-Ruh Al-Amin dan lainnya.

Dalam kitab tafsir sowi hlm 176 jld 4…
“Maka Malaikat Jibril menampakan diri (aslinya) dua kali. 1 kali dibumi (wahyu pertama) dan 1 kali di langit (Isra Miraj). Dan belum melihat satu pun dari Para Nabi kepada Malaikat Jibril dalam bentuk sebagaimana ia diciptakan kecuali Nabi kita Muhammad SAW.

Rasulullah SAW Menerimah Wahyu Pertama

Sebelum menerima wahyu, Nabi SAW sering bermunajat kepada Allah SWT dan menjauhi keramaian, dan Gua Hira lah yang selalu beliau kunjungi pada malam hari. Dan di gua itu pula Rasul akhirnya menerima wahyu yang pertama. 

Pada suatu malam Allah memuliakan beliau dengan memberi risalah dan rnerahmati hamba-hamba-Nya dengan beliau, datanglah Malaikat Jibril dengan membawa perintah Allah Ta'ala. Rasulullah SAW bersabda, "Jibril datang kepadaku pada saat aku tidur dengan membawa secarik kain Dibaj dan dalamnya terdapat tulisan.
Malaikat Jibril berkata, `Bacalah!' Aku berkata,`Aku tidak bisa membaca.' Malaikat Jibril mencekik leherku dengan kain Dibaj tersebut hingga aku merasa seolah-olah sudah mati kemudian ia melepas cekikannya dan berkata, `Bacalah!' Aku menjawab, 'Apa yang harus aku baca?' Malaikat Jibril kembali mencekik leherku dengan kain Dibaj tersebut hingga aku merasa seolah-olah sudah mati, kemudian ia melepas cekikannya dan berkata, `Bacalah!' Aku berkata, 'Apa yang harus aku Baca?'

Jibril kembali mencekik leherku dengan kain Dibaj tersebut hingga aku merasa seolah-olah sudah mati, kemudian ia melepas cekikannya, dan berkata, `Bacalah!' Aku berkata, 'Apa yang harus aku Baca?' Aku berkata seperti itu dengan harapan ia mengulangi apa yang sebelumnya ia lakukan terhadap diriku. Kemudian ia berkata, 'Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.' (Al-Ala: 1-5).
Aku pun membacanya, sedang Jibril pergi dari hadapanku.

Setelah itu, aku bangun dari tidurku dan aku merasakan ada sesuatu yang tertulis dalam hatiku. Kemudian aku keluar dari Gua Hira.

Ketika aku berada di tengah-tengah gunung, tiba-tiba aku mendengar suara dari langit, "Hai Muhammad, engkau utusan Allah dan aku adalah jibril". Aku hadapkan kepalaku ke langit, saat itu kulihat jibril menjelma seperti orang laki-laki yang membentangkan kedua lututnya ke ufuk langit. Jibril berkata lagi, "Hai Muhammad, engkau utusan Allah, dan aku adalah jibril". Aku berdiri untuk melihatnya tanpa maju dan mundur. Aku arahkan pandanganku kepadanya di ufuk langit, dan aku tidak melihat arah manapun melainkan aku lihat dia berada di sana. Aku berdiri diam terpaku; tidak maju dan tidak mundur.

Perjalanan Isra' Dan Mi'raj

"Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha." (QS. An Najmi : 13-14).

Peristiwa Mi'raj atau dipanggilnya Nabi SAW naik ke langit dan terus ke Sidratul Muntaha setelah melewati langit ketujuh, dapat dipahami dari ayat 13 dan 14 surat An Najmi ini, yang mana dijelaskan bahwa Nabi SAW melihat Jibril secara langsung bentuknya yang asli dua kali, pertamanya waktu menerima wahyu pertama di Gua Hira dan kedua di Sidratul Muntaha waktu Mi'raj.

Menurut riwayat Ibnu Mas'ud tentang ayat diatas, Dia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : "Aku melihat Jibril baginya ada 600 sayap tiap satu sayap menutupi satu ufuk."

Ketika Malaikat Jibril menampakan diri yang tingginya telah ada di ufuk (melewati batas penglihatan). Maka bertanya Rasulullah SAW : Wahai Jibril aku tidak mengira bahwa Allah menciptakan makhluk (yang sangat besar) seperti bentuk mu ini”.

Malaikat Jibril menjawab: “Wahai Muhammad. “Sesungguhnya aku (hanya) telah membentangkan dua sayap. Sesungguhnya aku memiliki 600 sayap, yang ukuran setiap sayapnya seluas antara timur dan barat.”

“Rasulullah SAW berkata: “Sesungguhnya penciptaanmu sangat Besar”

Malaikat Jibril berkata: “Dan tidaklah aku disamping ciptaan-ciptaan Allah hanyalah sesuatu yang kecil.. Dan Allah telah menciptakan Israfil, dia lebih besar dan memiliki 600 sayap, dan setiap sayapnya seukuran seluruh sayapku.. Sesungguhnya dia melipat sayapnya karena takut kepada Allah, sampai-sampai dia melipatnya sekecil mungkin.”
“Lihatlah para malaikat yang takut kepada Allah dan lihatlah Malaikat Jibril yang selalu menemani utusan Allah yang terakhir dan kekasihnya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam , sehingga bentuk dirinyapun tidak diperlihatkan kepada siapapun kecuali kepada sang kekasih yaitu Rasulullah, sampai sampai ketika Rasululah wafat, malaikat Jibril memalingkan wajahnya, dan Rasul bertanya kepada Jibril.”wahai saudaraku kenapa engkau memalingkan wajahmu.?”
Jibril menjawab: “karena aku tidak kuat dan tidak tega melihat engkau dalam sakaratul maut..
***
Wujud malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata manusia tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk tidak akan mampu melihat wujud dari malaikat yang asalnya terdiri dari cahaya, bahkan Muhammad sendiri pun disebutkan secara jelas hanya mampu melihat wujud asli dari malaikat Jibril sebanyak dua kali. Dikatakan bahwa Muhammad telah melihat wujud asli dari Malaikat Jibril yang memiliki sayap sebanyak 600 sayap.
Dalam kisah suci perjalanan Isra’ Mi’raj, sesampainya di pos perjalanan Sidratul Muntaha, Malaikat Jibril tidak sanggup lagi mendampingi Rasulullah untuk terus naik menghadap kehadirat Allah SWT, Jibril berkata : "Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah, perlu 60.000 tahun lagi aku harus terbang. Itulah jarak antara aku dan Allah yang dapat aku capai. Jika aku terus juga ke atas, aku pasti hancur luluh".

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: